PUNCAK LAWU siang hari ini tampak indah dan asri, puncak yang indah itu menyimpan sejuta misteri di dalamnya. puncak yang akan menjadi tempat sejarah bagi dunia persilatan karna di tempat itulah turnamen pedang terbesar sepanjang masa akan di gelar dan juga tempat yang akan menciptakan sosok sakti nomor satu di dunia persilatan tanah jawa. tokoh terhebat yang akan memimpin dunia persilatan yang bergelar raja di raja kaum persilatan.
Jauh di bawah puncak lawu tepatnya di lereng gunung lawu yang meliputi empat wilayah yaitu lereng barat, utara, timur dan selatan terliat rame para tokoh persilatan yang mendirikan kemah untuk tempat singgah sementara guna menunggu hari lima belas bulan delapan yang akan jatuh tepat pada lusa. padahal masih dua hari lagi tapi lereng gunung lawu sudah rame di datangi orang orang hendak ikut turnamen pedang itu. dalam aturan turnamen pedang tersebut meski tidak tertulis namun wajib di patuhi oleh semua orang yaitu jika sudah memasuki wilayah gunung lawu di larang bertarung sebelum hari yang di tetapkan, jika melanggar maka di larang hadir dalam turnamen dan di musuhi oleh semua orang maka meski di antara mereka banyak yang bermusuhan namun tidak ada yang berani melanggar aturan tersebut.
JAUH di kaki gunung lawu tepatnya di desa genuk terliat antoch dan ayu welas sedang duduk di pojok ruangan sebuah rumah makan menikmati makanan yang di hidangkan pemilik rumah makan. mereka makan sambil ngobrol dan bersenda gurau.
"Eh. kita ke puncak lawu yuk gimana? mau tidak?" kata ayu welas.
"mau apa kesana?" tanya antoch.
"Dua hari lagi di puncak lawu akan ada turnamen pedang, aku dengar semua tokoh silat dari berbagai penjuru hadir di sana, pasti di sana rame sekali. mau tidak?" kata ayu welas.
"Turnamen pedang?" tanya antoch pura pura tidak tahu.
"he-em. pasti di sana ada tontonan menarik. kita kesana yuk !" kata ayu welas mengajak.
"Memang apa menariknya?" tanya antoch.
"kau kan orang yang suka berkelana masa tidak tahu. di sana akan ada adu silat antar tokoh tokoh hebat dunia persilatan yang memperebutkan gelar jago nomer satu dunia persilatan, selain itu yang menjadi pemenang akan di angkat menjadi ketua dunia persilatan dan berhak memiliki kitab pusaka inti bumi. konon kitab itu adalah kitab langka yang berisi ilmu silat tingkat tinggi." kata ayu welas.
"kitab pusaka inti bumi? kitab apa itu?" tanya antoch dengan kening berkerut. "Entahlah. aku juga tidak tahu. menurut cerita ayah kitab itu di temukan oleh seorang pertapa di gunung bromo ketika hendak bertapa, tapi apa isinya tidak di mengerti oleh pertapa itu. karna penasaran maka ayah bersama dua sahabatnya mendatangi gunung bromo untuk meliat kitab apa itu sebenarnya. sampe di sana ternyata juga ada lima enam orang yang ingin tahu tentang kitab tersebut. sang pertapa menunjukkan kitab yang di temukan secara tidak sengaja itu yang semua ada lima kitab tipis, yaitu kitab sakti inti bumi, inti api, inti air, inti angin dan inti langit tapi dari kelima kitab itu hanya kitab sakti inti bumi yang ada isinya sedang empat kitab yang lain hanyalah sebuah kitab kosong belaka, tiada tulisan atau gambar apapun. karna tertarik dengan kitab sakti inti bumi maka orang orang yang mendatangi sang pertapa berebut ingin memilikinya sehingga terjadi pertarungan dahsyat di gunung bromo. tidak ada yang menang maupun kalah, akhirnya atas usul sang pertapa lebih baik di adakan pertandingan yang adil dan secara ksatria, siapa saja yang berhasil menjadi pemenang maka dialah yang berhak memiliki kitab sakti inti bumi. semua orang setuju dan sepakat kalo pertarungan di adakan di puncak lawu. karna kabar itu tersebar luas di dunia persilatan maka acara perebutan kitab sakti inti bumi berubah menjadi acara turnamen pedang dan siapa saja yang menjadi pemenang akan memiliki kitab sakti tersebut dan di nobatkan sebagai jago nomer satu dunia persilatan serta menjadi ketua dunia persilatan. Nah, begitulah yang aku dengar dari cerita ayah ku." kata ayu welas bercerita.
"hmm." gumam antoch manggut manggut pelan.
"Gimana? kau tertarik tidak?" tanya ayu welas menatap antoch.
Antoch menatap ayu welas lalu tersenyum sambil geleng kepala. "tidak." jawabnya.
"Hah?! kau tidak tertarik?" seru ayu welas heran sekali. "Yach. padahal aku ingin sekali menonton keramean itu." gerutunya bertopang dagu dengan wajah di tekuk.
"kalo kamu tertarik ingin menonton kenapa kau tidak kesana sendiri?" kata antoch menatap ayu welas.
"nggak akh. kalo tidak bersama kamu aku tidak mau. nggak apa apalah tidak menonton. huh." sahut ayu welas dengan muka muram.
Antoch hanya tertawa pelan saja meliat ayu welas yang muram
"hahahaha. nona tidak usah bermuram durja, jika tuan itu tidak mau menemani mu menonton turnamen pedang di puncak lawu, biarlah aku yang hina ini bersedia menemani mu kesana. haha." seru suara tiba tiba. Antoch melirik ke sudut ruangan di sebelah utara dimana tampak ada tiga orang duduk bersama dalam satu meja. seorang pria usia di atas 40 tahun memake jubah hijau tua bergaris kuning lurus dari atas ke bawah dimana terdapat gambar sebuah gunung dan tulisan berbunyi 'TIMUR' dalam lingkaran. orang ini memiliki wajah yang dingin dan sorot mata yang sangat tajam, kumis tipis melintang di atas bibir dan sedikit jenggot di dagu. rambutnya di biarkan terurai panjang sampe sepunggung. siapakah orang ini?! Dia adalah tokoh kosen yang jarang keluar dari kediamannya di lereng gunung wilis bernama Damar soka. pandangan hidup damar soka sangat tegas dan kadang jarang bisa di terima oleh orang awam kebanyakan serta sangat aneh, oleh pemikirannya yang tidak di mengerti oleh orang lain maka dia di sebut sebagai orang aneh dari timur dan orang persilatan menjulukinya si sesat dari timur.
Orang kedua yaitu seorang pertapa yang seluruh rambut, kumis , alis dan jenggotnya berwarna putih agak kekuningan. orang tua ini memake baju berupa kain warna putih yang di balutkan ke seluruh tubuh kecuali perut dan dada. orang ini tidak di kenal luas di dunia persilatan dan hanya orang orang tertentu yang tahu nama dan gelarannya, dia bernama seto wayan bergelar empu raksapati.
Orang ketiga yaitu seorang pria paruh baya berpakaian kumal penuh tambalan memegang tongkat warna hijau, orang ini tidak asing buat antoch karna pernah ketemu saat di hutan kowaru, Ya dia adalah suto menggolo bergelar si pengemis sakti dari utara. orang inilah yang tadi mengelurka suara menyahuti ucapan ayu welas.
Ayu welas menoleh ke belakang untuk meliat siapa yang bicara tadi. setelah meliat orang yang bicara adalah seorang pengemis tua, dia tidak menghiraukan dan kembali bertopang dagu sambil manyun.
"hahaha. nona, kenapa masih muram? apa kau tidak mau aku temani menonton turnamen pedang itu?" seru suto menggolo alias pengemis sakti dari utara. ketua partai pengemis itu beranjak dari tempat duduknya menghampiri meja ayu welas dan antoch lalu duduk begitu saja.
Ayu welas tidak hiraukan si pengemis tua itu dan tetap muram bertopang dagu.
"haihz. dasar gadis manja." ucap pengemis tua geleng geleng kepala. "kau kenapa? apa orang ini mengganggu mu?" tanyanya lembut seperti orang tua bertanya pada putrinya.
"hu-uh. paman suto jangan mengganggu ku, aku sedang tidak mau di ganggu." rungut ayu welas manja seperti dia sangat kenal dan dekat dengan pengemis tua tersebut. wajahnya makin cemberut dan makin di tekuk.
"Ekh. kapan paman mengganggu kamu? paman kan hanya bertanya saja, masa kau bilang paman mengganggu." kata pengemis tua.
"huh." dengus ayu welas memalingkan muka makin cemberut.
"haihz. dasar anak bandel. kau pasti lari lagi dari istana, apa ayah mu memarahim mu atau kakak mu yang cerewet itu menindas mu? katakan saja pada paman biar paman marahi mereka." kata pengemis tua.
"tidak." kata ayu welas kalem menggelengkan kepala.
"terus apa kalo begitu? kalo kau diam mana paman tahu." kata pengemis tua.
Antoch heran sampe keningnya berkerut meliat ayu welas dan pengemis utara terliat begitu sudah sangat akrab. apa mereka sudah saling kenal atau ada hubungan khusus yang dekat di antara mereka.
Ayu welas tetap diam saja tidak bicara apa apa membuat suto menggolo si pengemis sakti dari utara geleng geleng kepala menghela nafas panjang. dia lalu berpaling menatap antoch lalu tertawa terkekeh.
"tetua." sapa antoch sedikit membungkuk memberi salam hormat.
"heheh. kita bertemu lagi anak muda." kata pengemis tua tertawa pendek.
"benar. suatu kehormatan bagi ku bisa bertemu tetua lagi di sini." kata antoch kalem dan sopan.
"hehehe. kau tidak perlu bersikap sopan pada ku anak muda. aku bukan raja atau hartawan yang slalu minta di hormati, aku hanya seorang pengemis tua yang slalu di hina dan di pandang rendah orang, jadi tidak perlu pake acara penghormatan segala." kata pengemis tua tertawa terkekeh.
"mana berani aku berlaku tidak hormat pada tetua." kata antoch kalem.
"Jangan panggil aku tetua, panggil saja aku pengemis tua atau pengemis bau. aku lebih suka di panggil begitu." kata pengemis tua.
"tapi?" kata antoch ragu ragu.
"Ei. jika kau tidak mau panggil aku seperti itu maka aku tidak akan sudi kenal kau, kelak jika aku bertemu kau lagi pasti akan aku hajar kau !" seru pengemis tua serius.
Antoch terdiam tidak tahu harus bicara apa karna jika dia menuruti memanggil pengemis tua atau pengemis bau itu saja dia berlaku kurang ajar pada orang yang lebih tua darinya.
"Paman suto. aku boleh tidak panggil paman pengemis tua atau pengemis bau?" tanya ayu welas tiba tiba sambil tertawa nyengir.
"apa?! kalo kau berani panggil paman seperti itu, aku pukul kepala mu sampe benjol. mau?" kata pengemis tua melotot.
"dia boleh tapi kenapa aku tidak." gerutu ayu welas manyun.
"kau? berani membantah paman?" kata pengemis tua melotot.
"iya. iya." sahut ayu welas menekuk muka.
"huh. liat saja, nanti jika aku bertemu si raja tua akan aku bilang kau melarikan diri istana." kata pengemis tua mengancam.
"Ekh. jangan ! paman jahat sekali mengadu seperti itu sama ayah. aku kan cuma becanda." seru ayu welas buru buru. dia merajuk sambil memijit mijit lengan pengemis tua itu. "paman. jangan bilang pada ayah ya. jangan ya. aku janji deh nanti kalo paman datang ke istana aku pasti akan masakin makanan yang paling enak buat paman. gimana? mau tidak?" ucapnya merajuk.
"bener?" tanya pengemis tua.
"he-em. janji !" sahut ayu welas mengangguk.
"hehehehe." pengemis tua tertawa sampe terkekeh.
"bagaimana?" tanya ayu welas membujuk.
"baiklah." kata pengemis tua.
"Yeee. terima kasih paman." seru ayu welas bersorak girang.
Pengemis tua suto menggolo ikut tertawa terkekeh bersama ayu welas.
"Ekh paman. siapa dua orang yang bersama paman itu?" tanya ayu welas ingin tahu.
Pengemis tua menoleh ke arah dua orang yang tadi duduk bersamanya sejenak lalu meliat ayu welas lagi. "Orang berjubah hijau itu yang sering di sebut orang persilatan dengan julukan si sesat dari timur Damar soka. kau harus bersikap sopan dan hormat pada dia, jangan bertingkah sembrono." ucapnya memberi tahu.
"Owh. jadi dia yang sering di ceritakan ayah, sesat timur Damar soka." ucap ayu welas manggut manggut.
"Nah. kalo orang tua itu adalah seorang pertapa dari gunung bromo bergelar empu raksapati. dia ahli dalam membuat benda pusaka." kata pengemis tua.
"Owh." gumam ayu welas. "apa yang kalian rundingkan tadi?" tanyanya ingin tahu.
"Ei. sifat mu yang slalu ingin tahu tidak berubah juga. haihz." kata pengemis tua menghela nafas.
"ayolah paman beri tahu aku." bujuk ayu welas.
"iya. iya. kau ini, dasar." kata pengemis tua mengalah. "kami tadi sedang berunding masalah turnamen pedang di puncak lawu." ucapnya.
"Turnamen pedang di puncak lawu? Loh. memang ada masalah apa?" tanya ayu welas heran.
"haihz. kau masih kecil jadi wajar jika tidak tahu ada masalah apa di turnamen pedang itu. seluruh tokoh persilatan dari berbagai golongan hadir di turnamen pedang itu, ini sungguh tidak baik." ucap pengemis tua geleng geleng kepala.
"Loh. seluruh tokoh silat hadir itu bukannya wajar karna tertarik ikut di turnamen pedang. mereka datang karna ingin menjadi jago nomer satu dunia persilatan, nah bukankah dengan semua tokoh hadir jadi bisa di ketahui kehebatan dari masing masing jago silat dan yang menang di turnamen pedang berarti dia benar benar jago yang di akui oleh semua orang. jika tidak hadir semuanya bukankah gelar itu akan terasa kurang? lalu masalahnya dimana?" kata ayu welas.
"haihz. dasar kau benar benar masih hijau." kata pengemis tua menghela nafas.
"kenapa?" tanya ayu welas tidak mengerti.
"Bukan masalah itu yang di pikirkan oleh paman pengemis dan dua orang kawannya tapi masalah yang lebih besar dan serius." kata antoch buka suara.
"kalo bukan itu lalu masalah apa?" tanya ayu welas meliat antoch.
"masalah akibat turnamen pedang." jawab antoch.
"masalah akibat turnamen pedang? apa itu?" tanya ayu welas ingin tahu.
"turnamen pedang memang bertujuan menentukan siapa jago nomer satu di dunia persilatan tapi akibat turnamen pedang itu sangat besar dan serius yaitu seluruh tokoh persilatan yang hadir terdiri dari berbagai aliran dan partai, mereka pasti menyimpan ganjalan di hati yang tidak kecil. Yang kalah akan merasa sakit hati dan mendendam kepada yang menang, Yang menang merasa semakin jumawa dan memandang rendah pada yang kalah. akibatnya bisa terjadi gelombang badai hebat dalam dunia persilatan di kemudian hari. itulah akibat dari turnamen pedang itu." kata antoch menjelaskan menurut pendapatnya.
"Ekh. benar juga apa yang bilang. turnamen pedang ini berakibat yang tidak kecil bagi dunia persilatan. sakit hati dan dendam bakal terjadi setelah turnamen berakhir. kalo begitu apa yang harus kita lakukan untuk mencegah hal itu terjadi?" seru ayu welas.
"tidak ada." kata antoch singkat.
"tidak ada? tidak mungkin. pasti ada satu cara untuk mencegah semua itu." seru ayu welas cepat.
"tidak ada cara untuk mencegah semua itu. satu satunya cara hanya gimana memperkecil akibat turnamen pedang itu." kata antoch pelan.
"cara apa?" tanya ayu welas.
"kita tidak ada wewenang mengatasi masalah itu. aku rasa paman pengemis tahu apa cara itu." kata antoch tersenyum.
"hehehehe." si pengemis sakti dari utara tertawa meliat antoch. "Anak muda. mata mu sungguh tajam, pandangan mu juga cukup luas. aku sungguh salut pada mu. hehehe." ucapnya.
"Pujian paman tidak dapat aku terima." ucap antoch tersenyum.
"hahahaha. pengemis bau, kau begitu memuji pemuda itu, aku mau liat apa dia pantas mendapat pujian itu. anak muda, terimalah !" seru suara tiba tiba yang lalu tiba tiba ada segelas tanah berisi arak melayang cepat ke arah antoch. gelas itu berasal dari orang jubah hijau yaitu damar soka alias si sesat dari timur.
Lemparan gelas berisi arak itu bukan lemparan biasa karna arak di dalam gelas sama sekali tidak tumpah sedikitpun.
Mendapati gelas yang di lempar dengan cara yang tidak biasa, apa lagi ada angin menderu kencang maka antoch tahu kalo lemparan itu mengandung tenaga dalam tinggi yang bertujuan menguji tenaga dalamnya. Antoch buru buru menyentil ke arah datangnya gelas dengan tenaga dalam lunak untuk meredam kecepatan dan tenaga dalam si pelempar. gelas itu secara aneh berhenti tepat di depan antoch seperti tertahan dinding lunak, antoch segera menyambar gelas itu. "terima kasih atas kehormatan tetua sudi mengajak ku bersulang." kata antoch segera meminum arak dalam gelas.
"hahahaha. sampe ketemu lagi di puncak lawu anak muda." kata damar soka yang rupanya sudah tidak terliat lagi di tempat duduknya. tidak hanya damar soka yang hilang tapi pertapa darh gunung bromo juga sudah tidak terliat duduk di tempatnya. tadi hanya suara damar soka yang terdengar tapi orangnya telah pergi jauh dari rumah makan tersebut. dari sini bisa di liat kemampuan damar soka yang berjuluk si sesat dari timur tidak bisa di jajaki tingginya.
Pengemis sakti dari utara cukup terkejut juga meliat antoch mampu meredam lemparan gelas dari damas soka yang di iringi tenaga dalam tidak rendah. "hmmm. tenaga dalam anak muda ini tidak bisa di anggap remeh, dalam usia semuda ini sudah mampu meredam tenaga dalam damar soka apa lagi kelak. aku yakin suatu saat dia pasti akan menggemparkan dunia persilatan. hebat !" batinnya dalam hati.
Pengemis sakti dari utara beranjak berdiri dari tempat duduknya. "aku harus pergi. anak muda, sampe ketemu di puncak lawu." ucapnya langsung melesat pergi.
"Orang orang yang aneh." gumam ayu welas menghela nafas.
"Ayo kita pergi." kata antoch beranjak dari duduknya.
"Ekh. kita mau kemana?" tanya ayu welas heran.
Antoch tidak menyahut dan berjalan keluar dari dalam kedai makan. Ayu welas buru buru menyusul antoch pergi.
* * *
HARI Limabelas bulan delapan sudah tiba, di sebuah tanah lapang yang cukup luas yang terletak di lereng gunung lawu tampak puluhan bahkan sampe ratusan orang berkumpul membentuk lingkaran yang besar. mereka berkumpul di tanah lapang tersebut karna harus mendengar sambutan dan aturan aturan yang akan di terapkan oleh tetua dunia persilatan dalam turnamen pedang dan dalam hal ini yang menjadi penyelenggara adalah empu raksapati karna dialah yang mengusulkan turnamen ini serta pemegang kitab sakti inti bumi. empu raksapati berdiri di tengah lapangan di temani oleh empat orang tokoh yang sudah di kenal luas di dunia persilatan yaitu merto wijaya bergelar raja pedang dari selatan, junta kalayan bergelar iblis racun dari barat, damar soka bergelar si sesat dari timur dan seto menggolo yang bergelar pengemis sakti dari utara.
Kali ini yang bertindak sebagai juru bicara adalah suto menggolo alias pengemis sakti dari utara, dia maju dua langkah ke depan lalu menyoja ke semua orang yang hadir. setelah berdehm dua kali dia lalu mengambil nafas panjang dan mulai buka suara. "saudara saudara semua yang aku hormati, aku ucapkan selamat datang di acara turnamen pedang puncak lawu. seperti yang kalian dengar dan ketahui, acara ini adalah acara adu ilmu silat dan siapapun yang menang akan di angkat menjadi jago nomer satu dunia persilatan serta berhak atas kitab sakti inti bumi." serunya lantang yang terdengar jelas oleh semua orang karna suaranya di iringi dengan tenaga dalam yang tinggi. "Nah. di karnakan banyaknya tokoh yang hadir di turnamen pedang ini maka kami sepakat membuat aturan yang sangat keras dan harus di patuhi oleh semua orang." serunya lagi.
semua orang berkasak kusuk sebentar mengira ngira aturan keras apa yang akan di sampekan oleh pengemis sakti dari utara.
"Peraturan pertama." teriak pengemis sakti dari utara. "Yaitu pertandingan akan di bagi dalam dua tahap. tahap pertama setiap orang harus bertarung dengan ilmu andalan masing masing dan di lakukan secara ksatria. setiap orang harus meraih dua kemenangan baru bisa maju di tahap berikutnya dan yang kalah harus menerima dengan lapang dada tanpa ada ganjalan di hati apapun itu. tahap kedua yaitu setiap orang bebas memake ilmu apapun tanpa batas dan tahap ini juga harus mendapatkan dua kemenangan baru maju ke babak selanjutnya. Peraturan kedua Yaitu peserta bebas memake senjata apapun. peraturan ketiga Yaitu disini kalian boleh maju secara kelompok, berdua, bertiga atau berapapun tergantung dari ilmu andalan kalian. . ." serunya memberi tahu peraturan dalam turnamen pedang sampe selese. "Nah. silakan kalian berunding dulu lalu tepat saat mentari di atas kepala kita mulai turnamen pedang ini." serunya mengakhiri sambutan. Semua orang berkasak kusuk membicarakan peraturan yang di terapkan dalam turnamen pedang tersebut.
Di sudut lain yaitu di atas dahan pohon rindang sebelah barat yang letaknya agak jauh dari tanah lapang tampak dua orang sedang memperhatikan tempat tersebut, dua orang itu tidak lain adalah antoch dan ayu welas.
"Ekh. menurut mu peraturan itu gimana? apa bisa meredam akibat buruk turnamen pedang ini?" tanya ayu welas.
"hmmm. cukup bijaksana dan tepat, meski tidak bisa menghapus efek buruk turnamen namun setidaknya bisa sedikit mengurangi perselisihan yang terjadi." jawab antoch kalem.
"kau benar. aku jadi semakin penasaran siapa yang akan keluar sebagai pemenang turnamen pedang ini. mudah mudahan bukan dari kaum sesat dan jahat agar dunia persilatan tidak bertambah kacau." kata ayu welas.
"kenapa tidak ayah mu saja yang menang?" tanya antoch memancing reaksi ayu welas.
"sulit. ilmu silat ayah setara dengan paman suto, damar soka dan junta kalayan. mereka di sebut sebut sebagai empat jago terkuat dunia persilatan yang menduduki empat arah yaitu selatan, barat, utara dan timur. aku tidak yakin salah satu dari mereka yang keluar menjadi pemenang." kata ayu welas.
"Lalu menurut mu apa orang lain yang keluar jadi pemenang di turnamen pedang ini?" tanya antoch.
"Ya. aku yakin ada seseorang berilmu tinggi yang bakal menjadi juara dan menduduki tempat tengah karna selama ini daerah tengah belum ada yang mampu mendudukinya." kata ayu welas.
"hmmm. selatan, barat, utara dan timur. masing masing arah sudah ada yang menduduki, hanya pusat yang masih kosong. apakah empat jago terkuat masih bisa mempertahankan kedudukan mereka atau mereka akan di gusur orang lain. hmmm. turnamen pedang ini jadi semakin menarik." gumam antoch lirih.
"Ekh. liat, sudah akan di mulai !" seru ayu welas cepat.
Tampak di tengah tanah lapang si suto menggolo alias pengemis sakti dari utara sudah berdiri gagah hendak memulai turnamen pedang tersebut.
"Saudara tokoh silat yang aku hormati, mentari sudah tepat di atas kepala. kita mulai saja acara ini. Nah, silakan siapa hendak maju duluan !" teriak pengemis sakti dari utara lantang.
semua orang berkasak kusuk sebentar saling mengawasi siapa kira kira yang akan maju bertanding duluan. setelah suasana jadi hening tiba tiba dari jurusan barat melesat bayangan hitam ke tengah arena, orang itu adalah seorang pemuda gagah dan memegang kipas putih. "Aku yang rendah bernama aji kalirang berasal dari barat, mohon petunjuk dari saudara pendekar yang terhormat." seru pemuda bernama aji kalirang tenang.
Dari jurusan timur melesat seorang berjubah coklat yang langsung berdiri di depan aji kalirang. "aku bernama suro taji berjuluk si kaki setan. mohon petunjuk saudara aji kalirang." kata orang bernama suro taji.
"nama si kaki setan sudah lama aku dengar, ilmu andalan ku kipas putih dari langit. apa ilmu yang saudara andalkan?" kata aji kalirang ramah.
"huh. aku di juluki si kaki setan tentu ilmu andalan ku jurus kaki setan maut." dengus suro taji.
"hmmm. saudara kaki setan. silakan !" kata aji kalirang membuka tantangan.
"baik. bersiaplah. hyeaat !" seru suro taji si kaki setan maju menyerang aji kalirang dengan jurus mautnya yaitu kaki setan maut.
"hupz !" aji kalirang bergerak ringan menghindari terjangan ganas si kaki setan lalu balas menyerang dengan kipas putih di tangan kanannya dalam jurus kipas putih dari langit.
Terjadilah pertarungan yang cukup seru di antara dua pendekar itu.
"Wah. dua orang itu hebat juga ilmu silatnya. liat si kaki setan bergerak dengan sangat cepat dan berbahaya tapi pemuda itu bisa mengimbangi serangan lawannya." seru ayu welas memuji dua orang yang sedang bertarung. "Ekh. menurut mu siapa yang akan menang?" tanyanya menoleh menatap antoch tapi antoch malah bersandar memejamkan mata. "hei. malah tidur. apa kau tidak tertarik meliat pertarungan seru itu?" serunya.
"hmmm. ini baru pertandingan awal, masih banyak pendekar yang jauh lebih hebat belum turun. dua orang itu memang terliat hebat tapi bagi mereka yang jauh lebih tinggi ilmunya malas untuk meliat pertarungan itu. kau liat saja para ketua dari tujuh partai besar dan beberapa orang yang lain, apa mereka meliat pertarungan itu atau tidak?" kata antoch dengan mata terpejam.
Benar apa yang di katakan antoch, para ketua tujuh partai besar dan beberapa orang yang lain tidak menyaksikan pertarungan itu, mereka memilih bersemedi mengumpulkan tenaga dan semangat untuk pertarungan yang jauh lebih berat.
"benar juga apa kata mu. mereka enggan meliat pertarungan itu. sombong sekali mereka." kata ayu welas.
"bukan sombong tapi mereka pintar dan cerdik dalam menyikapi turnamen pedang ini. pertarungan bukan hanya mengandalkan ilmu silat tapi juga kecerdikan dalam menghitung tenaga dan lawan yang akan di hadapi. apa lagi dalam taha pertama ini setiap peserta di wajibkan harus mengelurkan ilmu andalan secara langsung maka perhitangan benar benar harus di perhatikan. siapa yang cerdik dialah yang akan menang." kata antoch kalem.
"Owh. begitu." ucap ayu welas mengerti. "jadi dua orang itu orang yang bodoh dong karna terlalu dini untuk maju?" tanyanya.
"tidak juga." jawab antoch kalem. "setiap orang punya perhitungan sendiri sendiri. mereka muncul di awal karna tahu pasti yang akan maju bukan dari tokoh yang tinggi hati menganggap derajatnya lebih tinggi, dengan begitu mereka berharap bisa mendapat dua kali kemenangan dengan mudah dan maju di tahap selanjutnya. pemikiran itu jauh lebih masuk akal dari pada harus memaksa diri bertanding belakangan yang pastinya lawan yang akan di hadapi jauh lebih kuat. selain itu yang sudah dua kali menang di awal maka dia mendapat keuntungan lebih besar yaitu punya waktu beristirahat lebih lama untuk menghadapi pertarungan berikutnya." ucapnya.
"hmmm. kalo begitu kenapa para tokoh terkenal itu tidak turun di awal? bukankah mereka akan dengan mudah mendapat dua kemenangan terus istirahat." tanya ayu welas.
Antoch tertawa pendek. "hehe. apa kau pikir mereka mau menjatuhkan derajat mereka? menang melawan musuh yang jauh lebih rendah sama saja menjatuhkan derajat mereka sendiri, mereka memilih lebih baik kalah di tangan lawan yang jauh lebih tinggi di banding menang dengan lawan lemah." ucapnya.
"Akh. dunia persilatan memang memusingkan. aku tidak tahu jalan pikiran mereka." kata ayu welas ngomel ngomel sendiri.
Antoch hanya tersenyum simpul saja mendengar omelan ayu welas.
"hei. liat ! si kaki setan roboh, dia mengaku kalah. wah, pemuda kipas putih itu memang hebat." seru ayu welas.
DI tengah arena tampak si kaki setan sudah terluka, dia menyerah kalah dan langsung pergi turun gunung. tidak lama melesat seorang pria bertubuh kekar penuh brewok di wajahnya.
"aku ki gembong penguasa hutan jatiwaru di timur. bersiaplah ! hyeaaat !" teriak pria brewok itu keras langsung menerjang pemuda kipas putih.
aji kalirang segera melawan sekuat tenaga agar bisa merobohkan ki gembong tapi karna tadi sudah bertarung sengit dengan si kaki setan maka tenaganya banyak berkurang, dalam 10 jurus dia masih bisa mengimbangi namun di jurus berikutnya dia jatuh di bawah angin dan tidak lama kemudian dia roboh terkena pukulan di dadanya hingga muntah darah.
Pertandingan berlangsung silih berganti namun belum ada yang berhasil meraih dua kali kemenangan karna yang menang slalu di kalahkan oleh pendekar baru yang maju.
"Pertandingan ini belum ada yang mendapat dua kali kemenangan dan para tokoh terkenal belum ada yang turun bertarung. sampe kapan ini akan berlangsung?" ucap ayu welas seperti orang ngedumel.
"Sampe ada yang berani membuang ego mereka." kata antoch kalem seraya menguap karna bangun dari tidurnya.
"Ekh. kau sudah bangun?" tanya ayu welas menengok antoch.
"hmmm." gumam antoch mengucek matanya lalu meliat ke arah arena pertandingan. "siapa pria jubah merah itu?" tanyanya.
"Dia bernama ki jambrong. julukannya malaikat tangan api. kalo tidak salah dia salah satu tokoh hitam yang cukup di segani di wilayah timur, agaknya dia yang kali ini bakal mendapat dua kali kemenangan di turnamen pedang ini." kata ayu welas.
"Owh. begitu. hoaehmm. aku bosan, rasanya ingin bertarung sejurus dua jurus dengan seseorang." kata antoch sambil merenggangkan otot otot tubuh.
"Ekh. apa maksut mu? kau mau ikut di turnamen pedang ini juga?" tanya ayu welas menatap antoch terkejut.
"he-em." antoch mengangguk pelan. "dari pada menonton saja, bosan." ucapnya acuh tak acuh.
"heh. dasar orang aneh. kau pikir turnamen ini tempat main main apa. jangan sembarangan, lebih baik disini saja menonton pertandingan dari pada kau babak belur di hajar para pendekar itu." ucap ayu welas menasehati antoch.
"kau yang disini saja menonton aku bertanding. liat saja aku yang akan pertama kali mendapat dua kemenangan itu. hmmm." ucap antoch tersenyum lebar.
"huh. sombong. jangan jumawa kamu, paling paling tidak ada 10 jurus kau sudah teriak teriak menyerah. hik.hik.hik." kata ayu welas mengejek lalu tertawa cekikikan.
"hahaha." antoch tertawa lebar. "aku akan mengalahkan dua lawan ku di bawah 10 jurus. akan aku buktikan pada mu." ucapnya.
"cih. dasar orang yang tidak tahu tingginya gunung." dengus ayu welas mencibir antoch.
Tampak di tengah arena pertarungan ki jambrong bergelar malaikat tangan api sedang bertarung dengan seorang laki laki dewasa berkumis tebal dan terliat sekali ki jambrong seperti tengah mempermainkan laki laki dewasa tersebut dan tidak lama dalam satu gerakan cepat ki jambrong mengelurkan jurus terhebatnya yaitu jurus tangan api hijau yang sangat beracun ke arah dada laki laki dewasa itu.
"Aaagkh !" jerit laki laki dewasa itu.
Tubuh laki laki dewasa itu terpental jauh sampe semua orang tersentak meliat keganasan ki jambrong. tubuh laki laki dewasa itu beberapa jengkal lagi akan jatuh ke tanah namun tiba tiba sebuah bayangan biru melesat cepat menyambar tubuh laki laki itu. Bayangan biru itu ternyata adalah antoch, dia meletakkan laki laki dewasa itu di tanah dan buru buru menotok jalan darah penting di tubuh laki laki itu, dia segera memeriksa luka dalam laki laki itu dan mendapati luka dalam laki laki itu sangat parah. dia segera mengerahkan hawa murni ilmu 9 mataharinya untuk mendesak hawa racun pukulan lawan dari tubuh laki laki itu.
"hoegkh." laki laki itu muntah darah hitam tanda racun telah berhasil di kelurkan dari tubuhnya.
"Adiguna !" seru seorang wanita cantik bersama dua orang pria menghampiri laki laki dewasa tersebut. raut wajah mereka menunjukkan kecemasan yang sangat.
"Dia terluka dalam parah tapi aku sudah berhasil mendesak semua racun dari tubuhnya. untuk sementara dia baik baik saja dan masih bisa bertahan." kata antoch memberi tahu.
"terima kasih." kata wanita cantik itu menatap antoch.
"Untuk semetara biarkan dia rebah di tanah dulu agar darahnya yang bergejolak mereda. nanti setelah selese aku bertarung, aku akan mengobati dia." kata antoch.
"tapi?" wanita cantik itu tampak ragu ragu.
"tenang saja. aku mahir ilmu pengobatan." kata antoch meyakinkan.
"baiklah. terima kasih !" kata wanita cantik itu mengangguk lalu bersama dua temannya membawa adiguna keluar dari arena pertarungan.
"hahahaha. siapa yang akan melawan ku? majulah !" teriak ki jambrong dengan sikap jumawa.
semua orang saling pandang dan berkasak kusuk kira kira siapa yang akan maju melawan ki jambrong, tokoh cukup di takuti karna memiliki ilmu yang sangat beracun yaitu ilmu tangan api hijau.
"Aku." sahut suara dari samping ki jambrong yaitu Antoch.
"kau?" kata ki jambrong dengan kening berkerut. "haha. bocah, apa kau yakin hendak melawan ku? " ucapnya bertanya memandang rendah antoch.
Antoch hanya tersenyum tipis saja berdiri tenang di hadapan ki jambrong alias malaikat tangan api seperti layaknya seorang pendekar besar.
"huh. lagak mu sombong juga bocah. baik, beri tahukanlah apa jurus yang kau andalkan?" seru ki jambrong dengan nada suara penuh tekanan.
"Nakmaz. hati hati, orang itu sangat licik. ilmu pukulan tangan api hijaunya sangat beracun." seru seseorang dari jurusan utara yang tidak lain adalah ki renggo malaikat pasir besi ketua partai pasir besi.
"Nakmaz. hati hati pada jurus sesatnya, jangan lengah !" seru suara dari arah barat yaitu bayan ludira ketua aliran naga hitam.
Antoch menoleh ke arah ketua partai pasir besi dan ketua aliran naga hitam lalu menyoja hormat pada mereka. "terima kasih atas petunjuk para ketua yang terhormat !" ucapnya.
"huahahaha. bocah, rupanya teman teman mu mencemaskan mu. lebih baik kau pulang saja dari celaka di tangan ku." seru ki jambrong tertawa terbahak bahak jelas meremehkan antoch.
"heheh." antoch tertawa di hidung tetap tenang tidak terpancing emosinya.
"bocah. beri tahukanlah ilmu apa yang kau andalkan sebelum kau ku kirim ke neraka." bentak ki jambrong.
Antoch hanya tertawa kecil sejenak. "hmmm. aku hanya mahir dalam ilmu pengobatan jadi aku tidak punya ilmu andalan apa apa, tapi karna tetua sudah sudi bertanya tidak enak rasanya bila tidak memberi tahu. aku hanya memiliki satu jurus remdah yang ku ciptakan sendiri, ilmu itu aku beri nama ilmu 9 jalur neraka. harap tetua jangan menertawakan jurus saya yang banyak cacatnya." ucapnya sambil menyoja.
"huh. ilmu apa itu? aku tidak pernah mendengarnya." dengus ki jambrong. "sudahlah. ayo kita mulai saja pertarungan in." serunya.
"baiklah. harap tetua sudi menaruh belas kasihan pada ku yang rendah ini." kata antoch tersenyum.
"hmmm. karna kau lebih muda dari ku maka aku persilakan kau menyerang ku lebih dahulu." kata ki jambrong membuka tantangan.
"baik." antoch berdiri tegak demgan kedua kaki dirapatkan, tangan kiri dia taruh di belakang tubuh dan tangan kanan dia julur ke depan dengan telapak tangan di tekuk ke atas menghadap ke belakang.
sikap antoch yang aneh itu membuat semua orang terheran heran karna mereka tidak pernah meliat ada sikap aneh seperti itu sebagai jurus pembuka. kebanyakan dari orang orang yang ada di tempat itu menduga jika pemuda jubah biru itu akan di kalahkan ki jambrong dengan mudah, ada juga yang merasa kasihan pada antoch karna gegabah berani maju menantang ki jambrong yang sudah cukup lama mendapat nama besar di dunia persilatan, tapi ada juga yang berpikir lain kalo pemuda jubah biru itu pasti bukan orang biasa dan berilmu tinggi.
"aku mulai !" seru antoch lantang. "hyeat !" teriaknya maju menyerang.
Antoch melesat ringan ke arah ki jambrong dalam gerakan sederhana saja.
ki jambrong yang meliat gerakan antoch yang sederhana itu tertawa meremehkan. dia sedikit mengalirkan tenaga dalam ke tangan kanan dan ketika antoch sudah dekat, secepat kilat dia memukul ke arah dada antoch agar pemuda jubah biru itu tahu rasa karna berani menantangnya. pukulan itu tepat mengarah ke dada antoch tapi ki jambrong jadi terkejut dan heran karna pukulannya seperti menembus tubuh dan seolah olah hanya memukul angin saja. tahu tahu dia merasa pundaknya di sentuh oleh sesuatu seperti di tepuk.
ki jambrong melompat mundur menjauh dari antoch dan berdiri menatap antoch tajam. "Anak muda. apa kau meremehkan aku. hah?" bentaknya.
Dia berkata begitu karna merasa pundak yang di tepuk antoch tidak mengalami perubahan apa apa seperti sengaja di permainkan oleh antoch.
"ah. mana berani saya bertindak seperti itu pada tetua." kata antoch kalem.
"huh. kalo begitu seriuslah jika tidak jangan salahkan aku kalo kau benar benar celaka di tangan ku." dengus ki jambrong.
"Justru saya yang menasehati tetua, jika tetua tidak serius melawan ku maka tetua sendiri yang akan menyesal nanti." kata antoch tenang tapi sangat berpengaruh.
"bangsat !" maki ki jambrong gusar. "berani sekali kau menasehati ku, bocah busuk ! baik, aku tidak akan sungkan sungkan lagi membunuh mu. bersiaplah kau menghadap raja neraka." bentaknya keras.
Antoch menatap ki jambrong dengan tersenyum tipis.
"hyeaatt. !" ki jambrong melesat cepat melancarkan serangannya dalam jurus mautnya yaitu jurus tangan api hijau mengarah ke dada antoch.
Semua orang menduga kali ini pasti pemuda jubah biru celaka oleh pukulan maut tangan api hijau yang sangat dahsyat.
Antoch hanya tersenyum tipis menanti serangan ki jambrong yang mengarah ke dadanya, dia bergerak ringan saja namun mampu mengelak dari pukulan ki jambrong dan secepat kilat tangan antoch bergerak menepuk bahu ki jambrong.
ki jambrong gusar bukan kepalang karna merasa di permainkan antoch, dia jadi menggencarkan serangannya tapi lagi lagi dia slalu di tepuk di beberapa bagian tubuhnya yaitu bahu kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri, punggung di empat tempat. semua ada 8 titik jalan darah yang di tepuk antoch.
"ki jambrong !" teriak ki renggo lantang. "lebih baik kau menyerah saja, kalo kau terkena satu tepukan lagi maka kau pasti akan celaka." ucapnya.
"menyerah? apa maksut mu?" seru ki jambrong heran. karna dia merasa setiap tepukan antoch tidak membuat tubuhnya ada sesuatu yang aneh, kenapa ki renggo menyuruhnya menyerah? aneh sekali. pikirnya.
"aku hanya berusaha mengingatkan mu saja. jika kau sampe kena tepukan sekali lagi maka kau pasti celaka. lebih baik kau menyerah saja sekarang sebelum terlambat." seru ki renggo.
"huh. omong kosong !" teriak ki jambrong tegas. "Justru dia yang akan celaka di tangan ku dengan ilmu malaikat tangan api ku !" ucapnya tegas.
"hahaha. dasar manusia bodoh. sekalipun kau memiliki ilmu dewapun itu percuma saja, kau akan tetap celaka. aku sudah memberi mu peringatan, menyesalpun sudah terlambat. silakan saja jika kau tidak percaya. hahaha." seru ki renggo lalu tertawa lebar.
"huh. aku tidak percaya ucapan mu manusia muka comberan. kau liat saja, pemuda itu pasti binasa dengan tubuh seperti arang." dengus ki jambrong tegas.
Ki jambrong segera membuat gerakan jurus malaikat tangan api di sertai tenaga dalam tertinggi, tampak telapak tangan ki jambrong berubah warna menjadi hijau kehitaman tanda sangat beracun yang amat jahat. "bersiaplah menghadap raja akherat bocah !" ucapnya dingin.
"huh. majulah." tantang antoch tenang sekali.
"Pukulan malaikat tapak api. hyeaa !" teriak ki jambrong sambil menghantam ke arah antoch.
"hupz !" antoch tidak bergerak dari tempatnya, jarinya bergerak cepat menyentil ke arah dada ki jambrong.
Apa yang akan terjadi?!
Semua orang terbelalak sampe ternganga meliat pemandangan yang membuat mereka heran dan tidak mereka mengerti yaitu dimana tampak ki jambrong berhenti bergerak tepat di depan antoch dengan tangan menempel di dada antoch. Yang mereka heran adalah antoch tidak terpental atau terluka sama sekali dan malah tersenyum meliat ki jambrong.
"Kau . .?!" kata ki jambrong tercekat meliat antoch dengan tatapan yang sukar di lukiskan.
"hmmm. maaf." ucap antoch tersenyum lalu balik badan membelakangi ki jambrong.
"huegkh !" ki jambrong muntah darah lalu roboh di tanah tidak bergerak karna pingsan.
"Ekh !?" semua orang kaget sekali meliat kejadian itu. semua orang mengira tadi ki jambrong sengaja menahan pukulannya karna merasa kasihan jika harus membunuh pemuda jubah biru itu tapi kenapa ki jambrong yang roboh tanpa di sentuh antoch sama sekali. hal ini benar benar membuat semua orang jadi heran dan bingung.
"huh. dasar orang bodoh. aku sudah mengingatkan untuk menyerah saja tapi dia malah jumawa. rasakan sendiri akibatnya." dengus ki renggo meliat ki jambrong yang tergeletak tidak bergerak di tengah arena pertandingan. beberapa orang yang berada di dekat ketua pasir besi menoleh meliat orang tua itu.
"ki renggo. maaf jika aku boleh bertanya, apa yang terjadi pada ki jambrong sebenarnya? mohon petunjuk mu." ucap seorang pria paruh baya berparas kalem. dia adalah salah satu dari tujuh pendekar partai awan merah yang sangat terkenal bernama jisaka, adik ketiga dari ketua partai awan merah.
ki renggo menoleh ke arah jisaka. "ah. tuan jisaka. tentu saja boleh." ucapnya menyoja. "tuan jisaka tentu sudah dengar nama ilmu tadi yang di sebutkan oleh pemuda itu. dia bernama panji berasal dari aliran tapak suci." ucapnya.
"aliran tapak suci?" ucap jisaka dengan kening berkerut karna belum pernah dengar nama aliran itu.
"tentu tuan jisaka belum pernah dengar nama aliran tapak suci, akupun juga belum pernah dengar tapi nakmaz panji sendiri yang bilang pada ku kalo dia berasal dari aliran tapak suci." kata ki renggo.
"Owh. begitu." ucap jisaka manggut manggut.
"hmmm. ilmu 9 jalur neraka adalah ilmu aneh yang bekerja menghubungkan 9 titik jalan darah manusia dan apa bila 9 titik jalan darah berhasil di totok maka akibatnya sangat mengerikan. seluruh urat di tubuh akan putus dan efek terparah adalah seluruh ilmu yang kita miliki akan musnah untuk selamanya." ucap ki renggo menjelaskan.
"APA?!" seru orang orang yang mendengar tercekat kaget.
"aku tidak tahu gimana cara kerja ilmu itu tapi yang pasti jika sampe 9 titik jalan darah kita terkena tepukan maka tamat sudah, kita tidak mungkin bisa selamat." kata ki renggo.
"kalo begitu ilmu itu sangat hebat dan sulit di hindari." kata jisaka.
"maaf ki. aku masih penasaran dengan pertarungan tadi, bukankah ki jambrong hanya terkena 8 tepukan saja tapi kenapa dia bira roboh terluka parah, padahal tepukan itu terliat pelan dan tidak berbahaya apa lagi yang di tepuk di titik jalan darah yang tidak vital. mohon petunjuk ki renggo." kata seorang pria di samping jisaka, dia bernama jantaka adik ke enam ketua partai awan merah.
"hmmm. tuan jantaka memang benar, ki jambrong memang tertepuk 8 titik jalan darahnya tapi tuan jantara tidak tahu jika ki jambrong sendirilah yang telah menotok titik jalan darahnya yang ke sembilan." kata ki renggo.
"apa maksut ki renggo? ki jambrong yang menotok titik jalan darahnya sendiri? itu... itu mustahil." seru jantaka tidak percaya.
"benar ki. mana mungkin ki jambrong menotok titik jalan darahnya sendiri. sulit di percaya." imbuh jisaka. "huh. awalnya aku juga tidak percaya seperti kalian tapi itulah kenyataan yang terjadi. murid ku sura widura pernah bertarung dengan pemuda itu dan dia juga mengalami hal yang sama seperti yang ki jambrong alami. bila sudah terkena 8 tepukan di titik jalan darah kita maka jangan sekali mengerahkan tenaga dalam apa lagi mengeluarkan ilmu kesaktian karna ilmu kita sendiri yang menotok titik jalan darah yang ke sembilan itu. kalo kalian tidak percaya silakan kalian periksa luka ki jambrong maka kalian akan meliat 9 titik jalan darah yang tertotok." ucap ki renggo.
semua orang saling pandang antara percaya dan tidak. jisaka dan jantaka saling pandang sejenak lalu menyuruh dua murid mereka mengangkat tubuh ki jambrong. dua murid jisaka buru buru mengangkat tubuh ki jambrong dan di bawa ke hadapan guru mereka.
Jisaka membuka baju ki jambrong untuk meliat lukanya dan benar saja di tubuh ki jambrong terdapat 9 titik biru tanda titik jalan darah yang tertotok, dia juga mendapati beberapa urat di tubuh ki jambrong terputus yang berarti ilmu ki jambrong telah musnah.
semua orang yang meliat itu terkejut, mereka baru percaya apa yang ki renggo katakan. mereka menatap antoch dengan perasaan kagum akan ilmu yang di miliki pemuda jubah biru itu.
"kakak pertama. terus terang aku masih penasaran dengan ilmu 9 jalur neraka itu, ijinkan aku bertarung dengan pemuda itu." kata jantaka menatap pria berjubah biru garis garis hitam yang di punggunnya ada gambar pedang dalam awan merah yaitu ketua partai awan merah bernama barda.
"Adik keenam !?" seru jisaka terkejut mendengar ucapan jantaka.
"kakak kedua. tenang saja, aku yakin ilmu partai awan merah tidak akan mudah di kalahkan begitu saja oleh ilmu 9 jalur neraka pemuda itu." kata jantaka serius.
"tapi.." kata jisaka kuatir.
"Majulah ! kau harus hati hati dan jangan sampe lengah, sebisa mungkin hindari tepukan pemuda itu." kata ketua partai awan merah tiba tiba penuh wibawa.
Jantaka senang karna di ijinkan kakak pertamanya. "hmm. terima kasih kakak pertama." ucapnya mengangguk.
Jantaka segera melesat ke tengah arena di hadapan antoch lalu menyoja hormat tidak memandang rendah. "ilmu 9 jalur neraka tuan hebat luar biasa, aku sungguh kagum sekali." ucapnya ramah.
"Paman terlalu memuji, aku tidak bisa menerima pujian itu." kata antoch seraya balas menyoja.
"Nama ku jantaka, orang ke enam dari tujuh pendekar partai awan merah, mohon petunjuk dari tuan." kata jantaka.
"Ah. mana berani aku berlaku tidak sopan pada paman, aku harusnya yang mohon petunjuk paman." kata antoch kalem.
"hmmm." gumam jantaka merasa kagum akan sikap antoch yang rendah hati dan menghormati lawan yang lebih tua. "ilmu yang ku andalkan adalah jurus pedang pengejar awan, mohon petunjuk tuan." ucapnya seraya mencabut pedangnya.
"karna jurus paman adalah jurus pedang maka tidak sopan rasanya jika aku menghadapi paman tanpa senjata." ucap antoch kalem.
"tidak apa apa. aku ingin berkenalan dengan ilmu 9 jalur neraka mu, tidak enak rasanya jika kau bersenjata memake jurus lain. bukankah itu akan melanggar aturan turnamen ini." kata jantaka.
"hmmm. baiklah jika begitu." kata antoch.
"bersiaplah. aku mulai. hupz !" seru jantaka memainkan pedang di tangannya lalu menyerang antoch.
semua orang meliat ke arena pertarungan dengan penuh perhatian, mereka penasaran siapa yang akan keluar jadi pemenang, apakah jantaka pendekar ke enam partai awan merah yang terkenal bernasib sama seperti ki jambrong atau pemuda jubah biru yang kali ini akan roboh di tangan jantaka. semua orang memusatkan perhatian dan menjadi ikut tegang meliat pertarungan itu.
Antoch tahu jika lawannya kali ini adalah pendekar dari partai awan merah yaitu salah satu dari tujuh partai besar, jika dia merobohkan jantaka dalam 9 gerakan maka nama besar pendekar ke enam partai awan merah akan runtuh dan pasti akan malu serta sulit mengangkat kepala lagi di dunia persilatan. antoch tidak mau hal itu terjadi maka dia ingin membuat pertarungan ini terliat seru dan sengit sehingga nama besar jantaka tidak runtuh semuanya.
Antoch bergerak ringan menghindari serangan pedang jantaka namun pedang jantaka seperti punya mata dan slalu mengejar kemana antoch menghindar.
Jurus pedang pengejar awan terdiri dari 72 jurus dan selama ini jarang ada yang bisa lolos lebih dari dua puluh jurus tapi hari ini antoch mampu lolos lebih dari 50 jurus jelas ini membuat jantaka jadi penasaran, apa lagi dia tidak meliat antoch melancarkan serangan berupa tepukan jurus 9 jalur neraka yang dia waspadai itu.
"hmmm. asal aku bisa menghindari tepukannya di 9 titik jalan darah bagian dada dan belakang tubuh ku maka aku pasti tidak akan celaka." batin jantaka dalam hati.
Pikiran jantaka keliru karna ilmu 9 jalur neraka bisa antoch arahkan ke segala titik jalan darah yang antoch ingin dia serang jadi tidak hanya 9 titik jalan darah seperti apa yang di liat jantaka pada tubuh ki jambrong. padahal tanpa di sadari jantaka, antoch telah menepuk empat titik jalan darah di dua tangan jantaka dan tiga titik jalan darah di kaki jantaka.
"hyeaat !" teriak jantaka menyabetkan pedangnya mengarah kaki antoch namun dia jadi terkejut karna dia seperti menyabet angin saja padahal jelas jelas pedangnya tepat mengenai kaki antoch.
Plak !
Suara tepukan beradu antara tangan antoch dengan bahu jantaka.
"Ekh !?" jantaka tersentak merasakan bahunya di tepuk antoch, dia buru buru melesat menjauh dari antoch sambil memutar pedang ke belakang agar antoch tidak dapat menepuk lagi belakang tubuhnya.
Antoch mundur ke belakang lalu berdiri tegak menatap jantaka dengan tenang dan tersenyum.
"huh. masih satu tepukan, kau jangan senang dulu karna aku tidak akan membiarkan mu menepuk 8 titik jalan darah ku yang lain." seru jantaka menatap tajam antoch.
"salah !" kata antoch singkat.
"salah? apa maksut mu?" tanya jantaka tidak mengerti.
"aku sudah menotok 8 titik jalan darah mu, tinggal 1 titik jalan darah lagi." kata antoch kalem.
"APA?!" kejut jantaka. "kau telah menotok 8 titik jalan darah ku? tidak mungkin. aku tidak merasa apa lagi meliat kau menepuk 8 titik jalan darah ku. kau pasti hanya menggertak ku." serunya tidak percaya.
Semua orang juga heran dengan ucapan antoch yang mengatakan telah menepuk 8 titik jalan darah jantaka, padahal mereka hanya meliat antoch baru sekali menepuk titik jalan darah jantaka yaitu baru saja di bahu. aneh sekali jika antoch berkata seperti itu.
Jisaka yang juga heran menoleh meliat ki renggo barang kali ketua partai pasir besi itu bisa memberi keterangan. "ki renggo. apa yang di katakan pemuda itu benar atau cuma gertakan saja? mohon petunjuk ki renggo." tanyanya.
ki renggo menoleh menatap jisaka. "apa yang di katakan pemuda itu memang benar. dia tidak berbohong." ucapnya.
"APA?!" kejut jisaka. "tapi aku liat pemuda itu baru sekali menepuk jantaka yaitu di bahu tadi." ucapnya masih tidak percaya.
"hmmm. tidak. yang kita liat memang hanya sekali saja dia menepuk tapi coba tuan jisaka mengingat ingat pertarungan tadi, berapa kali tuan jantaka dan panji beradu fisik?" ucap ki renggo.
Jisaka coba mengingat pertarungan jantaka dan antoch, berapa kali dua orang itu beradu fisik. setelah ingat dia langsung tersentak kaget, dia menatap ki renggo dengan pandangan yang seolah tidak percaya.
"hmmm. Ya, saat itulah panji telah menotok jalan darah tuan jantaka. jika sekali lagi tuan jantaka terkena totokan jalan darahnya maka nasibnya akan sama seperti ki jambrong." kata ki renggo. dia tidak mau menasehati jisaka agar menyuruh jantaka menyerah saja karna itu sama menghina partai awan merah, apa lagi partai awan merah termasuk salah satu dari tujuh partai besar jadi mana mungkin dia menyuruh partai awan merah untuk menyerah.
Semua orang memandang kagum pada pemuda jubah biru akan ilmu silatnya yang unik namun sangat hebat. kini apakah yang akan di perbuat anggota partai awan merah, menyerah atau tetap meneruskan pertarungan. semua orang menunggu keputusan dari ketua partai awan merah.
"kakak pertama. apa yang harus kita lakukan? apa kita suruh adik ke enam menyerah atau membiarkan dia tetap bertarung?" tanya jisaka menatap barda ketua partai awan merah meminta pendapat.
"hmmm. biarkan dia tetap meneruskan pertarungan." kata ketua partai awan merah mantap.
"tapi?" kata jisaka ragu ragu.
"adik kedua. partai awan merah adalah salah satu dari tujuh partai besar, apa kau ingin menyuruh adik ke enam menyerah yang dapat merusak nama harum partai awan merah? sekalipun adik ke enam kalah tapi dia kalah secara terhormat bukan secara pengecut yang takut karna tidak mau kehilangan ilmunya. murid partai awan merah boleh di bunuh tapi tidak boleh terhina." kata ketua partai awan merah tegas dan angker.
Semua orang memuji sikap ketua partai awan merah yang gagah dan ksatria itu, memang sebagai seorang pendekar gagah harus tabah dan tegar menghadapi rintangan seberat apapun, lebih baik kalah terhormat dari pada menjadi pengecut yang takut mati.
"he-em." jisaka mengangguk paham. dia meliat lagi ke arena pertarungan. "adik ke enam. apa yang di katakan pemuda itu benar, 8 jalan darah mu telah tertotok. kau harus hati hati jangan sampe gegabah mengeluarkan tenaga dalam atau ilmu. serang dia dengan kelincahan jurus pedang pengejar awan mu." serunya memberi tahu dan menasehati.
"Aku mengerti !" sahut jantaka mengangguk cepat. dia lalu menatap antoch tajam. "aku akui kau memang hebat tapi kali ini jangan harap kau bisa menotok ku lagi. bersiaplah !" serunya.
Antoch hanya tersenyum saja meliat jantaka seolah merasa yakin bisa merobohkan pendekar ke enam partai awan merah itu.
semua orang tidak ingin berkedip sedikitpun agar bisa meliat gimana cara pemuda jubah biru itu menotok jantaka.
"hyeaat !" teriak jantaka melesat dengan kecepatan tinggi menyerang antoch dalam jurus terhebat yang di milikinya. pedangnya lurus mengarah ke lambung antoch, dia berbuat begitu karna tidak mungkin antoch akan bisa menyentuh dirinya karna jangkauan pedang lebih panjang di banding tangan. selain itu dia juga berusaha menjaga jarak agar terhendar dari tepukan antoch.
Antoch berdiri tenang menanti serangan pedang yang mengarah ke lambungnya, sejengkel lagi pedang jantaka akan menusuk perutnya dia bergerak ringan menggeser tubuhnya sehingga pedang jantaka hanya lewat di samping kirinya saja. tangan kananya bergerak cepat ke arah pundak jantaka seolah ingin menepuk.
Semua orang yang meliat tangan antoch bergerak cepat akan menepuk pundak jantaka sampe menahan nafas saking tegangnya terbawa arus pertarungan yang memang menegangkan itu. jika tangan kanan antoch berhasil menepuk pundak jantaka maka sudah dapat di pastikan tamat sudah nasib pendekar ke enam partai awan merah itu.
Jantaka yang meliat tangan kanan antoch mengarah ke pundaknya buru buru merunduk dan membuang diri menjauhi antoch lalu secepat kilat melenting tinggi agar tidak terkena serangan susulan antoch bila pemuda itu menyerang ketika dia menghindar. dia melayang turun dengan ringan sekali dan mendarat ke tanah tenang.
plok..plok..plok !
Semua orang menghela nafas lega bertepuk tangan rame meliat aksi dua pendekar yang menegangkan itu.
"Fiuh. hampir saja." kata jisaka menghela nafas lega. "Adik, bagus!" serunya.
Jantaka berdiri menatap antoch dengan bibir tersenyum sinis seolah mengejek usaha untuk menepuk pundaknya tidak akan pernah berhasil namun tiba tiba dia merasakan seperti tersengat petir di seluruh tubuhnya yang membuat dia terkejut bukan main. pedang di tangannya terlepas jatuh dari tangannya lalu di susul muntah darah dari mulutnya. "huegkh."
Jantaka meliat antoch dengan pandangan yang heran dan bingung namun hanya sejenak karna setelah itu dia roboh tergeletak tidak bergerak lagi atau pingsan.
"Ekh !?" semua orang sampe terlonjak kaget meliat jantaka muntah darah lalu roboh. mata mereka sampe terbelalak dengan mulut ternganga tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Jelas jelas jantaka berhasil menghindari tepukan antoch dan mereka tahu tangan antoch sedikitpun tidak menyentuh pundak jantaka tapi kenapa jantaka muntah darah dan roboh pingsan. hal itu membuat semua orang jadi bingung, heran dan tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Tanpa di ketahui oleh semua orang dan jantaka kalo di saat pedang jantaka lewat di samping kiri antoch sebenarnya tangan antoch menyentil ke arah pergelangan tangan jantaka yang memegang pedang, tangan kanan antoch bergerak mengarah pundak jantaka sebenarnya hanya tipuan belaka agar jantaka mengira kalo pundaknya yang di incar sehingga tanpa di sadarinya kalo pergelangan tangannyalah yang di incar antoch. itulah kenapa semua orang tidak tahu apa yang terjadi pada jantaka karna pandangan mereka tertuju pada tangan kanan antoch yang mengarah pundak jantaka sehingga tidak meliat tangan kiri antoch menyentil pergelangan jantaka.
Antoch berdiri meliat jantaka sejenak lalu berjalan keluar arena menuju dimana orang yang tadi terluka terkena tangan api hijau ki jambrong yaitu adiguna.
"Adik ?!" teriak jisaka dan ketua partai awan merah serentak buru buru berlari mendekati jantaka.
"Adik ! Adik ke enam !" teriak jisaka langsung mengangkat tubuh jantaka yang pingsan untuk di sandarkan di tubuhnya.
Barda ketua partai awan merah buru buru memeriksa luka jantaka, dia tersentak kaget meliat ada lima bekas totokan di tangan jantaka, dia juga mendapati urat di tangan jantaka tidak terputus yang berarti antoch tidak berniat jahat pada jantaka namun walau tidak terputus namun luka jantaka sangat serius dan harus segera di tolong agar semua ilmu jantaka musnah.
"bagaimana luka adik keenam?" tanya jisaka penasaran.
"hmmm. bawa dia dari sini, aku akan coba mengobatinya. cepat !" kata barda ketua partai awan merah buru buru.
"baik !" sahut jisaka langsung mengangkat jantaka keluar arena.
Antoch yang menghampiri tempat adiguna segera memasukan pil penawar racun yang dia buat dari jamur dua bintik, pil yang bisa menawarkan segala racun serta dapat menambah tenaga. dia segera mengalirkan hawa murni tenaga dalam 9 matahari ke dalam tubuh adiguna. tidak lama adiguna siuman membuat teman temannya menjadi girang dan lega.
"kau sudah sembuh. telan pil sari embun 9 bunga ini untuk memulihkan tenaga mu." kata antoch seraya memberikan pil warna putih pada adiguna.
Adiguna tanpa ragu ragu segera menelan pil yang di kasih antoch, benar saja setelah menelan pil itu tidak lama tubuhnya jadi lebih segar dan enakan. "terima kasih atas pertolongan tuan." ucapnya menyoja.
"sama sama." ucap antoch mengangguk. "tuan. entah apa jadinya nasib adiguna jika tidak ada tuan, terima kasih." kata wanita cantik menyoja pada antoch.
"sama sama." kata antoch kalem. "aku permisi dulu." ucapnya segera pergi.
Adiguna dan teman temannya memandang antoch yang berjalan pergi dengan perasaan kagum akan ilmu pemuda itu.
Antoch berjalan menuju ke tempat orang orang partai awan merah, begitu sampe di tempat orang orang partai awan merah dia segera menyoja ramah.
"Maaf atas kelancangan ku telah membuat tuan jantaka terluka. sekali lagi aku minta maaf." ucap antoch kalem.
"mau apa kau kemari? ingin menghina partai kami. hah?" bentak seorang pemuda murid partai awan merah.
"akh. tuan salah sangka. aku kemari hanya mau minta maaf atas terlukanya tuan jantaka. harap tuan tuan tidak salah paham." kata antoch kalem.
"huh. minta maaf? setelah kau melukai guru ku apa kau kira sudah merasa jadi orang yang terhebat. kami tidak akan menyudahi sakit hati ini." dengus pemuda itu dingin menatap tajam antoch.
Jisaka yang mendengar ribut ribut di luar tenda segera keluar meliat apa yang terjadi. "ada apa ini?" tanyanya pada salah satu murid.
"Lapor guru. pendekar yang tadi melukai paman guru datang kemari. permana sedang menghadang dia di depan." kata murid itu memberi tahu.
"apa?" kata jisaka terkejut. buru buru dia menghampir ke tempat antoch berada. "permana. ada apa?" tanyanya pada pemuda yang menghadang antoch.
permana buru buru memberi hormat pada jisaka. "Maaf paman guru. orang ini datang mencari keributan, saya berusaha mengusir dia tapi dia memaksa tidak mau pergi." ucapnya.
"benarkah?" tanya jisaka terliat naik darah mendengar laporan itu. dia segera menatap antoch tajam sekali. "tuan. apa kau berniat membuat masalah dengan kami?" tanyanya angker berusaha bersabar.
"Paman. aku datang kesini dengan niat hendak minta maaf karna telah melukai saudara paman. harap kalian jangan bersalah paham dahulu." kata antoch tetap tenang.
"huh. minta maaf? benarkah? jangan jangan kau datang hendak menertawai kami atau kau merasa kasihan. huhuh. kami murid partai awan merah tidak butuh di kasihani." dengus jisaka dingin.
Jisaka adalah orang yang tegar dan sabar tapi karna setelah meliat luka yang dialami jantaka membuat dia jadi tidak bisa menahan rasa sabarnya. hatinya menjadi gusar ingin sekali membalaskan sakit hati adik keenamnya.
"Paman. aku datang dengan niat baik tapi jika kalian tidak mau menerima niat baik saya, Yach buat apa saya tetap disini. maaf sudah mengganggu waktu kalian, permisi. " kata antoch menyoja lalu balik badan hendak pergi.
"tunggu !" cegah jisaka. "jurus 9 jalur neraka mu memang hebat, jika kau punya nyali datanglah ke lereng gunung slamet, aku akan minta petunjuk jurus 9 jalur neraka mu itu." ucapnya dengan nada penuh tekanan.
Perkataan itu mengejutkan beberapa orang yang mendengar karna ucapan itu berarti tantangan yang di tujukan pada antoch. mau tidak mau antoch harus menerima tantangan itu karna kalo dia menolak itu berarti antoch mengaku kalah dan akan jadi orang yang terhina, padahal sebenarnya antoch tidak mau membuat silang sengketa dengan pihak partai awan merah namun dia tidak bisu mundur begitu saja karna dia masih punya harga diri yang harus dia bela.
"Adik kedua !" bentak barda ketua partai awan merah tiba tiba muncul di tempat itu. "kau adalah salah satu dari tujuh pendekar partai awan merah tapi kenapa sikap mu seperti anak kecil. tarik kembali ucapan mu !" ucapnya dengan angker sekali.
"kakak pertama. tapi dia telah melukai adik keenam?" ucap jisaka.
"setiap pertarungan pasti ada yang kalah dan yang menang. Adik keenam kalah secara ksatria, kau jangan menambah nama harum partai awan merah semakin hancur dengan sikap mu itu." kata barda ketua partai awan merah tegas.
Antoch menoleh ke belakang lalu tertawa dingin. "huhuh. aku datang dengan niat baik dan tidak berniat membuat silang sengketa dengan partai awan merah. hmmm. tuan jisaka, aku pasti akan datang ke tempat kalian memenuhi undangan mu. permisi !" ucapnya tawar.
Antoch segera berjalan pergi tanpa menoleh lagi.
ANTOCH duduk di atas dahan pohon disamping ayu welas yang dari tadi meliat pertandingan di turnamen pedang itu.
"hei. kau hebat sekali. jurus 9 jalur neraka mu luar biasa sekali sampe membuat ki jambrong dan pendekar ke enam partai awan merah tidak berkutik. benar benar hebat." puji ayu welas menatap antoch penuh rasa kagum. "hm. semua orang sampe ikut merasa tegang saat kau bertarung melawan jantaka apa lagi saat saat kau tinggal menepuk satu jalan darah, sampe membuat ku menahan nafas saking tegangnya. hik.hik.hik." ucapnya.
Antoch hanya tersenyum kecil meliat ayu welas, dia lalu bersandar di pohon dengan tenang.
"Ekh. aku masih bingung deh, kau kan tadi tidak menyentuh pundak jantaka tapi kenapa jantaka roboh muntah darah? kasih tahu aku donk." tanya ayu welas. Antoch menghela nafas sejenak meliat ayu welas. "hmm. jika yang kau liat tangan kanan ku saja tentu kau tidak akan tahu gimana cara aku menotok jalan darah yang ke sembilan itu karna tangan kanan ku yang mengarah ke pundak jantaka hanya gerakan untuk menipu atau mengelabui jantaka hingga dia mengira yang aku incar adalah pundaknya, padahal bukan." ucapnya.
"hah. benarkah? lalu yang kau incar jalan darah apa?" seru ayu welas terkejut.
"Jalan darah di pergelangan tangan kanan jantaka yang memegang pedang." kata antoch.
"Jalan darah di pergelangan tangan jantaka? gimana caranya kau bisa menotok jalan darah itu?" tanya ayu welas penasaran.
Antoch duduk menghadap di depan ayu welas. "coba kau serang aku sama seperti jantaka menyerang aku tadi, kau akan tahu gimana cara aku menotok jalan darah jantaka." ucapnya.
Ayu welas meliat antoch sejenak lalu mengangguk cepat. "baik." ucapnya.
Ayu welas menyerang antoch memukul ke arah lambung tapi antoch berkelit ringan sehingga tangan ayu welas hanya lewat di samping kiri antoch, tangan kanan antoch bergerak menepuk ke pundak ayu welas maka secara reflek ayu welas coba menghindari tepukan tangan kanan antoch namun dia jadi kaget karna merasakan tangan kananya yang menyerang lambung antoch terasa seperti di sentil, dia meliat ke arah tangan kanannya dan dia terkejut karna pergelangan tangannya sudah tersentuh jari kiri antoch. dia baru sadar dan paham cara antoch menotok pergelangan tangan jantaka.
"Nah. begitu caranya." kata antoch sambil tersenyum lebar.
"Owh. jadi begitu. Pantas saja jika jantaka tidak sadar jika pergelangan tangannya telah kau totok. kau sengaja menggerakkan tangan kanan mu ke arah pundak jantaka memanfaatkan kelengahan jantaka yang terlalu waspada bila pundaknya kamu tepuk. hmm. cerdik sekali." kata ayu welas memuji kecerdikan antoch.
"hmmm." gumam antoch sambil bersandar memejamkan mata. "aku mau tidur dulu. kau jangan mengganggu tidur ku, kau bangunkan aku jika pertarungan sudah selese di tahap pertama ini." ucapnya.
"huh. dasar." dengus ayu welas di hidung gregetan meliat antoch yang acuh tak acuh itu tapi dia tidak mengganggu juga, dia memilih menyaksikan pertandingan turanamen pedang lagi.
* * *
TURNAMEN Pedang puncak gunung lawu terus berlanjut hingga tersisa beberapa orang saja yang berhasil maju sampe ke tahap kedua yaitu tujuh ketua partai besar, ketua aliran naga hitam, ketua partai pasir besi, raja pedang dari selatan, iblis racun dari barat, pengemis sakti dari selatan, sesat dari timur dan beberapa tokoh silat hebat yang lain. karna hari sudah gelap maka mereka sepakat melanjutkan turnamen itu esok hari.
Antoch bersama ayu welas duduk di bawah pohon sambil membakar ayam hutan yang berhasil mereka tangkap di sekitar hutan lereng gunung lawu.
"Wah. baunya harum sekali ayam bakar ini. aku sudah tidak sabar ingin makan, lapar." kata ayu welas terliat girang.
Antoch hanya tersenyum saja meliat ayu welas yang girang.
"Ekh. kira kira besok kau akan melawan siapa ya? Yakin nggak kau akan menang lagi?" tanya ayu welas.
"semua yang sampe di tahap kedua adalah dari angkatan tetua kecuali aku paling muda sendiri. semua tokoh hebat dan terkenal di dunia persilatan, hanya aku yang anak baru, jadi kalah atau menang bagi ku tidak ada masalah, yang penting aku sudah berusaha yang terbaik yang aku bisa." kata antoch.
"hm. benar juga." gumam ayu welas. "lalu apa rencana mu dalam turnamen besok?" tanyanya.
"berusaha yang terbaik saja bagi ku sudah lebih dari cukup." kata antoch kalem.
"kalo begitu kau tidak memiliki keyakinan bisa menang besok." kata ayu welas.
"Yach. kita lihat saja besok." ucap antoch tenang tenang saja.
Tiba tiba tidak lama muncul seorang gadis cantik bersama dua orang pria di dekat mereka.
"Ayu welas !" seru wanita yang baru datang itu keras.
"kakak?!" ayu welas terkejut meliat wanita yang baru muncul itu.
"huh. benar ternyata kata paman suto, kalo kau disini. ayo ikut aku. Ayah memanggil mu !" seru wanita itu keras.
"APA?!" seru ayu welas terkejut. "paman suto bilang sama ayah kalo aku disini?" tanyanya tidak percaya.
"Ya. sekarang dia bersama ayah. ayo ikut aku, cepat !" kata wanita itu keras memaksa.
Ayu welas pada dasarnya anak yang penurut jika ayahnya memanggil tapi karna meliat sikap kakaknya yang terdengar memaksa membuat dia jadi tidak suka, apa lagi ada antoch di situ dan kakaknya sama sekali tidak memandang antoch sama sekali. sikap angkuh kakaknya yang memandang qendah orang lain membuat ayu welas jadi tidak suka.
"Tidak mau ! aku ingin tetap disini.!" serunya tegas.
"Kau berani membantah?" bentak wanita itu tegas. "jadi kau berani membantah perintah ayah?" tanyanya melotot.
"aku tidak membantah perintah ayah tapi aku tidak suka di paksa sama kakak !" seru ayu welas tegas.
"bagus. bagus ya sekarang. kau berani melawan pada ku. huh, apa gara gara kau berkumpul sama pemuda berandalan itu kau jadi ikut ikutan seperti berandalan. hah?" bentak wanita itu keras menata ayu welas seraya menunjuk antoch yang tetap duduk diam seolah tidak peduli sama pertengkaran adik kakak itu.
"Jaga bicara kakak !" seru ayu welas gusar sekali. "tidak sepantasnya kakak bicara begitu. panji bukan berandalan. dia pria baik baik." ucapnya tegas.
"huh." dengus wanita itu. dia menatap antoch tajam sekali. "Ei. kau ! aku peringatkan kau, jauhi adik ku. kau jangan coba coba mendekati adik ku. kau tidk pantas berteman dengan adik ku, derajat kalian bagai bumi dan langit. harusnya kau sadar diri dan berkaca. huhuh. seorang manusia rendah bermimpi ingin mendapatkan seorang putri raja. dasar tidak tahu diri !" ucapnya tajam dan pedas sekali merendahkan antoch.
"kakak !" bentak ayu welas keras sekali dengan muka merah padam antara marah dan malu. dia marah karna mendengar ucapan kakaknya yang merendahkan antoch, dia malu karna tidak seharusnya putri seorang raja berkata sekasar dan sehina itu. jika menuruti amarahnya dia ingin sekali menampar mulut kakaknya tapi dia tidak bisa karna walau bagaimanapun dia tetaplah hanya seorang adik yang harus menghormati seorang kakak.
Suara keributan ayu welas dan kakaknya sampe membuat beberapa orang berdatangan termasuk ayah ayu welas dan damar soka serta suto menggolo.
"huh. kenapa? apa kau malu? kau juga harus sadar bahwa kau tidak pantas bergaul dengan pemuda rendah seperti dia. huh. apa karna dia punya ilmu 9 jalur neraka membuat dia merasa sudah berderajat tinggi. huhuh. ilmu 9 jalur neraka, ilmu apa itu? hanya ilmu kampungan saja di pamerin." kata wanita itu semakin merendahkan antoch.
"kakak. kau benar benar keterlaluan !" teriak ayu welas saking gusarnya membuat dia menangis.
"Andini !" bentak suara keras menggelegar menggetarkan tempat itu.
Tidak lama muncul seorang pria berparas agung berjubah biru hijau di hadapan ayu welas dan kakaknya. pria itu tidak lain adalah merto wijaya alias si raja pedang dari selatan, ayah dari dua gadis tersebut.
"Ayah ?!" seru ayu welas dan kakaknya tercekat meliat ayah mereka tiba tiba muncul di tempat itu.
Merto wijaya alias si raja pedang dari selatan menatap andini kakak ayu welas dengan rahang menggembung tanda menahan amarah. dia benar benar murka yang teramat sangat mendengar andini putri pertamanya berkata yang benar benar tidak pantas di ucapkan oleh seorang gadis terhormat, apa lagi andini berkata di hadapan banyak orang yang berarti telah mencoreng nama baik merto wijaya sebagai raja mataram dan ketua aliran raja pedang yang sangat di segani di dunia persilatan. orang orang pasti berpikir kalo merto wijaya ternyata tidak becus mendidik anak, mau di tarus dimana harga dirinya yang tinggi itu di hadapan semua orang.
Andini dan ayu welas menunduk dalam dalam tidak berani meliat wajah ayahnya yang terliat sangat murka itu.
Merto wijaya meski murka yang tidak terbayang namun dia masih mampu menahan amarahnya itu. "kalian benar benar telah mencoreng muka ayah ! keterlaluan !" ucapnya dengan suara bergetar.
Andini dan ayu welas hanya menunduk tidak berani bersuara sedikitpun.
Pengemis sakti dari utara muncul di samping si raja pedang dari selatan.
"Saudara merto. maaf, bukan aku ikut campur urusan kalian tapi urusan keluarga lebih baik di bicarakan secara pribadi saja, jangan di muka umum. ayo kita pergi !" kata pengemis sakti dari utara kalem.
Si raja pedang dari selatan menghela nafas panjang sejenak lalu mengangguk pelan. dia menatap tajam andini dan ayu welas. "kalian berdua ayo ikut ayah!" ucapnya tegas.
"baik !!" sahut andini dan ayu welas pelan dengan kepala tertunduk.
Si raja pedang dari selatan menghampiri antoch yang duduk tenang di depan perapian seperti menganggap tidak terjadi apa apa di tempat itu. dia menyoja pada antoch. "tuan. atas nama putri ku, secara pribadi aku minta maaf jika putri ku telah menyinggung perasaan tuan. harap tuan sudi berbesar hati memaafkan ketidakpantasan sikap putri ku. sekali lagi secara pribadi aku minta maaf." ucap si raja pedang dari selatan dengan sedikit menjura hormat.
Seorang raja sampe berbuat seperti itu menandakan kebesaran hati dan ketulusan hati sudi merendahkan diri di hadapan pemuda jubah biru yang tidak di kenal, sungguh sikap terpuji yang patut di hormati dan contoh oleh orang lain.
Antoch yang dari tadi duduk diam di depan api unggun tidak melirik sedikitpun pada merto wijaya alias si raja pedang dari selatan. dia lalu beranjak berdiri balik badan berjalan perlahan ke arah pohon besar dan berhenti di samping pohon tersebut. tiba tiba tangan kanannya memukul perlahan pohon besar itu.
"Seumur hidup aku tidak pernah di hina orang serendah itu. jika aku tidak memandang nama besar raja pedang dari selatan yang terhormat maka sudah sejak tadi aku bunuh putri mu seperti pohon ini." ucapnya datar tanpa menoleh ke belakang sedikitpun. dia langsung melesat pergi meninggalkan tempat itu.
Semua orang yang mendengar ucapan antoch mengetahui jika pemuda jubah biru itu menahan gusar yang luar biasa, mereka salut pada antoch yang berjiwa besar tidak mau mengumbar amarahnya meski telah di hina sedemikian kejam oleh andini putri si raja pedang dari selatan, jika orang lain yang di hina seperti itu maka sudah pasti akan mengumbar amarahnya membunuh andini. seorang anak muda yang biasa berdarah panas masih bisa menahan amarah sungguh membuat semua orang merasa salut dan kagum, namun semua juga merasa heran dan tidak mengerti dengan apa yang antoch ucapkan yaitu jika tidak memandang nama besar raja pedang dari selatan yang terhormat maka dia akan membunuh andini seperti pohon itu,. apa maksut dengan membunuh andini seperti pohon itu? padahal pohon itu tidak terjadi apa apa dan tetap berdiri kokoh di tempatnya meski semua orang meliat tadi antoch sempat memukul pohon itu pelan saja, benar benar tidak dapat di mengerti ucapan antoch tadi.
Kragkh !
Bruagkh !
Blaammm !
Tiba tiba saja pohon besar yang tadi di pukul antoch tumbang dengan suara yang bergemuruh membuat semua orang sampe terlonjak kaget meliat robohnya pohon besar yang di pukul antoch tadi.
Semua orang semakin kaget dengan mata terbelaka ketika meliat keanehan pada urat di dalam batang pohon, yaitu dimana urat batang pohon tersebut hancur total menjadi serbuk seolah batang pohon itu seperti tinggal kulitnya saja.
Beberapa tokoh silat sakti buru buru mendekati pohon yang tumbang tadi untuk meliat lebih jelas.
"Sulit di percaya. pohon sebesar ini tumbang hanya terpukul pelan saja, seluruh urat pohon hancur tapi kulitnya tidak, pukulan apa yang di pake pemuda itu sampe bisa membuat pohon besar itu seperti ini. benar benar pukulan yang luar biasa hebat." gumam pengemis sakti dari utara geleng geleng kepala terkagum kagum.
"hmm. kau benar pengemis bau. pukulan pelan itu sanggup menghancurkan urat pohon tanpa merusak kulit pohon, pukulan yang mengerikan. jika sampe terkena manusia maka dapat di pastikan seluruh isi tubuh manusia akan hancur tanpa merusak kulit luar. sungguh pukulan luar biasa." ucap sesat dari timur pelan.
"Raja pedang." seru pengemis sakti dari utara menatap merto wijaya. "nasib putri mu masih beruntung, jika anak muda itu tidak memandang nama harum mu di dunia persilatan maka nasib putri mu akan sama seperti pohon itu." ucapnya.
Merto wijaya si raja pedang dari selatan tidak berkata apa apa menanggapi ucapan suto menggolo si pengemis sakti dari utara. dia berjalan pergi meninggalkan tempat itu di ikuti dua putrinya yaitu andini dan ayu welas.
Pengemis sakti dari utara dan sesat dari timur saling pandang sejenak lalu menyusul si raja pedang pergi dari tempat itu.
KEESOKAN hari semua orang sudah berkumpul di tengah arena pertandingan turnamen pedang, semua orang terliat tegang karna orang orang yang akan bertanding adalah para tokoh hebat yang di tahap pertama berhasil menang dua kali hingga maju ke tahap kedua. di tahap kedua ini setiap orang bebas memake semua ilmu yang di milikinya.
"Pertarungan di tahap kedua kita mulai saja. Nah, silakan siapa yang hendak bertarung duluan?" seru pengemis sakti dari utara lantang.
Semua orang saling pandang kira kira siapa yang maju duluan, tiba tiba ada bayangan biru melesat ke tengah arena yang tidak lain adalah antoch. kemunculan antoch sangat mengejutkan semua orang karna sejak tadi mereka tidak meliat pemuda itu berada di arena pertarungan tapi dia kini muncul sebagai orang yang pertama kali mengajukan tantangan.
"Aku yang rendah dan di pandang hina memberanikan diri berdiri disini sebagai orang pertama yang mengajukan tantangan. siapa di antara para tokoh sakti yang terhormat hendak melawan saya?" kata antoch berdiri tenang tanpa menunjukkan wajah yang tersenyum seperti biasa. sikapnya sangat berbeda dan terliat jauh lebih dingin.
Semua orang menduga kalo perubahan sikap antoch di sebabkan masalah semalam dimana antoch secara menyakitkan di hina andini putri si raja pedang dari selatan. antoch masih memendang kegusaran di hati dan hendak melampiaskan kegusarannya di pertarungan kali ini. ucapan antoch juga sudah menunjukan sikap yang masih memendam kegusaran di hatinya.
semua orang saling pandang mengira ngira siapa yang akan maju melawan antoch, mereka umumnya agak jeri dengan ilmu 9 jalur neraka antoch yang aneh dan membuat orang merasa ngeri. apa lagi berita tentang pukulan antoch semalam yang dapat menghancurkan urat pohon tanpa merusak kulit pohon telah tersebar luas semakin membuat orang jadi jeri dan bimbang untuk maju melawan pemuda jubah biru tersebut.
Dari arah barat melesat seorang pria dewasa berbaju coklat memegang sebilah pedang. "aku yang akan melawan mu !" serunya tegas.
Pria dewasa itu menatap antoch tajam sekali seolah menusuk sampe ke hati antoch.
"Nama ku sanjaya bergelar pendekar pedang akherat. ilmu 9 jalur neraka tuan hebat luar biasa, jika boleh aku ingin minta petunjuk ilmu pedang tuan. apa tuan punya ilmu pedang yang tuan andalkan?" kata pria dewasa bernama sanjaya bergelar pendekar pedang akherat ramah.
"hmmm." gumam antoch. "aku memang memiliki ilmu pedang yang juga aku ciptakan sendiri, ilmu pedang ku banyak cacatnya jadi saya takut ilmu pedang ku nanti mengecewakan tuan sanjaya." ucapnya.
"huhuh. tuan terlalu banyak merendah." kata sanjaya kalem.
"aku tidak punya pedang, apa ada yang bersedia meminjami ku pedang?" kata antoch meliat ke semua orang.
"Pakai pedang ku saja !" seru suara gadis dari arah timur yaitu tidak lain adalah ayu welas yang berdiri di samping ayah dan andini kakaknya.
Antoch menoleh meliat ayu welas yang berseru tadi, dia berjalan mendekati ayu welas lalu mengambil pedang dari tangan ayu welas. "terima kasih." ucapnya lalu balik badan hendak kembali ke tengah arena.
"Panji, tunggu !" cegah ayu welas cepat. "maaf soal kejadian semalam." ucapnya dengan nada suara agak bergetar karna merasa tidak enak hati.
Antoch menoleh menatap ayu welas lalu mengangguk seraya sambil tersenyum seolah berkata tidak apa apa, lupakan saja.
Ayu welas tersenyum senang meliat itu. "terima kasih. semoga kau menang." ucapnya.
Antoch berjalan ke tengah arena lalu berdiri menatap sanjaya sambil tangan yang memegang pedang dia silangkan di depan dada. "tuan sanjaya. silakan !" ucapnya.
"baik." sanjaya mengangguk pelan. "jurus pedang ku bernama jurus pedang akherat. apa nama jurus pedang tuan?" tanyanya.
"Jurus pedang tarian naga langit." jawab antoch.
"baik. mari kita mulai !" kata sanjaya segera membuka jurus pertama dari jurus pedang akherat yaitu jurus pembuka untuk menghormati lawan yaitu jurus pedang membuka pintu neraka.
Antoch juga segera bergerak membuka jurus pertama yaitu jurus pedang raja naga menghadap dewa langit.
"Lihat serangan ku. hyeaat !" teriak sanjaya melesat cepat dengan pedang bergerak ke kiri kanan seperti orang membuka pintu.
Antoch segera maju menahan jurus sanjaya dengan menggetarkan pedang seolah olah pedang itu jadi seperti berubah banyak dan lentur.
Terjadilah pertarangan sengit di antara antoch dan sangat memainka jurus pedang masing masing namun antoch terliat masih bertahan hanya sesekali balas menyerang karna ingin bermain main sebentar. setelah sanjaya mengerahkan semua ilmu pedangnya baru antoch mulai mengambil sikap menyerang balik.
"Giliran ku menyerang !" seru antoch tiba tiba melesat dalam kecepatan tinggi menyerang sanjaya.
Jurus pedang tarian naga langit antoch terliat hidup dan indah sekali. setiap gerakan jurusnya sangat sulit di tebak perubahan arah dan seranganya. sanjaya sampe kewalahan dan kerepotan untuk menahan serangan antoch yang sangat cepat itu, hingga ketika sampe di jurus yang ke tujuh sanjaya tidak dapat mempertahankan diri lagi,
"Lepas !" seru antoch lantang.
Benar saja, tidak lama dalam satu serangan kilat yang di lakukan antoch membuat pedang sanjaya terpental dari tangan sanjaya. secepat kilat tiba tiba ujung pedang antoch sudah berada setengah jengkal tepat mengarah ke tenggorokan sanjaya dan apa bila antoch berniat jahat sudah pasti tenggorokan sanjaya akan tertembus pedang antoch.
Semua orang sampe terkejut dengan mulut ternganga karna tidak mengira jurus pedang tarian naga langit antoch begitu hebat. semua mengira pemuda jubah biru itu hanya punya ilmu andalan yaitu jurus 9 jalur neraka namun jurus pedang antoch juga luar biasa hebat, mau tidak mau mereka harus mengakui akan ilmu silat pemuda jubah biru itu.
Antoch segera menurunkan pedangnya yang mengarah ke tenggorokan sanjaya lalu mundur tiga langkah.
Sanjaya tidak menyangka bakal di kalahkan oleh pemuda jubah biru yang usianya jauh lebih muda di bawahnya merasa takluk dan kagum akan ilmu silat pemuda jubah biru tersebut. dia beranjak berdiri menyoja pada antoch. "Jurus pedang tarian naga langit tuan hebat luar biasa, aku merasa takluk." ucapnya mengaku kalah.
"Tuan sanjaya terlalu memuji, aku menang karna beruntung saja." kata antoch balas menyoja.
"hmm." sanjaya tersenyum lebar tanda senang dengan sikap rendah hati antoch. "terima kasih atas petunjuk tuan, aku akan lebih giat mengasah ilmu pedang ku dan kelak aku akan minta petunjuk dari tuan kembali." ucapnya segera melesat pergi.
Dari arah barat melesat lagi seseorang yang hendak melawan antoch, orang itu adalah seorang wanita berjubah ungu yang memegang sebuah tongkat panjang berkepala naga warna kuning emas.
"hik.hik.hik." tawa wanita itu melengking tinggi. "Anak muda. Jurus pedang mu boleh juga, boleh aku tahu siapa guru mu?" ucapnya dengan suara serak. Antoch menatap wanita itu dengan kening berkerut karna merasa heran, wanita itu terliat wajahnya agak coklat berkerut tapi tangan yang memegang tongkat terliat halus dan putih. kepala wanita itu memakai kain yang di balut guna menutupi rambutnya hingga hanya terliat wajahnya saja, giginya juga putih dan rapi seperti seorang gadis muda. suara wanita itu di buat buat seperti suara wanita tua untuk menutupi suara aslinya.
Antoch mendusin kalo wanita itu memake kedok tipis yang rapi dan sangat sulit di ketahui orang lain jika dia memake kedok.
"heh. kenapa kau diam? apa kau begitu sulit menyebut nama guru mu?" bentak wanita itu melotot.
"hmmm." antoch tersenyum menatap wanita itu. "Aku tidak memiliki guru." ucapnya.
"APA?!" seru wanita itu tersentak kaget.
Semua orang juga ikut kaget mendengar pengakuan antoch kalo dia tidak memiliki guru.
"kau tidak punya guru? itu mana mungkin. mustahil sekali." seru wanita itu tidak percaya.
Antoch hanya tersenyum simpul saja.
"huh. kau tidak mau memberi tahu siapa guru mu tidak jadi apa tapi asal kau tahu saja, jurus pedang tarian naga langit dan ilmu 9 jalur neraka mu tidak berarti apa apa bagi ku karna aku sudah tahu kelemahan dua jurus itu. hik.hik.hik." seru wanita itu tertawa cekikikan.
"hahaha. ilmu nisanak pasti hebat luar biasa, bolehkah aku yang rendah ini tahu siapa nama dan gelar nisanak yang terhormat?" kata antoch tertawa seraya menyoja.
"apa? kau tidak tahu siapa aku?" seru wanita itu heran. "hik.hik. hik. sungguh menggelikan, ada orang yang tidak tahu nama ku. hik.hik.hik. aku beri tahu kau, akulah yang bergelar dewi naga ungu." serunya tegas.
Semua orang terkejut kalo wanita berbaju ungu itu adalah dewi naga ungu, karna mereka tahu nama dewi naga ungu adalah seorang gadis yang sangat cantik dan cukup terkenal di dunia persilatan, tapi kenapa dewi naga ungu yang ada di tengah arena berubah menjadi wanita tua yang jelek. sungguh mengherankan sekali.
"Owh. dewi naga ungu." ucap antoch tidak terkejut karna dia memang tidak tahu siapa dewi naga ungu.
"huh. kau tidak terliat terkejut mendengar gelar ku. bagus. sikap mu sungguh membuat ku penasaran. ayo kita mulai saja pertarungan ini." kata dewi naga ungu langsung membuka jurus silatnya.
"hmmm." antoch bergumam pelan lalu membuka jurus pedang tarian naga langit.
"hyeaatt !" dewi naga ungu maju menyerang melancarkan tongkat emas di tangannya ke arah dada antoch cepat sekali. itulah jurus tongkat emas menusuk batu karang yang cukup dahsyat kekuatannya karna sanggup menghancurkan batu keras.
"hmmm." gumam antoch meliat serangan cepat dewi naga ungu. dia memutar pedangnya pelan dalam putaran kecil lurus di depan seolah membungkus serangan tongkat dewi naga ungu.
Dewi naga ungu tersenyum sinis lalu tiba tiba dia mengubah jurus tongkatnya dari tusukan menjadi kibasan seperti pedang ke arah kepala antoch tapi dia jadi terkejut karna dia tidak mampu melepaskan tongkatnya dari putaran pedang antoch, dia merasa seperti ada semacam tenaga lembek membungkus tongkat emasnya. dia tidak menyangka jika jurus pedang tarian naga langit antoch begitu hebat padahal dia meliat jurus tarian naga langit antoch sewaktu melawan sanjaya tidak begitu hebat dan terliat lemah tapi dugaannya keliru, ternyata jurus pedang tarian naga langit memiliki kekuatan tersembunyi begitu besar.
"huhuhuh." tawa antoch dingin meliat dewi naga ungu yang terdesak oleh jurus pedangnya yang dia mainkan. "dewi naga ungu. ini adalah jurus naga langit menggelung bumi, coba kau patahkan jurus ku ini." ucapnya.
Dewi naga ungu merasa panas dingin karna malu telah termakan omongannya sendiri yang meremehkan jurus pedang tarian naga langit. dia buru buru mengempos tenaga dalamnya melawan tenaga lembek jurus antoch yang membungkus tongkat emasnya namun sekeras apapun dia mengempos tenaga dalamnya tetap saja tidak mampu menarik tongkatnya dari belenggu tenaga lembek jurus pedang antoch.
Antoch tiba tiba menggerakan pedangnya dengan sangat cepat yang lalu seketika berhenti dan dia berbalik badan membelakangi dewi naga ungu.
krek.. krek.. krek.. krek.. Tak !
Tongkat dewi naga ungu tiba tiba telah patah lima bagian dan hanya tersisa dua jengkal saja di tangan dewi naga ungu.
"Ekh?!" dewi naga ungu kaget bukan kepalang, tongkat emas yang dia andalkan telah patah menjadi lima potong. padahal tongkat emas itu bukan tongkat biasa karna terbuat dari campuran bahan yang sangat keras dan sangat tidak mungkin patah oleh senjata mustika sekalipun. dia memandangi potongan tongkat di tangannya dengan mata terbelalak tidak percaya bahwa tongkatnya bisa patah.
Semua orang juga sama kagetnya seperti dewi naga ungu meliat kejadian luar biasa tersebut. tongkat emas senjata andalan dewi naga ungu bisa di patahkan semudah itu hanya dengan pedang biasa dalam jurus pedang naga langit menggelung bumi. hanya dalam satu jurus saja sudah mampu membuat dewi naga ungu yang cukup terkenal harus kehilangan tongkat emas berharganya. benar benar jurus pedang yang sukar di jajaki kehebatannya.
"kau bukan tandingan ku dewi naga ungu, kau mengaku kalah atau tetap melanjutkan pertarungan ini meski kau sudah kehilangan senjata mu?" ucap antoch tanpa menoleh ke belakang.
Dewi naga ungu menjadi serba salah karna dia memang sudah kalah namun dia tidak mau mengaku kalah begitu saja, dia menjadi nekat akan bertarung mati matian agar nama besarnya tidak runtuh semudah itu.
"huh. meski aku sudah kehilangan tongkat ku tapi masih punya ilmu simpanan. ilmu itu bernama ilmu pukulan naga ungu merejam raga." serunya dingin sekali.
"hmmm." gumam antoch lalu balik badan menatap dewi naga ungu tersenyum simpul. "kalo begitu majulah !" ucapnya tenang sekali.
"huh. baik. terimalah ilmu pukulan ku !" seru dewi naga ungu menyerang antoch dengan mengerahkan seluruh tenaga dalamnya. dia mengarahkan pukulannya ke arah dada antoch.
Antoch menahan pukulan dewi naga ungu dengan telapak tangannya.
Plak ! Blaarrr !
Terdengar dua telapak tangan beradu dan suara ledakan cukup keras akibat dua tenaga dalam beradu.
"Aaakh !" jerit dewi naga ungu terpental jauh ke belakang sejauh tiga tombak lalu roboh di tanah dengan muntah darah. "hueghk." suaranya yang muntah darah tanda terluka dalam parah.
"Ekh?!" antoch tersentak tidak menyangka kalo dewi naga ungu terpental jauh karna dia tadi tidak berniat melukai dewi naga ungu tapi ternyata tenaga dalamnya yang dia kerahkan tiga bagian saja terlampau kuat bagi dewi naga ungu.
Antoch buru buru melesat cepat mendekati dewi naga ungu, dia menotok beberapa jalan darah di tubuh dewi naga ungu kemudian menyalurkan hawa murni ilmu 9 matahari ke dalam tubuh dewi naga ungu guna mengobati luka dalam dewi naga ungu.
"hoeghk !" dewi naga ungu muntah darah hitam yang menggumpal tanda luka dalam di tubuhnya sudah berhasil di sembuhkan antoch.
"Telan pil sari embun 9 bunga ini agar tubuh mu kembali segar." kata antoch memberikan dua pil warna putih pada dewi naga ungu.
Dewi naga ungu ragu ragu sejenak namun dia menelan dua pil yang di kasih antoch itu. "terima kasih telah mengobati ku." ucapnya menatap antoch.
"bersemedilah sejenak agar tenaga mu pulih seperti sedia kala." kata antoch kalem.
"he-em." dewi naga ungu mengangguk pelan. dia segera berjalan keluar dari arena dan mencari tempat yang cocok guna bersemedi.
Semua orang yang meliat kelakuan antoch jadi memuji jiwa antoch yang berhati mulia, meski menang tapi antoch tidak lantas jumawa dan memandang rendah lawan yang dikalahkannya, bahkan dia dengan niat baik membantu mengobati luka dalam lawannya. benar benar pemuda yang berhati mulia. puji semua orang.
Antoch berjalan mendekati ayu welas lalu mengembalikan pedang miliki ayu welas yang di pinjamnya tadi. "terima kasih." ucapnya.
"he-em." sahut ayu welas tersenyum lalu mengangguk.
Turnamen pedang puncak lawu terus berlangsung hingga jumlah pesertanya hanya tinggal tersisa sepuluh orang saja yang berhasil mengalahkan lawan lawan mereka. siapa saja mereka?!
Dari tujuh partai besar hanya tersisa tiga ketua saja yaitu Guntur ketua partai pancasona, barda ketua partai awan merah dan baraga ketua partai bunga merah.
Dari tokoh empat penjuru yaitu suto menggolo pengemis sakti dari utara ketua partai pengemis, merto wijaya si raja pedang dari selatan ketua aliran raja pedang, damar soka si sesat dari timur ketua partai gunung wilis dan junta kalayan si iblis racun dari barat ketua aliran lima racun.
Tiga orang yang tersisa yaitu darma wangsa bergelar Datuk pulau ular, aji saka bergelar pendekar pantai utara dan terakhir Antoch.
Dalam turnamen pedang ini kini tidak melulu soal siapa yang akan menjadi juara namun harga diri sebagai pendekar akan di pertaruhkan, karna dari 10 orang yang tersisa akan bertarung untuk menjadi lima pendekar besar dunia persiltan yang akan menduduki lima arah yaitu timur, selatan, barat, utara dan tengah. kenapa bisa begitu?! karna dari 10 orang yang tersisa telah di sepakati di lakukan undian untuk menentukan lawan yang akan bertarung dan hasilnya juga sudah tersusun, Yaitu damar soka melawan guntur ketua partai pancasona, merto wijaya melawa barda ketua partai awan merah, suto menggolo melawan aji saka pendekar pantai utara, junta kalayan melawan darma wangsa Datuk pulau ular dan terakhir Antoch melawan baraga ketua partai bunga merah.
"Para tokoh silat yang terhormat, sesuai apa yang sudah kita sepakati, pertarungan pertama antara saudara damar soka berjuluk sesat dari timur melawan Guntur ketua partai pancasona yang menang berhak menyandang kedudukan timur. Nah, kalian silakan mulai pertarungan ini." seru pengemis sakti dari utara lantang di tengah arena pertarungan.
Damar soka si sesat dari timur dan Guntur ketua partai pancasona maju ke tengah arena pertarungan.
"Saudara guntur, silakan !" kata damar soka membuka tantangan.
"mohon petunjuk tuan damar soka !" kata guntur menyoja. dia segera membuka jurus cengkraman cakar naga yang menjadi andalan partainya.
Damar soka juga membuka jurus untuk melawan guntur ketua partai pancasona dalam jurus tapak sakti menahan badai.
"hyeaat !" dengan teriakan menggelegar ketua partai pancasona maju menyerang damar soka si sesat dari timur.
Terjadilah pertarungan tingkat tinggi yang sangat seru di antara dua jago silat kelas utama di dunia persilatan tersebut. kekuatan mereka bisa di bilang seimbang sehingga pertarungan itu tidak bisa di selesekan hanya dalam satu atau dua jurus saja namun akan memakan ratusan sampe ribuang jurus dan berlangsung lama namun pada akhirnya damar sokalah yang berhasil memenangkan pertarungan itu.
SATU persatu pertarungan terjadi dan hampir semua pertarungan berlangsung cukup lama dan di luar dugaan iblis racun dari barat berhasil di taklukan oleh darma wangsa alias datuk pulau ular dan berhak menyandang kedudukan di barat sehingga dia berubah gelar menjadi Datuk barat.
Antoch berhasil mengalahkan ketua partai bunga merah dengan jurus pedang tarian naga langitnya sehingga dia berhak atas kedudukan Tengah atau pusat dan olah karna dia tidak memiliki gelar maka orang orang beramai ramai memberi dia gelar Dewa pusat, sebab sikap dan sifat pemuda jubah biru tersebut slalu membantu para pendekar yang terluka setelah bertarung, sifatnya yang sangat mulia dan ilmu silatnya yang luar biasa di anggap seperti dewa maka semua orang memberi gelar dewa pusat pada antoch.
Dunia persilatan kini memiliki lima pendekar besar yang terhebat di tanah jawa ini Yaitu damar soka sesat timur, suto menggolo pengemis utara, merto wijaya raja pedang selatan, darma wangsa Datuk barat dan Panji dewa pusat.
Kelima pendekar besar itu kini harus bertarung guna menentkan siapa yang berhak menjadi pemimpin atau ketua dunia persilatan dan berhak atas kitab sakti inti bumi.
LIMA Pendekar besar dunia persilatan tidak lagi bertarung di tanah lapang lereng gunung lawu tapi mereka memutuskan bertarung di puncak gunung lawu, orang orang persilatan yang penasaran siapa yang akan menjadi jago nomer satu di dunia persilatan menyaksikan pertarungan itu dari jarak jauh agar tidak terkena imbas pertarungan yang pasti akan berlangsung seru dan sengit serta ketat karna bisa di bilang kemampuan mereka seimbang.
Antoch melesat ke tengah arena pertarungan dan berdiri tenang dengan mimik muka tanpa ekspresi. dia menyoja hormat pada semua tokoh silat yang ada di tempat itu.
"Para tokoh yang terhormat. aku yang paling muda di antara lima pendekar persilatan pada dasarnya tidak pantas berdiri sejajar dengan empat tetua dunia persilatan yang kesohor dan terhormat. terima kasih atas kehormatan kalian semua pada ku." ucapnya lalu kembali menyoja hormat pada semua orang. "Nah. ijinkanlah aku mengajukan tantangan untuk pertama kali. siapa di antara 4 tetua yang bersedia memberi petunjuk pada ku?" ucapnya.
Empat orang pendekar yang lain saling pandang seolah bertanya siapa yang akan maju melawan antoch.
suto menggolo hendak maju namun di cegah merto wijaya.
"saudara suto. ijinkanlah aku yang melawan anak muda itu, aku merasa masalah kemaren malam harus aku selesekan dengan dia." kata si raja pedang menatap pengemis utara serius.
"hmmm. baiklah. kau memang harus menjernih kan masalah yang di sebabkan putri mu itu." sahut suto menggolo.
"Ya." kata merto wijaya. "terus terang, aku masih merasa malu dan tidak enak hati pada pemuda itu gara gara andini. mudah mudahan saja dia sudi memaafkan dan melupakan masalah kemaren malam." ucapnya.
"hmmm." gumam suto menggolo mengangguk.
si raja pedang melesat maju ke tengah arena pertarungan dan berdiri empat langkah dari hadapan antoch.
"tuan panji. ijinkanlah aku yang menjadi lawan mu." kata merto wijaya menyoja.
"hmmm." gumam antoch balas menyoja.
"tuan. sebelum kita bertarung, ijinkan aku untuk berbicara sedikit pada mu. tentang masalah kemaren malam harap tuan sudi memaafkan andini putri ku, itu semua salah ku karna tidak becus mendidik anak, harap tuan sudi melupakan masalah itu." ucap si raja pedang lalu membungkuk dalam dalam tanda benar benar minta maaf dan menyesalkan masalah semalam.
"huh. aku bukan orang picik yang terus terusan mempermasalahkan hal sepele, lagi pula yang terhina bukanlah aku tapi anda sendiri." ucap antoch tawar.
Merto wijaya tersenyum getir mendengar ucapan antoch yang sangat tajam menusuk hati. "huhuh. kau benar, terima kasih atas sindiran mu." ucapnya datar.
"hmmm." antoch tertawa sinis melirik si raja pedang. "aku dengar ilmu raja pedang tinggi luar biasa terutama ilmu pedangnya. hari ini bisa melawan raja pedang dunia persilatan sungguh buat ku gembira dan terhormat." ucapnya kalem.
"huhuh. ilmu pedang tarian naga langit mu juga hebat luar biasa, beberapa jago pedang nomer wahidpun jatuh di bawah angin oleh jurus pedang itu, jadi kau tidak usah merendah." kata merto wijaya agak di tekan.
"tidak. tidak. itu tidak benar, aku menang karna aku beruntung saja. jurus pedang tarian naga langit ku banyak cacat dan lemah, jika menghadapi jurus pedang penakluk iblis mu tentu akan kalah semudah membalikkan telapak tangan." kata antoch merendah.
"huh. kau tengah memuji atau menyindir ku anak muda?" dengus merto wijaya di hidung.
"heheh. mana berani aku berlaku lancang menyindir Yang mulia raja." kata antoch dengan tersenyum simpul. "Untuk pertarungan ini aku tidak berani bermain main lagi, aku akan menggunakan ilmu simpanan ku yang ku beri nama ilmu tangan dewa." ucapnya.
"Apa? ilmu simpanan? jadi kau masih punya ilmu simpanan?" seru merto wijaya terkejut.
"benar. ilmu tangan dewa juga bisa di mainkan dalam tiga senjata yaitu pedang, suling dan kipas. Nah, aku akan melawan mu dengan pedang karna kau di gelari si raja pedang." kata antoch. dia menoleh ke arah seseorang yang berada di jurusan utara yaitu baraga ketua partai bunga merah. "ketua baraga. pedang mustika mu sangat hebat, apakah aku boleh meminjam pedang itu untuk menghadapi pedang mustika raja pedang?" serunya pada ketua partai bunga merah.
"tentu saja. terimalah !" seru ketua partai bunga merah segera melemparkan pedangnya ke arah antoch.
Antoch segera menyambut pedang mustika milik ketua partai bunga merah. "terima kasih. aku pastikan pedang mustika ini tidak akan rusak sedikitpun saat kembali pada mu." serunya.
"Pedang mustika bunga merah adalah pasangan ilmu pedang bunga merah. aku penasaran dengan cara apa inti pedang itu bisa menyatu dengan ilmu mu." sahut baraga ketua partai bunga merah.
"hahaha. ketua baraga tenang saja, ilmu tangan dewa ku berintikan tenaga dalam lima unsur inti alam yaitu api, air, angin, petir dan tanah. jurus pedang peri surga terbang mu termasuk inti angin, Nah kau akan bisa meliat sendiri jurus pedang tangan dewa ku bisa menyatu dengan pedang mu atau tidak." kata antoch tertawa lebar.
Antoch segera mengalirkan tenaga dalam inti alam ke pedang mustika bunga merah milik ketua partai bunga merah. pedang yang berwarna merah gelap itu seketika menjadi bersinar terang warna merah membuat pamor pedang jadi terliat angker luar biasa kuat. Perubahan pamor pedang itu membuat semua orang jadi tersentak kaget sekali. mereka tidak menyangka pemuda jubah biru yang masih semuda itu memiliki tenaga dalam yang luar biasa tinggi.
"hmm. kali ini aku benar benar berhadapan dengan tokoh yang luar biasa, aku harus hati hati dan tidak boleh lengah. ilmu pedang tarian naga langit yang sangat sempurna itu di katakan masih banyak cacat dan lemah oleh pemuda itu, berarti ilmu pedang tangan dewa yang akan di kelurakannya pasti jauh lebih hebat. hari ini nama besar ku sebagai raja pedang akan di pertaruhkan. aku tidak boleh kalah." batin merto wijaya dalam hati.
"Yang mulia. silakan !" kata antoch mengundang tantangan pada merto wijaya.
Si raja pedang dari selatan segera mencabut pedang pusakanya yang bernama pedang raja langit. pamor pedang warna kuning langsung terliat begitu pedang raja langit keluar dari sarungnya.
"tuan panji. silakan !" sahut merto wijaya menyambut tantangan. dia membuka jurus dalam jurus pedang penakluk iblis yaitu jurus pedang andalan sang raja pedang dari selatan.
"hupz. hyeaat !" teriak antoch melesat cepat menyerang si raja pedang dari selatan dengan jurus dewa bumi menghadap dewa langit, yaitu jurus pembuka kehormatan pada lawan yang lebih tua dan di anggap hebat.
Kilatan pedang warna merah berkilatan mengarah ke kaki si raja pedang, merto wijaya menahan kilatan pedang yang mengarah kakinya maka terliat kilatan pedang warna kuning menahan kilatan pedang warna merah.
Dar..Dar..Darrr !
Suara ledakan terdengar keras dari akibat beradunya dua tenaga dalam di tanah. tanahpun jadi bergetar seperti terjadi gempa.
Pertarungan dua jago pedang terhebat terliat seru dan sengit, setiap kali dua pedang mustika beradu slalu membuat tanah jadi bergetar. puluhan jurus telah berlalu tapi belum terliat ada yang jatuh di bawah angin.
"Anak muda. tahan jurus pedang pamungkas ku !" teriak si raja pedang segera memainkan jurus pedang pamungkasnya yaitu jurus pedang penakluk iblis dengan tenaga dalam penuh.
Antoch segera memutar mutar pedangnya dalam lingkaran kecil dan lingkaran besar menahan jurus pamungkas si raja pedang dalam jurus pedang lingkaran dewa langit. gerakan pedang antoch kadang lambat kadang cepat tidak pernah putus putus seperti aliran air sungai.
Jurus pedang penakluk iblis merto wijaya di buat tidak berkutik oleh jurus pedang lingkaran dewa langit antoch, hingga dalam satu kibasan cepat dari antoch membuat si raja pedang merto wijaya terpental tiga tombak dan roboh di tanah dengan muntah darah tanda terluka dalam, pedang raja langitnya juga terlepas dari tangannya yang berarti merto wijaya harus mengakui kekalahannya dari antoch.
"Ayah ?!" teriak ayu welas dan andini terkejut meliat ayahnya roboh muntah darah. buru buru mereka segera berlari mendekati ayahnya untuk meliat keadaan ayah mereka.
"Ayah ! Ayah tidak apa apa?" seru ayu welas terliat panik meliat ayahnya yang pucat dan lemah.
"Ayah !" seru andini juga panik meliat ayahnya yang terluka dalam. "ayah tidak apa apa?" tanyanya cemas sekali.
"huegkh." merto wijaya muntah darah lagi.
"Ayah !?" teriak ayu welas dan andini kaget.
"tidak usah panik, ayah kalian tidak apa apa. dia akan sembuh setelah bersemedi sebentar." ucap antoch yang sudah berdiri di dekat mereka.
Andini menoleh menatap tajam antoch, mukanya merah padam tanda menahan gusar. "apa kata mu? ayah ku muntah darah kau bilang tidak apa apa? ini semua gara gara kau, jika terjadi apa apa sama ayah ku maka aku tidak akan pernah memaafkan mu seumur hidup ku. ingat itu !" teriaknya keras dan tegas.
"huhuh." antoch hanya tertawa di hidung saja.
"kakak ! kau jangan membuat malu ayah lagi, ayah bertarung secara ksatria, meski kalah tapi ayah kalah secara terhormat." seru ayu welas menasehati andini.
"KAU?!" pekik andini tertegun karna di hardik ayu welas. "kau malah membela orang luar dari pada ayah. hah?" bentaknya.
"aku tidak membela orang luar, aku hanya mengingatkan kakak saja. Jangan sampe sikap kekanak kanakan kakak membuat ayah malu." sahut ayu welas tegas.
"Diam ! aku tidak butuh nasehat mu !" bentak andini marah.
"kalian berdua diam !" bentak suto menggolo tegas yang sudah berdiri di belakang mereka. "kalian hanya ribut saja, biarkan ayah kalian bersemedi dengan tenang. kalo kalian berdua terus ribut malah akan membuat luka dalam ayah kalian semakin parah. mengerti?" bentaknya tegas sekali.
"Tapi paman..." seru andini tapi tidak di teruskan karna keburu di potong suto menggolo.
"Diam ! cepat bawa ayah kalian pergi. jaga dia baik baik dan jangan ribut lagi. paham?" bentak suto menggolo cepat.
Ayu welas dan andini segera memapah merto wijaya ayah mereka pergi dari tempat itu.
Antoch hanya menghela nafas panjang meliat kepergian mereka, dia lalu melesat ke arah ketua partai bunga merah untuk mengembalikan pedang bunga merah pada baraga. "terima kasih telah meminjamkan pedang mustika yang luar biasa ini." ucapnya lalu mengembalikan pedang itu.
"he-em. sama sama." ucap baraga ketua partai bunga merah menerima pedangnya kembali. "pedang bunga merah ini di tangan tuan menjadi dahsyat luar biasa, aku tidak pernah terbayang kalo pedang ini bisa seluar biasa itu. hmmm." ucapnya kagum.
"Pedang mustika itu di tangan ketua baraga juga dahsyat luar biasa, jika saja tenaga dalam ketua tidak terpengaruh ilmu lain sudah pasti pedang itu akan jauh lebih dahsyat dan mungkin saat itu aku pasti takluk di tangan ketua baraga." kata antoch kalem tersenyum.
"Apa maksut mu tenaga dalam ku terpengaruh ilmu lain?" tanya ketua baraga dengan kening berkerut tidak mengerti.
Antoch tertawa lemah menatap baraga. "Nanti saja kita bicara lagi dan akan ku beri tahu kesalahan pada tenaga dalam ketua." ucapnya lalu kembali ke tengah arena.
Ketua partai bunga merah mengerutkan kening tidak mengerti dengan perkataan antoch. tenaga dalam ku ada yang salah? benarkah? apa yang salah dengan tenaga dalam ku? aku tidak mengerti. pikirnya dalam hati.
Antoch berdiri tenang di tengah arena pertarungan. "sungguh tidak di sangka kali ini juga saya kebetulan telah berhasil mengalahkan raja pedang dari selatan. tetua siapa lagi yang hendak memberi ku petunjuk?" serunya lantang.
"hahahaha." bayangan hijau melesat ke tengah arena sambil tertawa, orang itu adalah damar soka si sesat dari timur. dia mendarat di depan antoch. "hahaha. Anak muda. akhirnya kita bisa ketemu lagi dan aku senang sekali." ucapnya.
"tetua." sapa antoch menyoja hormat.
"Anak muda. ilmu pedang tangan dewa mu luar biasa hebat membuat aku merasa kagum. aku ucapkan selamat atas ilmu mu yang dahsyat itu." kata damar soka menyoja.
"terima kasih atas pujian tetua." kata antoch sopan.
"hahaha. kau tidak perlu bersikap sungkan pada ku anak muda, kedudukan kita sekarang sama jadi bersikaplah biasa saja." tawa damar soka.
"mana berani aku berlaku tidak sopan pada tetua. tetua dari golongan senior sedang aku dari golongan muda jadi mana pantas berlaku tidak sopan pada tetua." kata antoch tertawa kecil.
"huh. peduli setan dengan segala aturan remeh di dunia ini. aku paling tidak suka pada orang orang yang meributkan sesuatu yang tidak penting seperti aturan konyol itu. huh." dengus damar soka.
"hahaha." tawa antoch lebar. "pantaslah jika tetua di juluki orang aneh dari timur. hahaha." ucapnya.
"huh. itulah aku yang memang tidak suka bertele tele dengan urusan merepotkan seperti aturan aturan konyol. aturan hanya di buat untuk orang orang tolol saja." kata damar soka dengan sikap angkuh.
Damar soka memang di kenal aneh dan bertindak di luar batas aturan dan peradatan, jika dia tidak suka maka dia akan bertindak seenaknya sendiri. adat istiadat dalam kehidupan pun juga di tidak pedulikan jika tidak sesuai jalan pikirannya, itulah mengapa orang orang menjulukinya orang aneh atau orang sesat. meski begitu dia slalu bersikap menghormati orang orang yang bertindak ksatria. dia bukan dari golongan hitam maupun dari golongan putih, dia tidak segan segan membunuh kaum golongan putih yang bertindak tidak ksatria dan dia juga akan menghormati kaum golongan hitam jika bertindak ksatria. baginya orang yang bertindak ksatria jauh lebih terhormat dari pada kaum yang mengatas namakan golongan lurus tapi bertindak tidak ksatria. misal saja orang yang hanya mementingkan diri sendiri demi keselamatan sendiri, pengecut dan bermulut manis namun berniat busuk dan lain lain.
"hahaha. baiklah. entah petunjuk apa yang akan tetua berikan pada ku." ucap antoch tertawa kecil.
"hmmm. terus terang aku terkesan dengan ilmu 9 jalur neraka mu, jika boleh aku ingin meminta petunjuk mu tentang ilmu 9 jalur neraka itu." kata damar soka.
"Akh. ilmu 9 jalur neraka hanya permainan ilmu totokan jalan darah saja, ilmu itu tidak berguna jika tahu akan kelemahannya yang aku rasa semua kaum persilatan tahu. tetua memiliki ilmu yang sangat tinggi tentu ilmu 9 jalur neraka ku tidak akan berpengaruh pada tetua." kata antoch kalem.
"ilmu 9 jalur neraka punya kelemahan?" tanya damar soka dengan kening berkerut tidak percaya.
"benar. setiap ilmu pasti punya kelemahan, tergantung kita tahu atau tidak kelemahan setiap ilmu itu. salah satu kelemahan besar ilmu 9 jalur neraka adalah jika aku sudah mengeluarkan tenaga dalam ilmu itu maka aku tidak akan bisa mengeluarkan atau merubah ke ilmu lain, jika aku mengubah mengeluarkan ilmu lain maka ilmu 9 jalur neraka akan berbalik menyerang ku. itu sama saja aku mencelakai diri sendiri jika memake ilmu itu untuk melawan tetua." kata antoch tetap tenang meski dia memberi tahu akan efek buruk memake ilmu 9 jalur neraka.
semua orang jadi heran karna antoch malah memberi tahu kelemahan ilmu 9 jalur nerakanya, bukankah itu sama saja memberi tahu lawan gimana cara mengalahkan dirinya. benar benar mengherankan.
"Tapi jika tetua ingin bertanding melawan ilmu 9 jalur neraka ku maka aku tidak mungkin akan mengecewakan tetua." kata antoch lagi.
"APA?!" kejut semua orang tidak percaya. setelah memberi tahu akan kelemahan ilmu 9 jalur neraka antoch tetap akan memake ilmu itu untuk melawan damar soka. semua orang benar benar heran dan tidak percaya antoch akan sebodoh itu.
"hahaha. bagus. setelah kau beri tahu kelemahan ilmu 9 jalur neraka tapi kau tetap akan melawan ku dengan ilmu, sikap ksatria dan percaya diri mu benar benar membuat ku senang. hahaha. bagus, mari kita bertarung !" seru damar soka tertawa terbahak bahak.
Antoch hanya tersenyum saja menatap damar soka.
"hmmm. meski dia telah memberi tahu kelemahan ilmu 9 jalur nerakanya tapi dia tetap terliat tenang, aku menduga dalam ilmu 9 jalur neraka pasti tersimpan satu rahasia yang dia sembunyikan. aku harus hati hati dan tetap waspada pada setiap sentuhan tangannya karna seperti yang aku liat pada pertarungan dia melawan jantaka pendekar ke enam partai awan merah, dia bisa menotok jalan darah jantaka hanya dengan sentuhan ketika beradu fisik. hmmm. jika aku mengetahui rahasia besar di balik ilmu 9 jalur neraka itu maka aku pasti bisa mematahkan ilmu itu. aku harus bisa mengetahui rahasia besar ilmu itu." batin damar soka dalam hati.
"tetua. silakan !" kata antoch dengan sikap sampa persis ketika melawan jantaka pendekar ke enam partai awan merah yaitu berdiri tegap dengan kaki rapat, satu tangan di julur ke depan dan satu tangan di belakang tubuh.
"hmmm.sikapnya sama seperti saat melawan jantaka, aku harus hati hati dan memancing serangan agar tahu jalan darah mana yang akan dia serang di tubuh ku." batin damar soka dalam hati menatap antoch tajam. "Anak muda. bersiaplah menerima jurus ku ! hyeaat !" serunya.
Damar soka melesat maju menyerang mengarahkan pukulannya ke dada antoch tapi di tengah jalan dia merubah pukulannya menjadi cengkraman mengarah leher antoch. itulah jurus memukul bulan mencakar matahari yang merupakan jurus ketiga dari rangkaian jurus malaikat gunung wilis yang sangat terkenal.
Antoch tetap diam tidak bergerak meliat serangan hebat damar soka tapi ketika cakar tangan damar soka hampir menyentuh lehernya dia mulai bergerak dengan langkah kilat yang tahu tahu sudah di belakang damar soka dan secepat kilat menepuk ke jalan darah di bahu kanan damar soka, namun damar soka tanpa menolehkan kepala tahu tahu bergerak merendahkan tubuhnya sehingga tepukan tangan antoch hanya lewat di atas tubuhnya saja, tidak sampe di situ saja gerakan damar soka, damar soka memukul cepat ke arah perut antoch dalam jurus kepala naga muncul di puncak gunung.
Antoch terkejut tepukannya berhasil di hindari dan malah mendapat serangan tidak terduga dari damar soka, dia melentingkan diri dengan cara menotol tanah menghindari pukulan kepala naga muncul di puncak gunung damar soka. dia mendarat ringan di tanah dan berdiri menatap damar soka.
Damar soka berdiri menatap antoch seraya tersenyum mengejek. "hmm. sesuai dugaan ku, yang di arah adalah jalan darah di bahu kanan ku. dia berniat untuk menghambat hawa yang mengalir ke tangan ku. hmm. akan ku pancing lagi dia, apakah dia tetap ingin menotok jalan darah di bahu ku atau yang lain." batinnya dalam hati.
Damar soka kembali melesat menyerang yang kali dia melancarkan pukulan dalam jurus kilat menyambar puncak gunung, dia melasat tinggi ki udara lalu menukik cepat bagai kilat yang menyambar puncak gunung yang kali ini dia arahkan ke kepala antoch, indah dan hebat sekali serangan itu karna ada hempasan angin mengiringi jurus damar soka.
Antoch meliat serangan hebat damar soka langsung berkelit ke samping dan begitu damar soka lewat di sampingnya maka secepat kilat dia bergerak menepuk ke arah bahu damar soka namun kali ini juga tepukan tanganya tidak kena karna damar soka langsung berguling di tanah sehingga loloslah dia dari tepukan tangan antoch dan tiba tiba dia langsung melenting ke udara kembali menyerang antoch dalam jurus tendangan penghancur batu karang. rentetan jurus yang indah dan hebat itu telah memaksa antoch bergerak cepat menghindar menjauh dari damar soka.
"hmmm. benar dia mengincar bahu ku kembali dan ketika gagal dia tidak bisa menyerang lagi dengan serangan susulan. hmmm. jadi cara kerja ilmu 9 jalur neraka adalah setiap satu serangan harus berhasil dan jika gagal maka dia tidak dapat melancarkan serangan susulan, jadi ini salah satu kelemahan ilmu 9 jalur neraka. Yang membuat ku heran kenapa dua kali dia mengincar bahu ku? apa dia sengaja atau ada rahasia di balik serangan ke bahu ku itu?" batin damar soka dalam hati menganalisa serangan antoch. "hmmm. akan ku coba dengan jurus tendangan apa dia masih mengincar bahu ku atau tidak." pikirnya. Damar soka melesat cepat yang kali ini dia mengerahkan jurus tendangan penghancur batu karang ke arah kepala antoch tapi antoch cepat sekali berkelit menghindari tendangan damar soka dan dengan langkah kilatnya dia bergerak cepat ke belakang damar soka dan lagi lagi dia mengincar bahu damar soka tapi tepukan itu kembali tidak kena karna damar soka berhasil berkelit, malah dia langsung melancarkan serangan beruntun ke dada, perut dan kepala, meski tidak kena tapi bagi damar soka hal itu membuat dia semakin paham cara kerja ilmu 9 jalur neraka.
"hahahaha. jadi seperti itu cara kerja ilmu 9 jalur neraka. Anak muda, aku sudah tahu kelemahan lain ilmu itu. kau harus berhasil menyarangkan totokan mu dalam sekali serang, jika gagal maka kau tidak dapat melancarkan serangan susulan karna tenaga dalam yang berpusat di tangan mu telah hilang akibat gagalnya serangan itu. apa aku benar anak muda?" seru damar soka tertawa menatap antoch.
Antoch tertawa biasa saja mendengar ucapan damar soka. "hehehe. baru tiga kali serangan gagal tapi tetua sudah berpendapat seperti itu. pendapat tetua sepenuhnya tidak salah dan juga tidak benar. masih butuh waktu lama untuk mengetahui cara kerja ilmu 9 jalur neraka itu." ucapnya tetap tenang.
"heheh. aku tahu kau bicara seperti itu hanya untuk menutupi keterkejutan mu. baiklah, kita lanjutkan lagi pertarungan kita ini. ayo !" kata damar soka mulai membuka jurus lagi.
"huhuh. baiklah. sekarang giliran ku menyerang." kata antoch juga membuka jurusnya. "inilah jurus pertama 9 jalur neraka. Lihat serangan, hyeaaat !" serunya lantang langsung melesat cepat menyerang damar soka dalam jurus pertama 9 jalur neraka yaitu jurus dewa petir memukul mega.
Jurus dewa petir memukul mega adalah jurus yang cukup luas mengarah ke setiap sudut jalan darah di tubuh orang yang di serang.
Damar soka berkelit cepat dari serangan antoch yang akan memukul perutnya, setelah berkelit dia hendak menyerang balik antoch karna dia tahu jika serangan pertama gagal maka antoch tidak akan menyerang susulan lagi tapi dia jadi terkejut karna antoch mengejar ke arah dia berkelit yang mengincar lehernya, mau tidak mau damar soka menahan pukulan antoch dengan cara menangkis tangan antoch, namun serangan antoch tiba tiba berubah karna antoch berputar ke belakang damar soka dan tangan antoch langsung menepuk bahu kanan damar soka, karna terkejut oleh serangan susulan antoch yang tidak terduga itu membuat damar soka terpaksa menangkis serangan antoch yang mengarah ke lehernya tapi dia terkecoh karna antoch merubah serangannya berputar ke belakang tubuh membuat damar soka mau tidak mau harus menelan pil pahit terkena tepukan tangan antoch di bahu kanannya.
"Satu tepukan telah mendarat di tubuh mu. hahaha." kata antoch tertawa memandang damar soka.
Damar soka buru buru mengalirkan hawa murni ke bahu kanannya namun dia tidak merasakan ada kelainan apa apa di jalan darah bahu kanannya. "hmm. dia telah berhasil menepuk jalan darah di bahu kanan ku tapi aneh sekali kenapa aku tidak merasakan ada kelainan di jalan darah bahu kanan ku. ini sangat aneh dan mengherankan sekali." batinnya dalam hati keheranan.
"Jurus kedua 9 jalur neraka. Lihat serangan. hyeaat !" seru antoch melesat menyerang damar soka mengeluarkan jurus kedua ilmu 9 jalur neraka yaitu jurus dewa petir membelah mega.
Jurus dewa petir membelah mega adalah jurus yang bertujuan memecah hawa negatif dalam tubuh lawan setelah terkena jurus dewa petir memukul mega.
Damar soka tidak tahu jalan darah mana yang akan di incar antoch, dia berkelit sebisa mungkin jangan sampe terkena tepukan antoch. dia berkelit sambil membaca arah serangan antoch hendak mengincar jalan darah mana, tapi dia meliat tidak ada jalan darah khusus yang di incar antoch membuat dia jadi heran dan bingung, tahu tahu dia telah tertepuk di bahu kirinya.
"Dua jalan darah telah tertepuk. satu persatu aku pasti akan menepuk jalan darah mu." kata antoch menatap damar soka.
"huh. sial, aku tidak tahu jalan darah mana yang dia incar. jika begini terus lambat laun aku pasti celaka oleh ilmu 9 jalur neraka itu. lebih baik aku serang dia dengan ilmu simpanan ku yaitu ilmu cengkraman cakar besi. Ya, terpaksa aku harus mengeluarkan jurus itu." batin damar soka dalam hati.
Damar soka mendengus di hidung. "huhuh. kau jangan senang dulu anak muda. kali ini aku akan mengeluarkan ilmu simpanan ku yaitu jurus cengkraman cakar besi. berhati hatilah jika kau tidak ingin celaka." ucapnya dingin.
"hmm. silakan !" sahut antoch tetap tenang meski damar soka akan mengeluarkan jurus simpanan terhebatnya.
Damar soka langsung menggerak gerakan tangan yang membentuk cakar cepat sekali dan terliat ada aura ungu keluar dari jari jari tangannya tanda jurus itu di aliri tenaga dalam tinggi. damar soka melesat cepat menerjang antoch dalam jurusnya yang mengeluarkan desiran angin kencang di setiap gerakan tangannya.
Antoch meliat jurus yang hebat itu tidak mau bertindak gegabah, dia berkelit cepat setiap serangan damar soka yang datang sambil memecahkan inti sari jurus cengkraman cakar besi damar soka. setelah damar soka memainkan semua jurus cengkraman cakar besinya baru dia paham jika jurus itu terdiri dari 36 jurus yang bersifat keras dan hanya dua jurus terakhir yang bersifat lembek namun yang paling berbahaya.
"Jurus yang dahsyat luar biasa." puji antoch.
"huhuh. gimana anak muda? apa kau sanggup mematahkan jurus ku ini?" kata damar soka mengejek.
"Aku akui jurus cengkraman cakar besi mu luar biasa tapi belum tentu kau sanggup mengalahkan ku dengan jurus itu." seru antoch tenang.
"huhuh. kau jangan jumawa anak muda. liat saja nanti apa aku sanggup mengalahkan mu dengan jurus ini atau tidak, Yang pasti ilmu 9 jalur neraka mu tidak berguna melawan jurus cengkraman cakar besi ku." dengus damar soka tajam.
"ayo kita buktijan saja !" seru antoch.
Damar soka kembali melesat menyerang antoch dengan jurus cengkraman cakar besinya yang kali dia tambah kecepatan jurusnya.
Antoch langsung memainkan jurus ketiga ilmu 9 jalur nerakanya yaitu jurus dewa petir menahan badai. jurus ini bertujuan membuyarkan hawa di tubuh yang telah terbelah oleh jurus dewa petir membelah mega.
Pertarungan semakin sengit dan berbahaya membuat semua orang yang menyaksikan pertarungan jadi merasa ikut tegang dan sekaligus kagum akan ilmu silat dua orang yang bertarung.
Damar soka terus menyerang antoch dengan gencar sekali tidak mau memberi kesempatan antoch sedikit juga untuk balas menyerang, tapi sejauh ini belum ada satu seranganpun yang mampu mengenai antoch. tanpa di sadari damar soka bahwa antoch yang terliat tidak bisa balas menyerang ternyata pelan tapi pasti antoch telah menepuk tiga jalan darah di lengan damar soka saat menangkis serangan damar soka. karna terus terusan menyerang secara gencar telah membuat damar soka jadi tidak bisa memecahkan inti ilmu 9 jalur neraka antoch.
Antoch mulai bergerak dengan jurus kelima ilmu 9 jalur neraka yang dia padukan dengan jurus 9 langkah kilat yang dia mainkan sesuai dengan ilmu panca buta atau kedudukan arah mata angin sehingga damar soka menjadi kehilangan kosentrasinya dalam serangan yang dia arahkan ke antoch karna gerakan antoch membingungkan dirinya dan susah di tebak kemana arahnya. Antoch berturut berhasil menepuk jalan darah damar soka tiga kali yang berarti 8 jalan darah damar soka telah tertotok. buru buru antoch melenting ke belakang menjauh dari damar soka lalu mendarat ringan di tanah.
"huh. apa kau hendak melarikan diri anak muda?" dengus damar soka tajam menatap antoch.
"melarikan diri?" tanya antoch tersenyum sinis.
"kau mundur dari serangan ku itu sama saja kau berhenti bertarung, apa itu bukan melarikan diri. hah?" seru damar soka tegas.
"hahaha." tawa antoch mendengar itu. "aku mundur menjauh bukan berarti melarikan diri tapi aku hendak mengingatkan mu. 8 jalan darah mu telah aku totok, jika sekali lagi kau terkena totokan ku maka kau akan celaka." ucapnya tenang sekali.
"huh. aku bukan anak kecil yang bisa kau gertak anak muda. kau baru menepuk ku lima kali, jangan coba coba menipu aku." dengus damar soka.
"heheh. aku tidak menipu mu, tapi jika kau tidak percaya silakan serang aku tapi jika kau celaka maka jangan salahkan aku yang telah mengingatkan mu." kata antoch tenang tenang saja.
"hahaha. kalah menang dalam pertarungan itu hal yang wajar anak muda tapi bukan aku yang celaka tapi kau. kita buktikan saja, aku atau kau yang berkata benar." seru damar soka lantang.
Damar soka mengempos tenaga dalamnya dari pusar ke tangannya membuat aura warna ungu semakin terang dan dengan cepat sekali dia melesat menerjang antoch, karna tidak percaya dengan apa yang di katakan antoch maka damar soka telah melakukan kesalahan fatal, jika 8 jalan darah sudah tertotok oleh ilmu 9 jalur neraka maka jalan darah yang ke sembilan secara otomatis akan tertotok sendiri karna ketika damar soka mengerahkan tenaga dalam justru dua hawa yang telah terpecah jadi dua yaitu hawa positif dan hawa negatif akan bertemu di satu titik yaitu di titik jalan darah yang ke sembilan dan apa bila dua hawa yang berlawanan bertemu dalam satu maka akan tercipta satu efek yang luar biasa yaitu tenaga liar seperti petir yang mengalir cepat ke 8 jalan darah yang tertotok.
Antoch tetap diam tidak bergerak ketika damar soka menyerangnya karna dia tahu serangan damar soka hanya sia sia belaka.
"Aaaagkh !" jerit damar soka keras berhenti tepan satu langkah tepat di depan antoch.
Apa yang terjadi?! damar soka merasakan bagai tersambar petir yang kuat di tubuhnya.
"Kau.." seru damar soka masih bisa bertahan menatap antoch dengan mata terbelalak.
"huh. aku sudah mengingatkan mu tapi kau tidak pecaya, jadi rasakan sendiri akibatnya." kata antoch menatap damar soka.
"huegkh." damar soka muntah darah kental. dia sadar kalo telah telah terluka dalam sangat parah, buru buru dia bersila dan hendak menotok beberapa jalan peting untuk melindungi organ vitalnya namun dia terkejut karna tanganya tidak bisa di gerakkan seperti lumpuh, sekuat tenaga dia berusaha bertahan agar tidak roboh dan pingsan karna jika dia roboh maka niscaya tubuhnya akan lumpuh dan seluruh ilmu silatnya akan musnah.
Damar soka jadi terkejut ketika dia berusaha untuk tetap bertahan agar tidak roboh tiba tiba dia merasa ada seseorang menotok jalan darah yang menuju organ vitalnya dan beberapa jalan darah lain, seketika rasa sakit seperti tersengat petir jadi berkurang besar meski belum hilang. dia menengok siapa yang telah menolongnya, ternyata yang telah menolong adalah antoch.
"Aku akan menolong mu mengobati akibat terkena ilmu 9 jalur neraka." kata antoch kalem segera mengobati damar soka. dia menotok tepat di bekas tepukan dari ilmu 9 jalur neraka dengan menggunakan ilmu 9 jalur neraka juga.
ilmu 9 jalur neraka pada hakekatnya bukan ilmu totokan seperti menotok pada umumnya tapi ilmu 9 jalur neraka adalah permainan tenaga dalam unik yang bila di tepukkan atau di totokan ke jalan darah akan membuat tenaga dalam ilmu 9 jalur neraka menempel di jalan darah yang tertepuk atau tertotok tapi tidak merusak sistem aliran darah. itu makanya bila orang yang tertepuk tidak merasakan ada perubahan atau kelainan di jalan darahnya. apa bila 9 jalan darah terkena ilmu 9 jalur neraka maka efeknya baru keluar yaitu 9 jalur jalan darah akan terhubung yang membuat tenaga dalam ilmu 9 jalur neraka yang menempel di ke 9 jalan darah akan saling menyerang sendiri, efeknya membuat tubuh seperti tersengat petir yang sangat kuat sehingga tubuh menjadi lumpuh dan terluka dalam.
Besar kecilnya luka dalam yang di timbulkan akibat terkena ilmu 9 jalur neraka tergantung seberapa besar tenaga dalam yang antoch keluarkan dan jalan darah mana yang dia totok, tapi apa bila hanya terkena 8 jalan darah yang tertotok dan di jalan darah yang ke 9 terkena tenaga dalam lain termasuk tenaga dalam ilmu yang terkena totokan maka efeknya akan bisa jauh lebih parah, tergantung seberapa besar orang itu mengeluarkan tenaga dalam ilmunya. efek terburuknya adalah kerusakan total di seluruh urat nadinya yang berarti lumpuh total seumur hidup.
ilmu 9 jalur neraka adalah ilmu unik yang hanya bisa di sembuhkan oleh ilmu itu sendiri. karna hanya antoch yang memiliki ilmu itu maka hanya dia yamg sanggup menyembuhkan orang yang terkena ilmu 9 jalur neraka. orang lain jangan berharap mampu menolong orang yang terkena ilmu itu.
"Aku sudah menyembuhkan luka dalam mu akibat ilmu 9 jalur neraka, hanya aku saja yang sanggup menyembuhkan luka dalam akibat terkena ilmu 9 jalur neraka. kau sekarang hanya terluka dalam akibat terkena ilmu mu sendiri, bersemedilah untuk mengobati luka dalam mu." kata antoch setelah mengobati luka dalam akibat ilmu 9 jalur neraka di tubuh damar soka.
"he-em." sahut damar soka mengangguk pelan. dia lalu beranjak dari tempat itu dan mencari tempat untuk bersemedi.
"hmmm." gumam antoch lirih lalu menghela nafas panjang. "hampir saja dia bisa mengetahui kelemahan terbesar ilmu 9 jalur neraka, jika dia tidak terlalu hati hati dan bernafsu menyerang ku maka aku pasti sudah kalah di tangannya." batinnya dalam hati.
plok..plok..plok !
Suara tepuk tangan semua orang yang menonton pertarungan riuh ramai karna memuji pertarungan tingkat tinggi antara antoch dan damar soka.
"Anak muda. ilmu yang hebat." seru pengemis sakti dari utara mendekati antoch. "dua orang tokoh utama dunia persilatan telah kau taklukan. kali ini giliran ku yang melawan mu. kau mau istirahat dulu atau langsung bertarung?" ucapnya bertanya.
"hahahaha. pengemis bau, dia sudah bertarung sengit dengan tuan merto dan si sesat tua. setiap orang punya batas daya tahan tubuh dan tenaga. kau masih segar bugar, apa kau hendak mengambil keuntungan saat dia lemah? hahahaha." seru suara dari orang yang melesat ke arah antoch dan pengemis utara. orang itu adalah darma wangsa alias si datuk pulau ular atau sekarang bergelar datuk barat.
"Datuk gila, apa maksut mu?" sahut pengemis utara.
"hahaha. biarkan dia istirahat dulu baru kau boleh bertanding dengan dia, itu baru adil namanya." kata datuk barat.
"hehehe. aku juga menyuruh dia begitu, makanya aku bertanya sama dia mau istirahat atau langsung bertarung, apa kau pikir aku orang yang tidak tahu malu menantang orang yang masih dalam keadaan lemah. hah?" sahut pengemis utara dengan nada suara seperti menyindir.
"huh. apa kau sedang menyindir ku? aku bukan orang yang suka menggunting dalam lipatan." dengus datuk barat.
"hehehe. aku tidak menyindir tapi bukankah jika aku dan dia bertarung pasti salah satu dari kami akan terluka dan kau sebagai orang terakhir akan mudah mengalahkan kami dan keluar sebagai juara." kata pengemis utara tertawa mengekeh.
"huh. kau pikir aku orang sepicik itu? dasar pengemis bau. baik, kalo begitu kita bertanding dan yang menang berhak melawan pemuda itu. bukankah itu lebih adil, apa kau setuju?" seru darma wangsa tajam.
"hehehe. baik, aku setuju. ayo kita bertarung." sahut pengemis utara lantang.
"hahaha. bagus. ayo !" seru datuk barat.
Dua tokoh kosen itu langsung bersiap hendak bertarung tapi antoch buru buru berdiri di tengah mereka sambil menyoja.
"tetua berdua yang terhormat. aturan turnamen melarang para tokoh bertarung satu sama lain selama aku belum kalah, jadi harap tetua berdua jangan melanggar peraturan yang sudah di sepakati." kata antoch sopan.
pengemis utara dan datuk barat saling pandang manggut manggut, sebagai tokoh yang di pandang tinggi oleh dunia persilatan, tentu saja mereka harus menaati peraturan yang telah di sepakati bersama.
"hm. anak muda, kau benar." kata pengemis utara. dia menatap datuk barat sejenak. "hehe. datuk gila. kita terpaksa harus mengikuti peraturang yang sudah di sepakati. lain kali saja kita bertanding." ucapnya.
"hmm. Ya." kata datuk barat mengangguk.
"baguslah jika tetua berdua mau mengerti." kata antoch tertawa kecil.
"Anak muda. kau beristirahatlah dulu, setelah itu kita bertanding. bagaimana?" kata pengemis utara.
"terima kasih atas perhatian tetua, saya rasa aku tidak perlu istirahat karna aku masih merasa bugar. karna tetua sudi memberi petunjuk maka tidak pantas aku menolaknya." kata antoch menyoja.
"Apa kau yakin tidak butuh istirahat? aku tidak mau melawan orang yang sudah lemah." tanya pengemis utara.
Antoch tertawa pendek. "istirahat atau tidak toh tidak ada artinya buat ku, sekarang atau nanti juga sama saja, aku pasti akan kalah di tangan tetua." ucapnya merendah.
"hehehe. aku suka gaya bicara mu anak muda, kau merendah tapi padahal kau bermaksut ingin mengatakan sekarang atau nanti aku tidak mungkin menang melawan mu. hehehe. bagus. bagus. percaya diri boleh juga." kata pengemis utara tertawa mengekeh.
"Akh. mana berani aku berlaku jumawa di hadapan tetua." kata antoch tersenyum.
"Sudahlah. ayo kita mulai saja pertarungan ini. kau boleh mengeluarkan semua ilmu andalan mu, aku juga akan mengeluarkan ilmu yang aku miliki." seru pengemis utara. "Baiklah." kata antoch kalem. "aku dengar ilmu 18 pukulan penakluk naga tetua dahsyat luar biasa, jika boleh aku ingin meminta petunjuk dari tetua." ucapnya.
"hehehe." suto menggolo tertawa terkekeh. "anak muda. aku tidak bodnh seperti raja tua dan sesat tua. hehehe." ucapnya.
"hmm? apa maksut tetua?" tanya antoch tidak mengerti.
"hehehe. aku ingin menikmati pertarungan ini jadi buat apa buru buru mengeluarkan ilmu andalan kita. ayo kita main main dengan seluruh ilmu yang kita miliki. bagaimana?" kata pengemis utara.
"hmm. baiklah jika tetua ingin begitu." jawab antoch mengangguk pelan.
"Ayo kita mulai !" seru pengemis utara bersiap siap membuka jurus. "jurus pertama ku adalah burung walet terbang di atas air." serunya.
Antoch juga ikut membuat gerakan membuka jurus dalam jurus yang sangat jarang sekali di keluarkan karna dia terbiasa mengeluarkan jurus dari ilmu 8 unsur, kali ini dia mengeluarkan jurus bayangan yang dahulu di ajarkan kepada dewi sekarwati, orang yang dulu menolong dia saat pertama kali tersesat ke masa lampau.
(Mengenai riwayat dewi sekarwati yang mendapat gelar pendekar pedang bayangan bisa kalian baca di Episode pertama Pangeran matahari).
Antoch berdiri dengan sikap gagah menatap pengemis utara. "Jurus ku bernama jurus bayangan. mohon tetua jangan menertawai jika jurus ku banyak cacatnya." kata antoch.
"Jurus bayangan? hmm. bagus, ayo kita mulai !" seru pengemis utara. "hyeaaat !" teriaknya maju melesat menyerang antoch.
Dalam jurus awal ini pengemis utara coba mengandalkan kegesitan dan kecepatan serangan untuk mengetahui tingkat ilmu ringan badan antoch. serangannya mengarah ke dada antoch dengan cepat sekali namun antoch segera menangkis dengan tenang dan balas menyerang pengemis utara.
Pertarungan dua orang itu teliat seru dan cepat sekali, jurus demi jurus mereka keluarkan dan belum ada yang terdesak, jurus mereka terliat seimbang dan saling balas menyerang. jurus demi jurus telah berlalu hingga pertarungan mereka sampe di tingkat yang jauh lebih tinggi dan hebat. suto menggolo alias pengemis utara mengeluarkan ilmu andalannya yaitu ilmu 18 pukulan penakluk naga dan antoch mengeluarkan ilmu ciptaan terbarunya yaitu ilmu tangan dewa.
Perlu di ketahui dahulu ilmu 18 penakluk naga adalah ilmu yang di ciptakan oleh ki sumiran ketua partai pengemis generasi ke 11 saat ki sumiran menyaksikan pertarungan Antoch melawan datuk sesat di bukit cadas. Antoch waktu masih bergelar pendekar pedang matahari sekitar 200 tahun yang lalu, dia bertarung melawan datuk sesat guru dari lima kala hitam yang menguasai kerajaan merak mati di pesisir utara. Antoch mengeluarkan pukulan pukulan dari ilmu naga saktinya untuk melawan ilmu kala beracun datuk sesat. kehebatan dua ilmu pukulan itu membuat ki sumiran jadi mendapat petunjuk untuk menciptakan ilmu hebat yang kemudian berhasil dia ciptakan dan dia berinama pukulan penakluk naga. pukulan penakluk naga terdiri dari lima belas jurus, ki sumiran coba menantang antoch untuk menguji kehebatan ilmu ciptaannya itu namun dia masih tidak mampu melawan ilmu naga sakti antoch dan oleh antoch akhirnya ki sumiran di beri tahu akan kekurangan dari ilmu pukulan penakluk naga tersebut. antoch menyempurnakan di setiap jurus ilmu tersebut dan bahkan antoch memberi tambahan tiga jurus yang lebih dahsyat agar ilmu pukulan penakluk naga jadi sempurna, dan sejak saat itu ilmu pukulan penakluk naga jadi lebih hebat dan membuat nama ki sumiran jadi terkenal di dunia persilatan yang kemudian mendapat gelar pengemis penakluk naga dan ilmunya di kenal menjadi jurus 18 pukulan penakluk naga. setelah 200 tahun berselang ilmu 18 pukulan penakluk naga di pelajari suto menggolo dan ilmu itu menjadi bertambah hebat membuat antoch memuji kehebatan jurus 18 pukulan penakluk naga yang di kuasai pengemis utara.
(Mengenai kisah ki sumiran yang berhasil menciptakan jurus 18 pukulan penakluk naga bisa kalian baca di Episode pendekar pedang matahari)
"Hmmm. jurus 18 penakluk naga di tangan suto menggolo jadi jauh lebih hebat dari pada ki sumiran dulu. bagus sekali." batin antoch dalam hati memuji akan ilmu 18 pukulan penakluk naga yang di mainkan suto menggolo.
Jurus 18 pukulan penakluk naga yang di mainkan suto menggolo memang hebat namun jurus tangan dewa yang di mainkan antoch juga hebat dan slalu berhasil mementahkan jurus pengemis utara. pertarungan kini sudah sama sama memake tenaga dalam tingkat tinggi yang di lakukan dalam jarak jauh membuat arena pertarungan menjadi hancur bagai di serang prahara besar. kilatan aura pukulan warna merah slalu keluar setiap pengemis utara menghantamkan pukulan sakti ke arah antoch dan kilatan aura pukulan warna biru slalu keluar ketika antoch menghantamkan pukulan saktinya.
ilmu 18 pukulan penakluk naga bisa di keluarkan secara acak tergantung keadaan tanpa harus di keluarkan secara berurutan karna ke 18 jurusnya memiliki kekuatan yang sama sama hebat, itulah keunikan jurus 18 pukulan penakluk naga milik pengemis utara.
ilmu tangan dewa milik antoch adalah ilmu yang sangat luas karna memiliki tenaga dalam yang bersumber dari lima unsur alam yaitu api, air, angin, tanah dan petir. setiap jurusnya bisa mengalami perubahan yang tidak terbatas namun ilmu tangan dewa hanya memiliki jurus pukulan terdiri dari 17 jurus pukulan saja dan pukulan terhebat bernama tangan dewa merajam bumi. pukulan tangan dewa merajam bumi sangat dahsyat dan unik karna pukulan ini tidak mengeluarkan aura, suara dan hempasan angin sehingga lawan akan kesulitan mengetahui datangnya pukulan itu, kehebatan pukulan tangan dewa merajam bumi dapat menembus pukulan sakti lawan sehingga lawan akan terkena efek pukulan itu, jika lawan berilmu tinggi maka akan lumpuh beberapa waktu saja tapi jika lawan berilmu rendah maka akan lumpuh selamanya dengan seluruh urat nadi rusak. efek pukulan ini sama persis dengan jurus 9 jalur neraka tapi bedanya luka yang di akibatkan jurus 9 jalur neraka bisa di sembuhkan oleh jurus itu sendiri. sedangkan pukulan tangan dewa merajam bumi jauh lebih hebat karna ilmu ini juga bisa menghancurkan kekuatan gaib termasuk ilmu hitam.
Antoch tidak berniat memake ilmu pukulan tangan dewa merajam bumi karna terlalu berbahaya namun kalo dia tidak melumpuhkan suto menggolo alias pengemis utara maka dia harus melayani sang ketua partai pengemis terlalu lama yang malah membuat dia jadi mengeluarkan ilmu yang lain, padahal dia harus melawan darma wangsa alias datuk barat setelah ini, maka antoch terpaksa mengeluarkan pukulan tangan dewa merajam bumi.
"18 Pukulan penakluk naga tetua memang hebat." kata antoch berdiri menatap suto menggolo.
"hehehe. ilmu tangan dewa mu juga hebat." sahut pengemis utara tertawa.
"aku masih menyimpan pukulan sakti ku yaitu pukulan tangan dewa merajam bumi. mari kita akhiri pertarungan ini dengan ilmu pamungkas kita." kata antoch.
"hehehe. mari !" sahut pengemis utara. "inilah pukulan ke 18 dari 18 pukulan penakluk naga. pukulan kepala naga menyusup awan. bersiaplah.!" serunya membuat gerakan jurus pukulan kepala naga menyusup awan.
Antoch juga membuat gerakan ringan jurus pukulan tangan dewa merajam bumi.
"hyeaa !"
"hyeaa !"
Pengemis utara melancarkan pukulan kepala naga menyusup awan, aura warna merah melesat cepat di iringi desiran angin kencang ke arah antoch.
seketika antoch menghantam pukulan tangan dewa merajam bumi ke arah pengemis utara, tiada suara, tiada aura dan tiada desiran angin namun membuat aura pukulan kepala naga menyusup awan pengemis utara menjadi buyar.
Buummm !
Blaarrr !
Suara ledakan dahsyat mengguncang hebat tempat pertarungan membuat semua orang menjadi terkejut bukan main, tanah dan beberapa pohon di belakang pengemis utara hancur berantakan bagai habis di terjang angin topan.
"Aaargkh !" jerit pengemis utara terpental tiga tombak ke belakang roboh di tanah dalam keadaan tubuh seperti tergores ribuan senjata tajam, pakaian pengemis utara juga robek tidak karuan di semua tempat. "hoegk !" keluhnya muntah darah.
Antoch hanya terdorong tiga langkah saja ke belakang namun tidak mengalami luka dalam apa apa, darahnya hanya sedikit bergolak tidak teratur saja akibat benturan dengan tenaga dalam pukulan pengemis utara.
"ketua!??" teriak empat orang yang langsung melesat ke arah pengemis utara. "ketua !?" seru mereka serentak.
Pengemis utara buru buru duduk bersemedi menetralkan aliran darahnya yang bergolak tidak teratur sekalian mengobati luka dalamnya. setelah agak lama baru dia membuka mata dan berdiri meski dengan susah payah.
"ketua !" seru empat orang tadi.
"Aku tidak apa apa." kata suto menggolo pelan sambil mengangkat satu tangan. dia lalu menatap antoch. "ilmu mu memang hebat, aku mengaku kalah !" ucapnya.
Antoch menyoja seraya sedikit membungkuk hormat. "aku menang karna belas kasihan tetua." ucapnya merendah.
"hmmm." gumam pengemis utara tersenyum. dia lalu melangkah pergi dari arena di papah dua orang.
Kini hanya tersisa satu orang yang menjadi lawan antoch yaitu darma wangsa aliar datuk barat.
"Anak muda. aku yang terakhir menjadi lawan mu tapi aku tidak akan melawan mu sekarang. kau bersemedi memulihkan tenaga mu dulu lalu kita mulah bertarung." seru darma wangsa alias datuk barat lantang.
Semua orang memuji sikap ksatria darma wangsa yang tidak ingin memanfaatkan keadaan antoch yang lemah setelah bertarung seru melawan suto menggolo alias pengemis utara.
"Terima kasih atas kesediaan tetua memberi ku waktu untuk istirahat." kata antoch menyoja.
Antoch segera duduk bersila bersemedi sejenak memulihkan tenaganya, dia lalu berdiri dengan wajah yang lebih segar. "tetua. aku sudah selese bersemedi. mari kita mulai saja pertarungan kita." ucapnya. "hmm?!" gumam darma wangsa terkejut meliat semangat antoch sudah kembali hanya dengan semedi sejenak saja. "pemuda itu memang luar biasa, setelah bertarung tiga kali berturut turut melawan tiga tokoh sakti yang sudah lama malang melingtang di dunia persilatan tapi dia tidak terliat lemah atau keletihan. hmm. ilm apa yang di milikinya sebenarnya? jurus pedang penakluk iblis si raja pedang, jurus cengkraman cakar besi dan jurus 18 pukulan penakluk naga bisa di katakan yang terkuat di dunia persilatan saat ini tapi dia bisa mematahkan semua jurus nomer wahid tersebut. apakah ilmu pukulan ular sakti ku sanggup mengalahkan semua ilmunya? jurus pedang tarian naga langit, jurus 9 jalur neraka dan ilmu tangan dewa pemuda itu sangat luar biasa. sulit rasanya bisa menang melawan ketiga jurus tersebut. apa aku harus nekat melawan pemuda itu atau bertarung dengan cara lain?" batinnya dalam hati.
semua orang menunggu apakah datuk barat akan bertarung atau mengaku kalah tanpa bertanding.
"hahaha. anak muda, aku kagum akan ilmu silat mu yang tinggi luar biasa. kau telah mengalahkan tiga tokoh besar dunia persilatan, hanya tersisa aku yang jadi lawan mu namun mengingat kau sudah tiga kali bertarung dan aku masih segar bugar maka tidak adil jika aku memaksa mu bertarung. jika aku menang maka aku menang tidak secara gilang gemilang dan akan di cemooh para tokoh dunia persilatan." kata darma wangsa.
"lalu apa mau tetua?" tanya antoch.
Datuk barat diam sejenak untuk berpikir lalu kembali bicara. "hmmm. begini saja, kita tidak usah bertarung tapi kita cukup saling menunjukkan ilmu terhebat kita dan apa bila salah satu dari kita tidak mampu mematahkan ilmu itu maka dia harus mengakui kekalahannya. gimana? apa kau setuju?" ucapnya.
"hmmm. jika itu keinginan tetua aku ikut saja." kata antoch setuju.
"hahaha. bagus. kita mulai saja." tawa datuk barat lebar. "aku memiliki ilmu andalan yang belum pernah ku keluarkan, ilmu itu bernama pukulan tapak ular hitam, jika kau sanggup mematahkan ilmu ku itu maka aku akan mengaku kalah pada mu." ucapnya.
"hmmm." gumam antoch pelan.
"Nah. akan aku perliatkan pada mu ilmu pukulan tapak ular hitam ku." kata darma wangsa.
Darma wangsa alias datuk barat segera mengerahkan tenaga dalamnya berpusat di pusar yang lalu di alirkan ke tangan hingga telapak tangan darma wangsa. "hyeaa !" teriaknya menghantamkantelapak tanganya ke sebuah pohon sebesar pelukan tangan orang dewasa.
Desiran angin kencang dan aura warna hitam melesat cepat ke arah batang pohon besar itu, seketika pohon besar itu telah berlubang tembus tepat di tengahnya tanpa membuat pohon itu hancur atau rusak di bagian pinggir lubang tersebut. ini menunjukkan bahwa ilmu pukulan tapak ular hitam tidak mengandalkan kekerasan secara melebar namun lebih mengutamakan pusat kekuatan yaitu semakin kecil lubang yang di buat maka inti kekuatan akan semakin hebat dan semakin terfokus pada satu titik sasaran. umumnya semua pendekar mengandalkan kekuatan yang besar dimana sasaran akan hancur berantakan padahal kekuatan seperti biasanya dapat di mentahkan atau di tahan dengan ilmu kekuatan yang sama, tinggal seberapa besar tenaga dalam dari masing masing orang yang beradu, kekuatan seperti itu juga dapat di punahkan dengan ilmu lunak yang membuat orang seperti memukul gumpalan awan atau kapas, tapi bila kekuatan ilmu semakin di buat terfokus pada satu titik kecil maka meski lawan memiliki tenaga dalam besar atau lunak tetap akan terkena, itulah prinsip kekuatan ilmu yang sejati. ibaratnya seperti jarum baja yang dapat menembus segala benda keras maupun lunak.
Semua orang yang meliat paham akan maksut darma wangsa alias datuk barat, dengan memukul pohon hingga berlubang tanpa merusak pinggiran lubang maka dia bermaksut mengatakan walau tenaga dalam antoch jauh di atasnya namun tetap akan terkena pukulan tapak ular hitamnya. hmmm, cerdik juga darma wangsa. pikir semua orang.
"Nah. anak muda, jika kau mampu mematahkan atau minimal menyamai inti kekuatan ilmu pukulan tapak ular hitam ku maka aku akan mengaku kalah pada mu." kata darma wangsa menatap antoch dengan senyum penuh keyakinan bahwa dia pasti akan menang.
Antoch menatap pohon besar yang berlubang sambil tertawa di hidung. "ilmu tetua memang luar biasa, tetua telah memberi petunjuk pada ku maka aku yang bodoh ini secara tidak tahu malu akan menunjukkan kebodohan ku sendiri." ucapnya kalem. dia menghela nafas pendek dengan cepat. "ilmu pukulan tapak ulas hitam terliat tiada cacat karna di dalam kekerasan terdapat kelembutan dan di dalam kelembutan terdapat kekerasan yang luar biasa tapi menurutku alangkah baik jika ilmu itu di ubah menjadi ilmu jari maka titik pusat inti kekuatan akan jauh lebih sempurna. menurut ku ada banyak ilmu yang bisa mematahkan ilmu pukulan tapak ular hitam tetua, aku akan menunjukkan beberapa ilmu di antaranya. pertama ilmu jurus cakar tulang putih 9 bulan. apakah aku salah atau benar?" kata antoch.
"hahaha. anak muda, ilmu jurus cakar tulang putih 9 bulan memang sangat hebat tapi yang aku tahu ilmu itu bisa membuat lubang tapi tidak dapat menembus sampe bolong. bisa di katakan ilmu ku setingkat di atas ilmu jurus cakar tulang putih 9 bulan. hahaha." seru darma wangsa tertawa lebar.
semua orang juga menyetujui apa yang darma wangsa katakan karna memang yang mereka tahu ilmu jurus cakar tulang putih 9 bulan bisa melubangi benda keras tapi tidak sampe tembus bolong.
"hmmm." gumam antoch lirih. "jadi semua orang tidak tahu kalo jurus cakar tulang putih 9 bulan dapat menembus besi baja atau tembok tebal. hmmm. jika aku menunjukkan jurus itu maka akan timbul masalah yang tidak di inginkan dengan partai lain, lebih baik aku tidak mengeluarkan ilmu ilmu ku yang aku gunakan di jaman 200 dan 400 tahun yang lalu. setelah dari turnamen pedang ini lebih baik aku ciptakan saja ilmu baru yang tidak pernah di kenal oleh orang orang dunia persilatan." batinnya dalam hati.
"anak muda. bagaimana? apa punya ilmu yang bisa mematahkan ilmu ku itu?" tanya darma wangsa.
"heheh." antoch tertawa pendek sejenak. "akh. ternyata pengetahuan ku masih cetek, harap tetua jangan menertawai kebodohan ku itu. hmm. ilmu ku masih dangkal dan hanya punya ilmu yang semua telah aku keluarkan dalam turnamen pedang ini. menurut tetua ilmu yang mana yang dapat mematahkan ilmu tetua yang luar biasa itu?" ucapnya.
"Jadi kau mengaku kalah?" tanya darma wangsa tersenyum penuh kemenangan.
"aku tidak bilang begitu. hmmm. baiklah, setelah aku berpikir mungkin aku punya dua ilmu yang dapat mematahkan ilmu tetua, entah benar atau tidak mohon petunjuk tetua." kata antoch kalem.
"ilmu apa itu?" tanya datuk barat dengan kening berkerut.
Antoch langsung menyentil ke arah pohon yang tadi di pukul darma wangsa, suara decitan angin terdengar melengking tinggi di barengi aura warna biru melesat cepat menghantam pohom hingga pohon itu berlubang sebesar jari tangan tepat di atas lubang hasil pukulan darma wangsa.
"itu adalah jurus sentilan jari dewa langit. apakah itu bisa di katakan dapat mematahkan ilmu tetua?" tanya antoch.
Semua orang meliat lubang hasil sentilan jari dewa langit di pohon, mereka cukup terkejut karna hanya dengan satu sentilan saja pohon besar itu bisa berlubang sangat halus sekali. ilmu pukulan tapak ular hitam dan sentilan jari dewa langit bisa di katakan seimbang karna mampu membuat pohon besar itu berlubang namun sentilan jari dewa langit jauh lebih kecil lubangnya yang berarti titik pusat kekuatan benar benar lebih terfokus di banding ilmu pukulan tapak ular hitam. akan tetapi bila di katakan bisa mematahkan ilmu pukulan tapak ular hitam masih bisa di perdebatkan.
"hmmm. sentilan jari dewa langit, bisa di katakan mematahkan ilmu ku dan juga bisa di katakan tidak. disini agak susah juga menilainya. aku tidak mungkin mengaku kalah jika masih ragu ragu akan ilmu sentilan jari dewa langit bisa mematahkan atau tidak." gumam darma wangsa seperti bergumam.
Antoch tiba tiba menyentil ke arah batu besar dan batu besar itu berlubang sama persis di pohon besar. antoch berbuat begitu untuk menunjukkan kekuatan sentilan jari dewa langit yang sejati pada semua orang.
Semua orang dan darma wangsa tentu saja sangat terkejut meliat batu besar yang keras itu bisa berlubang oleh sentilan jari dewa langit, maka semua orang jadi tidak ragu ragu lagi bahwa sentilan jari dewa langit mampu bahkan lebih unggul di banding ilmu pukulan tapak ular hitam darma wangsa.
"hmmm. baiklah, aku mengaku kalah. ilmu pukulan tapak ular hitam ku ternyata dapat di patahkan hanya dengan sentilan jari saja. hmmm. hebat !" kata darma wangsa mengaku kalah.
Antoch menyoja pada darma wangsa. "tetua. terima kasih tetua sudi mengalah pada saya yang rendah ini." ucapnya.
"tidak. ilmu mu memang yang terhebat di antara kami semua, meski sebenarnya aku masih belum puas dengan kekalahan ku tapi sesuai perjanjian kita maka aku harus secara ksatria mengakui kekalahan ku." kata datuk barat mengangkat tangan kanan.
Antoch tertawa kecil menatap darma wangsa. "itulah tadi saya bilang terima kasih karna tetua bersedia mengalah pada ku." ucapnya.
"hmmm." gumam darma wangsa menepuk bahu antoch pelan. "anak muda. suatu saat aku ingin sekali kita bertarung secara adil dan ksatria. apa kau setuju?" ucapnya.
"hmm." antoch mengangguk pelan.
"aku tinggal di pulau ular di barat laut. jika sempat mampir ke tempat ku, aku pasti akan menjamu mu dengan baik." kata darma wangsa.
"baiklah. suatu saat aku pasti akan datang ke pulau ular memenuhi undangan mu. di sana kita akan bertarung secara ksatria." kata antoch.
"Emp !" sahut darma wangsa mengangguk pelan. "aku pasti menunggu saat itu." ucapnya. Antoch tiba tiba memukul pelan ke atas dan sehelai daun melayang turun yang langsung di tangkap antoch. "Agar tetua tidak jadi penasaran, inilah pukulan yang mampu mematahkan ilmu tetua." ucapnya seraya memberikan sehelai daun pada darma wangsa, dia lalu melangkah pergi dari hadapan darma wangsa.
Darma wangsa alias datuk barat meliat daun yang di berikan antoch tadi, dia tidak mengerti apa maksut pemuda itu memberikan daun itu namun saat di perhatikan benar benar dia baru mendusin dan terkejut bukan main sampe sampe bergidik ngeri sendiri. "ini?!" gumamnya tercekat menatap tidak percaya daun tersebut.
Daun yang di pegang darma wangsa sekilas tidak ada keanehan apa apa namun jika di perhatikan baik baik, daun itu tidak berbeda dengan daun yang lain tapi di daun itu terdapat ratusan lebih lubang kecil sebesar jarum yang paling kecil. daun itu seperti habis di rajam ratusan jarum kecil. itu hanya dapat di lakukan oleh suatu ilmu yang luar biasa dahsyat. jangankan mematahkan ilmu pukulan tapak ular hitam, bahkan dapat membuyarkan ilmu apapun. membuat ribuan lubang sebesar jarum tanpa membuat hancur daun tersebut adalah hal yang sangat tidak masuk akal tapi ilmu pukulan antoch mampu melakukan itu, sudah barang tentu darma wangsa tidak akan mampu melawan ilmu pukulan antoch tersebut.
"hmm. ilmu apa yang di pake pemuda itu sampe mampu membuat daun seperti ini? jika aku kena ilmu itu entah apa yang terjadi pada ku. pemuda yang luar biasa." gumam darma wangsa lirih menatap antoch yang melangkah pergi.
ANTOCH yang keluar menjadi juara di dalam turnamen pedang puncak lawu mendapat ucapan selamat dari para tokoh persilatan, mereka memang memuji akan ilmu silat antoch yang luar biasa tinggi, mereka juga memuji akan jiwa antoch yang baik dan mulia, meski menjadi juara dan mendapat gelar pendekar nomer satu dunia persilatan namun antoch tetap bersikap rendah hati dan tidak jumawa. selain itu antoch juga dengan tulus membantu mengobati orang orang yang terluka dalam, maka nama Panji sebagai Dewa tengah menjadi terkenal dan di hormati oleh segenap tokoh persilatan.
DI DESA jentak yang terletak di kaki gunung lawu tampak terliat rame sekali malam ini karna segenap pendekar yang belum pergi di undang merto wijaya alias raja pedang selatan merayakan kemenangan Antoch atau panji menjadi juara di dalam turnamen pedang puncak lawu. seluruh pendekar berpesta pora rame sekali di sebuah rumah makan desa jentak.
"Tuan panji. mari kita bersulang sebagai perayaan kemenangan tuan panji !" seru seorang pria berdiri sambil mengangkat segelas arak.
"Ya Ya Ya. mari kita bersulang merayakan kemenangan tuan panji !" seru semua orang langsung berdiri mengangkat gelas.
Antoch langsung berdiri. "saudara semua. maaf, aku menolak bersulang jika merayakan atas kemenangan ku dalam turnamen pedang karna aku menang hanya sedang beruntung saja, jadi saudara semua harap jangan terlalu melebih lebihkan." ucapnya merendah.
"tidak. tidak. tidak." seru pria yang berdiri pertama tadi. "ilmu tuan panji tinggi luar biasa, tuan menang karna memang pantas menjadi pemenang, jadi tuan panji jangan terlalu merendah. benar tidak teman teman?" serunya lantang.
"Ya benar !!" sahut semua orang serentak.
"Ei. dewa tengik. kau jangan banyak rewel, mereka bersulang karna kau memang pantas mendapat ucapan selamat. sudah ayo kita bersulang !" kata pengemis utara.
"Panji. sudahlah jangan banyak adat tidak penting. kita bersulang !" kata damar soka si sesat timur.
"Aku setuju apa kata mu sesat tua. " seru datuk barat cepat. "Ei. bocah busuk. kau menang karna kami semua memang mengakui akan ilmu silat mu. kau memang pantas mendapat ucapan selamat dengan kita bersulang. sudah ayo kita bersulang !" serunya.
"Tuan tuan pendekar semua. tuan panji mulai hari ini adalah ketua dunia persilatan karna telah menang di dalam turnamen pedang, jadi kita wajib memberi ucapan selamat dengan cara bersulang pada tuan panji. benar tidak?" kata merto wijaya berdiri sambil mengangkat segelas arak.
"Ya benar. benar.!!" seru semua orang serentak riuh ramai.
"Mari kita sama sama bersulang pada ketua dunia persiltan." seru beberapa orang lantang.
"Ya !" seru semua orang.
Antoch terharu atas niat baik semua orang. dia memandang ke semua orang sejenak. "tuan tuan sekalian. terima kasih atas kebesaran hati kalian mengangkat saya yang rendah ini jadi ketua dunia persilatan, tapi aku tetap menolak bersulang jika merayakan kemenangan ku. aku tidak pantas mendapatkan kehormatan itu, jika tuan tuan setuju mari dalam kesempatan bahagia ini, kita bersulang dalam rangka mengikat persaudaraan di antara kita. apa kalian setuju?" ucapnya.
semua orang saling pandang sejenak tidak mengerti akan jalan pikiran antoch, namun mereka juga merasa salut atas rendah hati antoch.
"hahaha. tuan panji memang berjiwa mulia. baik, mari kita bersulang untuk mengikat persaudaraan !" seru seorang pria tinggi.
"Ya. mari !!" seru semua serentak bersulang.
Mereka segera bersulang bersama dengan gembira dan tertawa tawa penuh suasana persaudaraan. mereka terus berpesta pora bermabuk mabukan sampe larut malam baru bubar.
DI sebuah ruangan dalam penginapan tampak lima orang duduk berhadapan dalam satu meja. mereka adalah Antoch, damar soka, darma wangsa, merto wijaya dan suto menggolo. mereka berada di ruangan itu karna di minta oleh antoch secara khusus yang bertujuan hendak bicara sesuatu yang sangat penting.
"tetua semua. aku meminta kalian datang ke ruangan ini karna ada hal penting yang hendak aku bicarakan pada kalian. maaf telah mengganggu waktu kalian." kata antoch menyoja kalem.
"Dewa tengik. kita berlima adalah lima jago besar dunia persilatan yang di segani oleh semua orang. kedudukan kita sama jadi kau tidak perlu sungkan dan memanggil kami tetua. panggil nama kami saja atau gelar kami saja itu jauh lebih akrab." kata pengemis utara cepat.
"benar. kita berlima memiliki kedudukan yang sama, jadi tidak perlu sungkan. panggil aku datuk gila itu jauh lebih akrab dan membuat ku senang. haha." kata datuk barat.
"haha. benar. benar. kau memang datuk gila. haha." seru pengemis utara tertawa lebar.
"Pengemis bau, diam kau !" bentak datuk barat langsung tertawa.
"Meski aku seorang raja di mataram tapi kau bisa panggil aku si raja tua. haha." kata raja pedang juga tertawa.
"kalo kau si raja tua berarti dia si sesat busuk. hahaha." seru pengemis utara tertawa.
Damar soka tidak marah atau tersinggung di katai si sesat busuk, dia malah tertawa lebar.
"Nah. Jadi lima pendekar besar punya julukan baru yaitu dewa tengik, datuk gila, raja tua, sesat busuk dan pengemis bau. ini sungguh sangat menyenangkan. hahaha." kata pengemis utara tertawa.
"benar. benar. hahaha. julukan itu hanya kita berlima saja yang boleh memanggil di antara kita." seru datuk barat tertawa.
"huh. kalian diam saja jangan berisik. biarkan si dewa tengik bicara, jika kalian berisik terus kapan dia akan bicara !" hardik damar soka cepat.
Mereka terdiam menatap antoch menunggu apa yang hendak antoch bicarakan.
"hmmm." antoch tersenyum lembut. "aku hanya ingin bertanya. di antara api, air, angin, langit dan bumi mana yang kalian suka atau pilih?" ucapnya bertanya.
mereka saling pandang heran tidak mengerti apa maksut dari pertanyaan antoch itu. "Apa maksut mu bertanya seperti itu?" tanya pengemis utara tidak mengerti.
Antoch hanya tersenyum saja tidak menjawab pertanyaan pengemis utara.
"Aku suka langit." jawab si raja pedang singkat.
"aku bumi." kata datuk barat.
"aku air." kata si sesat timur.
"Ekh?!" kejut pengemis utara menatap tiga orang yang menjawab heran. "kalian ini apa apaan? langit, air, bumi. apa maksut semua ini?" tanyanya bingung.
"sudah kau pilih saja jangan banyak bicara." kata damar soka cepat.
"Apa?!" sahut pengemis utara menatap damar soka melotot. "haihz. Ya sudah, aku suka api. puas kalian !" serunya kesal.
"Apa alasan kalian?" tanya antoch serius.
semua orang terdiam sejenak untuk berpikir.
"hmmm. semua yang datang dari bumi tidak akan bisa menjadi dewa, semua di mulai dari bawah untuk mencapai tingkat tertinggi yaitu langit. itu alasan ku." kata merto wijaya memberi alasan.
"air adalah sumber kehidupan di muka bumi, tenang tapi menghanyutkan. bisa lemah bisa juga keras. bisa tenang bisa juga bergejolak. air juga lambang ketenangan dan kesabaran, sekeras apapun benda bisa hancur hanya dengan tetesan air. itu alasan ku." kata damar soka.
"Alasan ku memilih bumi adalah segala kehidupan ada di bumi, manusia tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah." kata darma wangsa.
"hmmm. aku tidak punya alasan khusus kenapa aku memilih api, tenaga dalam ku bersifat panas itu saja." kata pengemis utara sekenanya.
"Panji. maksut mu bertanya seperti itu apa ada hubunganya dengan kitab sakti itu?" tanya merto wijaya menatap antoch.
Antoch tidak menjawab pertanyaan si raja pedang tapi dia mengambil sesuatu dari balik bajunya yaitu lima kitab tipis yang berwarna merah, ungu, hijau, kuning dan biru yang lalu langsung dia letakkan di atas meja. "ini adalah kitab sakti yang di perebutkan dalam turnamen pedang. seperti yang semua orang ketahui dari lima kitab ini hanya kitab sakti inti bumi yang berisi ilmu silat dan empat kitab yang lain kosong." ucapnya lalu membuka satu persatu kitab tersebut, setiap kitab hanya terdapat lima lembar kertas saja di dalamnya.
semua orang menatap antoch tidak mengerti apa maksut antoch menunjukkan lima kitab itu. mereka makin heran dan terkejut karna antoch memberikan masing masing kitab pada mereka sesuai pilihan yang di tanyakan antoch tadi.
"Aku bukan orang yang tamak akan ilmu silat, aku berikan kitab kitab ini pada kalian sesuai pilihan kalian tadi. aku berikan kitab itu bertujuan ingin kalian mendalami isi kitab kitab itu lalu ciptakanlah ilmu pedang hebat berdasarkan pada inti kitab tersebut." kata antoch serius.
"tunggu dulu. kau ingin kami mendalami isi kitab ini dan menciptakan ilmu pedang berdasarkan inti kitab ini. kau bergurau atau sungguh sungguh? kitab ini tidaka ada isinya apa apa, bagaimana cara kami bisa mendalami isi kitab ini? heheh. dasar orang aneh." kata pengemis utara mencak mencak sendiri.
"benar. selain kitab inti bumi yang di pegang datuk barat, tiga kita ini tidak ada isinya apa apa, ini hanya kitab kosong belaka." kata damar soka menambahi.
"sesat timur. pengemis utara. aku rasa apa yang panji bilang tidak main main, selain kitab inti bumi ini yang jelas jelas ada isinya aku rasa ada satu rahasia yang terkandung dalam empat kitab yang lain." kata darma wangsa.
"Rahasia apa?" tanya pengemis utara cepat.
"Entahlah. aku juga tidak tahu." kata darma wangsa angkat bahu.
"heheh. kau berkata begitu karna kitab yang terima jelas jelas terdapat isinya, itu sama saja dewa tengik terang terangan memberikan kitab itu pada mu. lucu sekali." dengus pengemis utara.
"aku setuju pendapat datuk barat. pasti ada satu rahasia di balik empat kitab kosong ini." kata merto wijaya si raja pedang. "Panji. beri tahu kami apa benar empat kitab kosong itu ada satu rahasia yang kami tidak tahu?" tanyanya.
Semua orang menatap antoch menunggu apa yang akan antoch jelaskan kepada mereka.
"hmmm. cobalah oleskan darah kalian ke tanda lingkaran yang ada di sampul kitab." kata antoch yang lalu memberi contoh yaitu dia menggigit jari telunjuknya sampe berdarah yang kemudian dia oleskan ke atas gambar lingkaran di atas sampul kitab inti angin. dia lalu membuka kitab tersebut maka secara ajaib halaman kitab yang tadi kosong kini muncul huruf huruf di atasnya membuat semua orang tertegun meliatnya. "kitab kosong ini baru terliat isinya jika gambar lingkaran kita olesi darah. kalo masih tidak percaya kalian silakan mencoba sendiri." ucapnya.
Damar soka, suto menggolo dan merto wijaya segera melakukan hal yang sama seperti antoch lakukan yaitu mengoleskan darah di atas lingkaran di sampul kitab mereka maka secara gaib kitab kosong itu kini telah muncul huruf huruf di setiap halaman kitab.
"hmmm. ini luar biasa sekali." ucap pengemis utara geleng geleng kepala masih tidak percaya dengan apa yang dia liat di halaman kitab inti api yang ada di tangannya. dia lalu menatap antoch dengan tatapan penuh keheranan. "hm. kenapa kau bisa tahu rahasia kitab kitab ini kalo isi kitab hanya bisa di liat jika di olesi darah? dari mana kau dapat rahasia kitab kitab itu?" tanyanya penuh penasaran.
Antoch terdiam sejenak baru bicara. "tidak penting aku tahu dari mana tentang rahasia kitab kitab itu, seperti yang sudah aku sampekan tadi pada kalian, pelajari inti kitab di tangan kalian kemudian kalian ciptakan ilmu pedang baru berdasarkan inti kitab tersebut." ucapnya.
"Apa kau ingin menyuruh kami menciptakan ilmu pedang baru dengan tujuan suatu saat ingin mengadu ilmu pedang baru kami?" tanya merto wijaya menebak pikiran antoch.
"hah?! apa itu benar?" tanya pengemis utara menatap antoch.
"hmm." gumam antoch mengangguk pelan.
"hmmm. begitu ya." ucap suto menggolo kalem manggut manggut.
"Jadi pada intinya kau ingin mengadu ilmu pedang baru kita untuk mengetahui ilmu pedang baru siapa yang lebih unggul. hmmm. menarik juga, aku setuju." kata darma wangsa alias datuk barat setuju.
"jika memang benar begitu, ini adalah suatu tantangan yang sangat menarik. aku juga setuju." kata damar soka si sesat timur juga setuju.
"aku juga setuju." kata merto wijaya alias si raja pedang.
"hehehe. kalian setuju pasti aku juga tidak akan melewatkan tantangan ini begitu saja." kata pengemis utara tertawa terkekeh.
"kapan dan di mana kita akan bertemu lagi untuk mengadu ilmu pedang baru kita?" tanya datuk barat.
"soal itu mari kita rundingkan bersama." kata antoch.
"hmm. menurut ku menciptakan ilmu baru tidak segampang kita membalikkan telapak tangan, butuh waktu yang tidak sebentar. hmmm. jika kalian setuju gimana kalo 15 tahun lagi kita mengadu ilmu pedang baru kita?" kata pengemis utara mengemukakan pendapat.
semua orang manggut manggut pelan menyetujui usul suto menggolo alias pengemis utara.
"kalo kalian setuju 15 tahun lagi kita bertemu di sini, di puncak lawu. bagaimana menurut kalian?" kata pengemis utara.
"Jangan disini, puncak lawu terlalu mudah di datangi orang. kita cari tempat lain saja." sahut darma wangsa alias datuk barat cepat.
"kalo begitu dimana?" tanya pengemis utara.
"Entahlah. Yang pasti jangan di puncak lawu." kata datuk barat.
"heh. kau ini lucu sekali. puncak lawu menurut ku tempat yang pas dan cocok untuk mengadu ilmu silat, memang apa ada tempat yang lebih cocok selain puncak lawu?" kata pengemis utara. "Puncak gunung lawu memang cocok untuk mengadu ilmu silat tapi tempat itu sangat mudah di datangi orang, apa kau mau pertarungan kita di ganggu orang lain?" kata datuk barat.
"heheh. memang siapa yang berani cari perkara dengan kita. hah? biar aku patahkan batang hidungnya." seru pengemis utara.
"Pengemis bau. kau jangan jumawa, ilmu silat itu dalam dan luas. kita tidak tahu tinggi rendahnya ilmu silat orang lain. apa kau ingin mengalami pengalaman pahit sekali lagi, di kalahkan oleh seorang pemuda yang tidak di kenal." hardik datuk barat.
"Apa kau bilang? aku memang di kalahkan oleh bocah tengik itu tapi aku kalah bertarung dengan ksatria. kau sendiri ini apa? mengaku kalah sebelum bertarung. lucu sekali." seru pengemis utara gusar.
"huh. orang bijak berkata Yang bisa meliat keadaan adalah orang yang tahu kemampuan diri." dengus datuk barat.
"kau berani menghina ku? ayo kita bertarung, siapa yang lebih unggul di antara kita." bentak pengemis utara gusar langsung berdiri.
"Puncak gunung semeru yang di sebut puncak mahameru aku rasa adalah tempat yang paling cocok." kata antoch tanpa pedulikan pertengkaran datuk barat dan pengemis utara.
"mahameru. hmmm." gumam si raja pedang sambil mengusap dagunya. "aku juga merasa tempat itu memang tempat paling cocok untuk mengadu ilmu pedang. bagaiman menurut mu sesat timur?" ucapnya meliat damar soka.
"huh. dimanapun tempatnya aku tidak peduli, bagi ku semua tempat sama saja." kata damar soka alias si sesat timur tawar.
"bagus. jadi kita sepakat bertarung di puncak mahmeru 15 tahun lagi." kata antoch.
"Dewi tengik. aku belum bilang setuju atau tidak kenapa kau bilang sudah sepakat? apa kau pikir aku ini tidak penting. hah?" seru pengemis utara cepat.
"Pengemis bau. kau jangan banyak rewel, semua sudah sepakat memilih mahameru yang jadi tempat pertarungan, kenapa kau masih saja rewel? apa kau takut bertarung di mahameru?" hardik darma wangsa mengejek.
"Apa kata mu? takut? huh. aku pengemis utara selamanya tidak kenal kata takut." seru pengemis utara tegas.
"Jadi?" kata darma wangsa.
"baik. aku juga setuju tapi yang pertama kali bertarung aku dan kau datuk gila. apa kau berani?" kata pengemis utara cepat seraya menantang datuk barat.
"baik. aku terima tantangan mu." sahut datuk barat.
"15 tahun lagi kita buktikan ilmu pedang siapa yang lebih hebat." kata pengemis utara.
"baik. siapa takut." sahut datuk barat penuh tekanan. Dua orang itu saling pandang dengan sorot mata seperti mengeluarkan api berkobar.
"Satu lagi aturan yang harus kita taati bersama. sebelum hari lima belas bulan enam 15 tahun ke depan, kita tidak boleh saling bertarung apapun masalah di antara kita. apa kalian setuju?" kata antoch dengan nada di tekan dan angker.
"Ya. aku setuju." kata si raja pedang.
"aku juga." kata damar soka.
"hehehe. kau dengar itu pengemis bau. kita tidak saling bertarung sebelum hari pertarungan itu. apa kau setuju?" kata datuk barat tertawa.
"huh. siapa takut. aku juga setuju." sahut pengemis utara cepat.
"hahaha. aku juga setuju." kata datuk barat.
"Bagus. kita sudah sepakat. sampe jumpa lagi di mahameru." kata antoch yang langsung berdiri dan melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.
Empat orang yang lain juga beranjak pergi meninggalkan ruangan itu.
* * *
TURNAMEN PEDANG Puncak gunung lawu telah berakhir yang membawa nama panji atau antoch mendapat gelar dewa tengah membuat nama dewa tengah menjadi di kenal luas di dunia persilatan karna dialah yang menjadi juara di turnamen pedang tersebut dan berhak menyandang gelar jago nomer satu di dunia persilatan. selain nama dewa tengah yang terkenal luas, ilmu jurus 9 jalur neraka, ilmu pedang tarian naga langit dan ilmu tangan dewa juga sudah di kenal oleh seluruh kaum persilatan.
DI Lereng gunung slamet terdapat sebuah perguruan silat yang sangat di kenal luas di dunia persilatan yaitu salah satu perguruan atau partai silat dari tujuh partai besar di dunia persilatan bernama partai awan merah.
Pendekar kedua partai awan merah yaitu jisaka buru buru keluar dari ruangan utama yang di sebut aula awan merah begitu mendapat laporan dari murid partai awan merah kalo barda ketua partai awan merah sudah pulang. "kakak pertama !" panggilnya berjalan cepat menghampiri seorang pria berparas kalem mengenakan jubah warna biru hitam khas kebesaran partai awan merah. "kakak pertama, kau sudah kembali." ucapnya girang.
"hmm." gumam pria berjubah biru hitam mengangguk.
"sukurlah kakak pertama sudah kembali dengan baik baik saja. bagaimana turnamen pedang itu? apa kau berhasil?" tanya jisaka.
"Nanti saja aku ceritakan. gimana keadaan adik keenam?" tanya pria jubah biru hitam yaitu barda sang ketua partai awan merah.
"Adik keenam sedang di obati guru di ruang pribadinya. aku tidak tahu gimana keadaan jantaka sekarang karna guru melarang kami menemui beliau selama dalam usaha mengobati jantaka." jawab jisaka.
"Owh. begitu." gumam barda pelan.
"kakak pertama. mari masuk dulu untuk istirahat." kata jisaka mengajak barda masuk ke dalam aula utama.
mereka segera masuk ke aula utama awan merah, di dalam aula ada empat orang yang duduk di kursi dan begitu barda masuk buru buru mereka berdiri memberi hormat pada barda selaku ketua partai awan merah.
"kakak pertama. bagaimana hasil turnamen pedang di puncak lawu? apa kakak berhasil mendapat kitab sakti inti bumi itu sesuai perintah guru?" tanya seorang pria berkulit agak gelap bernama lingga, dia adalah pendekar ke tujuh partai awan merah.
"hmhh." gumam barda menghela nafas panjang lalu menggeleng kepala pelan.
Jisaka dan yang lain saling pandang meliat sikap barda kakak pertama mereka yang terliat muram.
"kakak pertama gagal mendapat kitab itu?" tanya jisaka memastikan.
"hmmm. Ya." jawab barda pelan.
"Apa?!" seru semua orang terkejut mengetahui kakak pertama mereka gagal mendapat kitab inti bumi.
"Aku di kalahkan prabu merto wijaya si raja pedang dari selatan." kata barda.
"Jadi kakak di kalahkan si raja pedang dari selatan? hmmm. nama si raja pedang memang sangat terkenal di dunia persilatan, ilmu pedangnya juga sangat hebat terutama ilmu pedang penakluk iblis. apa kakak kalah oleh ilmu pedang penakluk iblis itu?" kata jisaka bertanya.
"tidak. dia belum mengeluarkan jurus pedang penakluk iblisnya tapi aku kalah oleh jurus pedang raja langitnya." kata barda.
"Apa? jadi kakak kalah bukan dengan jurus pedang penakluk iblis? ini sungguh sulit dipercaya. jurus pedang partai kita tidak selemah itu dan minimal setara dengan jurus pedang penakluk iblis si raja pedang." seru jisaka terkejut.
"kakak pertama. apa jurus pedang si raja pedang benar benar hebat?" tanya lingga penasaran.
"Ya. gelar si raja pedang bukan isapan jempol belaka, dia memang pantas mendapat gelar si raja pedang dari selatan." kata barda.
"hmmm. kalo gitu kita harus memperdalam ilmu pedang kita lagi agar tidak kalah dengan ilmu pedang si raja pedang." kata lingga penuh semangat.
"kakak, lalu siapa yang menjadi juara di turnamen pedang itu? apa si raja pedang?" tanya jisaka ingin tahu.
"kakak kedua. ilmu pedang si raja pedang hebat luar biasa, siapa lagi orang mampu mengalahkan ilmu pedang si raja pedang, pasti dialah yang menjadi juara di turnamen pedang itu." kata lingga cepat menyahuti jisaka. "hmm. kau benar juga adik ketujuh. selama ini hanya ilmu si raja pedang yang setingkat dengan ilmu pedang partai kita, aku juga yakin jika raja pedang yang menjadi juara di turnamen pedang itu." kata jisaka setuju pendapat lingga.
"hmmm. soal siapa pemenang turnamen pedang aku rasa tidak peting lagi, aku hanya penasaran sama orang yang telah melukai adik keenam. sampe saat ini aku masih belum percaya kalo jantaka bisa kalah sama seorang pemuda yang di kenal di dunia persilatan. sungguh buat ku penasaran." kata pria yang duduk di samping lingga, dia bernama gardanara orang ketiga dari tujuh pendekar pedang partai awan merah.
"kakak ketiga. kau benar. ilmu pedang kakak keenam sangat tinggi dan telah menggetarkan dunia persilatan, tidak mungkin kakak keenam kalah semudah itu, di balik semua ini pasti tersilap sikap licik dari pemuda bernama panji itu. kita harus membalas sakit hati kakak keenam." seru lingga cepat.
"Ya. aku juga sependapat dengan mu adik ketujuh. huh. pemuda bernama panji itu pasti berlaku licik ketika melawan adik keenam. aku pasti akan membalaskan sakit hati adik keenam." seru jisaka dengan tangan terkepal erat.
"benar. kakak kedua sudah mengajukan tantangan pada dia, jika dia memang ksatria dia pasti akan datang memenuhi tantangan kita, tapi jika dia tidak datang, huhuh. aku yakin dia hanya seorang pengecut." kata lingga dengan gregetan.
"hmm. ilmu jurus 9 jalur neraka. baru kali ini aku mendengar nama ilmu itu, siapa pemuda itu sebenarnya? hmmm." gumam pria yang duduk di sebelah barda ketua partai awan merah. dia adalah orang ke empat dari tujuh pendekar partai awan merah yaitu segara.
"hmmm. itulah yang menjadi pikiran ku beberapa hari ini. ilmu 9 jalur neraka, ilmu apa itu sebenarnya, bisa membuat adik ke enam terluka seperti itu, seluruh tubuhnya jadi lumpuh tidak dapat di gerakan dan meninggalkan tanda biru di 9 jalan darahnya. Yang membuat ku bingung 9 jalan darah itu bukan jalan darah vital yang mematikan tapi kenapa bisa sampe membuat lumpuh tubuh, benar benar membingungkan sekali." kata pria di samping segara yaitu pendekar kelima awan merah bernama tyosaka.
"Ya. aku juga heran dengan ilmu itu. kenapa 9 titik jalan darah yang tidak berbahaya bisa membuat tubuh lumpuh, benar benar aneh sekali. pasti ada suatu rahasia di balik nama ilmu 9 jalur neraka yang sanggup membuat tubuh lumpuh." kata segara kalem.
"kakak kelima. kakak keempat. aku rasa nama ilmu 9 jalur neraka hanya nama tiada berarti apa apa, pasti pemuda itu membekal semacam senjata rahasia beracun hebat di tangannya yang sanggup membuat tubuh kakak keenam terluka dan lumpuh. nama ilmu 9 jalur neraka hanya kiasan belaka untuk menipu semua orang agar seolah olah dia memiliki ilmu yang hebat." seru lingga mengomtari perkataan segara dan tyosaka.
"hmm. aku rasa pikiran mu terlampau jauh lingga. tanda biru di tubuh jantaka adalah bekas totokan, hampir semua tokoh persilatan bisa membuat tanda seperti itu, jadi hampir tidak mungkin jika itu di lakukan dengan senjata beracun." kata segara membantah pendapat lingga.
"benar. ilmu 9 jalur neraka adalah ilmu totokan tapi ilmu itu di buat sedemikian rupa sehingga menjadi ilmu yang luar biasa. entah dengan cara apa aku tidak tahu, orang yang menciptakan ilmu itu pastilah tokoh kosen yang sangat sakti." kata tyosaka.
"itu adalah ilmu dewa petir !" ucap suara tiba tiba dari arah luar, tampak seorang kakek tua berjubah abu abu berdiri di ambang pintu. orang tua itu memiliki paras agung dan angker dengan sorot mata yang tajam, kumis dan jenggot panjang memutih. rambut di gelung ke atas juga sudah memutih.
"GURU?!" seru semua orang yang buru buru berlutut memberi hormat pada orang tua itu.
"hm. bangunlah." ucap orang tua itu berwibawa. dia berjalan ke singgasana di tengah aula dekat dinding yang bergambar dua pedang dalam awan berwarna merah tanda dari partai awan merah. dia lalu duduk dengan tenang di singgasana tersebut.
setelah sang guru duduk, enam orang pendekar awan merah segera duduk di kursi mereka.
Orang tua yang duduk di kursi singgasana menatap barda ketua partai awan merah. "kau sudah pulang? apa kau berhasil melaksanakan tugas yang ku berikan?" tanyanya kalem namun sangat berwibawa.
Barda buru buru berlutut di hadapan orang tua itu yang tidak lain adalah guru besar partai awan merah, bernama resi nyoman agil. "mohon ampun guru. murid tidak berhasil menjalankan titah dari guru. murid telah gagal mohon guru menghukum murid." ucapnya dengan penuh rasa menyesal.
"hmmm. kenapa kau bisa gagal, barda?" tanya sang guru.
"Mohan ampun guru. murid tidak becus karna di kalahkan merto wijaya bergelar raja pedang dari selatan." jawab barda.
"hmmm. merto wijaya si raja pedang dari selatan." gumam sang guru besar pelan. "merto wijaya adalah salah satu dari 4 tokoh ternama dunia persilatan. dia menduduki di tempat selatan bukan tanpa alasan, ilmunya memang sangat tinggi, kau kalah di tangannya juga tidak menjatuhkan nama partai awan merah. tidak apa apa, bangunlah." ucapnya.
"terima kasih, guru." kata barda segera berdiri kembali duduk di tempatnya.
"kalian dengar baik baik. ilmu silat partai awan merah kita memang bukan yang terhebat di dunia persilatan tapi meski begitu jangan sekali kali kalian menjatuhkan nama baik partai kita, lebih baik kalah secara ksatria dari pada berbuat yang di kutuk oleh dunia persilatan. ingat pesan ku itu baik baik !" ucap sang guru besar penuh wibawa.
"Kami akan slalu ingat pesan guru.!!" sahut semua orang serentak sambil berdiri.
"hmmm." gumam resi nyoman agil sang guru besar partai awan merah senang meliat semangat murid muridnya.
"Guru. gimana keadaan adik keenam? apa dia baik baik saja?" tanya jisaka dengan raut wajah cemas.
Resi nyoman agil terdiam sejenak lalu menghela nafas panjang seolah berat hendak mengatakan sesuatu.
Enam murid resi nyoman agil saling pandang karna meliat sikap guru mereka yang seperti berat mengatakan sesuatu.
"Guru !" panggil jisaka dengan perasaan tidak enak.
"hmm. apa yang terjadi sudah takdir dari sang maha kuasa. kita tidak perlu menyesali apa yang sudah di gariskan sang maha kuasa." kata sang guru besar kalem tapi dengan raut wajah berduka.
"Guru." seru jisaka tercekat semakin tidak tenang.
"hmmm. dengan perasaan berat aku harus memberitahukan keadaan jantaka pada kalian. jantaka akan seumur hidupnya akan menjadi orang yang bercacat, seluruh tubuhnya lumpuh tidak dapat di gerakkan. aku menyesal tidak dapat menolong saudara kalian." ucap sang guru besar dengan suara berat.
"APA?!" seru semua orang tersentak kaget bukan main mendengar ucapan guru mereka.
"huagkh !" teriak jisaka keras langsung berlari keluar dari aula karna saking berdukanya mendengar berita lumpuhnya jantaka. "Panji. ku bunuh kau !" teriaknya begitu di luar aula.
"Adik kedua !" teriak barda memanggil jisaka cepat karna kaget meliat kemurkaan adik keduanya itu.
"Kakak kedua !!" teriak semua orang terkejut meliat jisaka yang berlari keluar dengan amarah yang besar.
"Guru. biar aku yang mengejar kakak kedua." seru tyosaka yang langsung berlari mengejar jisaka.
Hujan deras turun mengguyur bumi seolah ikut menangis atas musibah yang di derita jantaka pendekar ke enam partai awan merah. tyosaka terus berlari turun gunung mengejar jisaka yang berlari dengan limbung karna menangis berduka.
"kakak kedua ! kakak kedua !" teriak tyosaka memanggil manggil jisaka.
jisaka berhenti berlari di bawah pohon yang lalu terduduk di tanah becek oleh hujan deras yang turun. "huaagkh !" teriak jisaka keras menggelegar karna saking menahan gusarnya lalu menangis penuh kedukaan.
"kakak kedua !" seru tyosaka berlutut memegang jisaka dengan perasaan yang turut berduka atas musibah yang di alami jantaka. "kakak kedua. kau jangan begini, aku tahu kau sangat berduka atas musibah yang di alami adik ke enam, kita semua juga berduka, kalo kau seperti ini guru pasti akan semakin merasa berdua. kau harus tenang. kau harus kuat, kakak kedua." ucapnya juga menahan tangis.
"hwaa !" tangis jisaka keras memukul mukul pohon sampe tangannya berdarah.
"kakak kedua." seru tyosaka memeluk jisaka erat.
Mereka bersama sama menangis untuk meluapkan rasa duka mereka di bawah guyuran hujan deras.
DI aula partai awan merah juga tampak guru dan murid berduka.
"Guru. apa guru tidak bisa menolong adik keenam? guru pasti tahu cara menolong adik keenam." kata gardanara cepat.
"Guru. apa tidak ada cara untuk menolong adik keenam?" tanya segara kalem menatap sang guru.
"hmmm. tidak ada. luka dalam akibat pukulan sakti mungkin masih bisa di obati dengan tenaga dalam dan pil obat tapi luka yang di derita jantaka lain dari yang lain. luka itu tidak dapat di obati oleh tenaga dalam atau pil obat, tabib dewapun tidak akan sanggup mengobati jantaka." kata resi nyoman agil kalem terliat tenang dan tegar meski masalah besar mendera murid keenamnya.
"Apakah ilmu 9 jalur neraka benar benar hebat guru?" tanya lingga penasaran.
"hmm. aku tidak tahu pasti, tapi aku pernah dengar kisah dari kakek guru ku bahwa 200 tahun yang lalu ada seorang pendekar muda menciptakan ilmu yang luar biasa dahsyat dan mengerikan yaitu ilmu dewa petir, siapa saja yang terkena ilmu itu seluruh urat di tubuhnya akan hancur, kalo tidak mati pasti akan lumpuh seumur hidupnya. pendekar muda itu bernama Antoch bergelar pendekar pedang matahari yang sangat luar biasa ilmu silatnya." ucap sang guru besar bercerita.
"Pendekar pedang matahari yang menjadi legenda dunia persilatan, apa dia yang guru maksut?" tanya lingga cepat.
"benar. pendekar besar legenda dunia persilatan, sampe saat ini tiada satu orangpun di dunia ini yang bisa menyamai ilmu silatnya, bahkan kakek guru ku saja ilmu silatnya tidak ada sepertiga dari ilmu pendekar pedang matahari." kata sang guru besar.
"Guru, maaf. lalu apa hubunganya ilmu dewa petir dengan ilmu 9 jalur neraka?" tanya lingga tidak mengerti.
"hehehe." sang guru besar hanya tertawa saja.
"Adik ketujuh. ilmu dewa petir dan ilmu 9 jalur neraka adalah sama. itu yang di maksut guru." kata segara yang menjelaskan maksut gurunya.
"Apa?!" seru lingga terkejut dengan kening berkerut. "ilmu dewa petir dan ilmu 9 jalur neraka adalah ilmu yang sama? Apakah itu benar guru?" tanyanya tidak percaya.
"hehehe. itu memang benar tapi bisa juga tidak benar." kata sang guru besar tertawa kecil.
"Apa maksut guru benar dan tidak benar? aku tidak mengerti." kata lingga bingung.
"Guru. apakah guru menduga ilmu dewa petir dan ilmu 9 jalur neraka adalah dua ilmu yang saja dari efek yang terjadi pada luka di tubuh jantaka?" tanya segara mencoba menebak dugaan gurunya.
"hmmm. kau memang paling pintar di antara saudara saudara mu, segara." puji sang guru besar pada segara. "memang benar, aku menduga ilmu 9 jalur neraka dan ilmu dewa petir adalah dua ilmu yang saja karna meliat efek yang terjadi akibat dua ilmu itu yaitu sama sama membuat lumpuh dan merusak urat nadi di tubuh serta tanda bekas biru di tubuh tepat di titik jalan darah. aku juga tidak berani memastikan apakah dua ilmu itu adalah satu ilmu yang sama karna aku sendiri belum pernah meliat dua ilmu tersebut." ucapnya menerangkan.
"Guru.bagaimana kalo ilmu 9 jalur neraka adalah benar ilmu dewa petir?" tanya segara.
"hmm. itu juga tidak mungkin. menurut cerita kakek guru ku, pendekar pedang matahari tidak pernah menurunkan ilmu dewa petir pada siapapun jadi bagaimana bisa ilmu dewa petir bisa muncul lagi di jaman ini." kata sang guru membantah pendapat segara.
"Owh. begitu." gumam segara.
"Guru. gimana cara melawan ilmu dewa petir atau ilmu 9 jalur neraka?" tanya lingga ingin tahu.
Resi nyoman agil terdiam sejenak merenung. "hm. setiap ilmu silat pasti punya kelemahan, ilmu dewa petir dan ilmu 9 jalur neraka adalah ilmu totokan. asal kita tidak terkena totokan dari ilmu itu maka ilmu tidak akan bekerja." ucapnya.
"Maaf guru. gerakan panji sangat cepat dan kita tidak tahu kapan dan dimana dia melancarkan totokannya karna panji menotok jalan darah kita bukan seperti kita biasa menotok tapi dia menotok dengan cara menepuk." kata barda memberi tahu sesuai apa yang di liat dalam pertarungan antara panji dan jantaka serta damar soka alias sesat timur.
"menepuk?" tanya sang guru besar dengan kening berkerut.
"benar guru. bahkan saat dia melawan adik ke enam lebih unik lagi, hanya dengan menahan serangan jantaka dia sudah mampu menotok jalan darah jantaka. padahal dia sama sekali tidak melakukan gerakan menotok apa lagi menepuk." kata barda.
"benarkah itu?" tanya lingga dan yang lain tidak percaya.
"hm." barda mengangguk pelan.
semua saling pandang masih tidak percaya dengan apa yang di katakan barda.
"hmm. ini aneh sekali. menotok hanya dengan menepuk saja sudah sangat mengherankan apa lagi hanya dengan cara menahan serangan saja juga mampu menotok, hmmm. ini sangat sulit di percaya. jika begini akan sangat sulit melawan orang itu." kata segara pelan.
"benar. ini sulit dipercaya. hampir tidak masuk akal, aku yakin pasti ada trik khusus yang di lakukan orang itu." kata lingga.
"Ya. aku juga berpikir seperti itu. sayang aku tidak meliat pertarungan adik keenam dengan orang itu jadi tidak tahu trik apa yang dia gunakan untuk melancarkan jurus 9 jalur neraka itu." kata segara cepat.
"barda. coba kau ceritakan dengan jelas ilmu 9 jalur neraka pemuda itu, aku ingin mengetahui dengan jelas." kata sang guru besar.
"baik guru." kata barda. dia lalu menceritakan tentang ilmu 9 jalur neraka sesuai apa yang dia liat dan dia ketahui dari penjelasan ki renggo ketua partai pasir besi serta apa yang antoch ceritakan. "Nah. seperti itu kira kira guru." ucapnya mengakhiri cerita.
"si sesat timur damar soka juga kalah oleh ilmu 9 jalur neraka. lalu siapa yang menjadi juara di turnamen pedang itu?" kata sang guru besar ingin tahu.
"Pemuda bernama panji itu guru." jawab barda.
"APA?!" seru semua orang terkejut.
"kakak pertama. kau serius?" tanya lingga tidak percaya.
"Ya. pemuda itu yang menjadi juara turnamen pedang itu, kini dia mendapat gelar dewa pusat atau dewa tengah dan berhak duduk sebagai ketua dunia persilatan ini." kata barda serius.
semua orang tercengang tidak percaya jika seorang pemuda berhasil mengalahkan semua tokoh kosen dunia persilatan.
"Apa ilmu pemuda itu hebat sekali sampe sampe dia mengalahkan semua tokoh kosen dunia persilatan. ini di luar dugaan kita semua, sulit di percaya." kata segara heran.
"barda. apa ilmu 9 jalur neraka yang membuat pemuda itu menjadi juara di turnamen pedang?" tanya sang guru besar.
"tidak guru." jawab barda menggelengkan kepala. "pemuda itu juga memiliki ilmu yang luar biasa hebat lainnya. dewi naga ungu dan baraga ketua partai bunga merah dikalahkan dengan jurus pedang tarian naga langit." ucapnya.
"jurus pedang tarian naga langit?" kata sang guru besar mengerutkan kening.
"Jurus pedang peri surga terbang partai bunga merah salah satu jurus pedang hebat di dunia persilatan, jurus itu bisa di kalahkan oleh jurus pedang tarian naga langit pemuda itu, hmmm. jurus itu pasti sangat hebat." kata segara kalem.
"benar. jurus pedang tarian naga langit sangat hebat dan tidak ada cacatnya. terus terang, jurus pedang kita kalah hebat di banding jurus pedang tarian naga langit pemuda itu. maaf guru." kata barda lalu meminta maaf pada gurunya karna memuji jurus pedang orang lain.
"tidak apa apa." kata sang guru besar tersenyum lembut.
"kakak pertama. apa jurus pedang tarian naga langit juga mengalahkan jurus pedang si raja pedang?" tanya lingga.
"tidak. pemuda itu tidak mau melawan raja pedang dengan jurus pedang tarian naga langit, dia menggunakan jurus pedang lain yang jauh lebih hebat." jawab barda.
"Jurus pedang yang jauh lebih hebat? jurus pedang apa itu?" tanya lingga penasaran.
"Jurus pedang tangan dewa." jawab barda.
"Jurus pedang tangan dewa?" tanya lingga dengan kening berkerut.
"Ya. jurus pedang tangan dewa sungguh luar biasa hebat, baik dari jurus dan kekuatanya. si raja pedang tidak berkutik menghadapi jurus pedang itu meski dia sudah mengeluarkan jurus pedang pamungkasnya yaitu jurus pedang penakluk iblis." kata barda.
semua orang saling pandang keheranan karna jurus pedang penakluk iblis adalah jurus terkuat saat ini di dunia persilatan tapi bisa dikalahkan oleh jurus pedang tangan dewa yang baru mereka dengar, berarti jurus pedang tangan dewa memang benar benar hebat.
"Lalu, jurus apa yang mampu mengalahkan pengemis sakti dari utara?" tanya segara ingin tahu.
"Jurus ilmu tangan dewa. ilmu itu sangat dahsyat dan luar biasa, apa lagi jurus terakhirnya yaitu pukulan tangan dewa merajam bumi. pukulan itu dapat merusak urat pohon besar tanpa merusak kulit pohon. beruntung pengemis sakti dari utara memiliki tenaga dalam yang sangat tinggi sehingga tidak celaka hebat oleh pukulan tangan dewa merajam bumi." kata barda.
semua orang lagi lagi di buat tercengang oleh cerita barda, seperti yang mereka tahu, ilmu 18 pukulan penakluk naga pengemis sakti dari utara adalah ilmu pukulan yang sangat di takuti dan luar biasa hebat, jika ilmu itu mampu di kalahkan oleh ilmu tangan dewa berarti ilmu tangan dewa benar benar hebat.
"bagaimana dengan si iblis beracun dari barat? apa dia juga dikalahkan dengan ilmu tangan dewa?" tanya segara.
"iblis beracun dari barat tidak di kalahkan oleh panji, dia kalah oleh datuk pulau ular darma wangsa. datuk pulau ular kini berubah gelar menjadi datuk barat dan berhak menduduki di kedudukan barat." jawab barda.
"Owh, lagi lagi muncul tokoh sakti tak terduga. hmmm." kata segara pelan.
"Ya. tapi datuk barat dapat di kalahkan panji hanya dengan jurus sentilan jari saja yaitu jurus sentilan jari dewa langit." kata barda.
"Jurus sentilan jari dewa langit? benarkah?" tanya segara cepat.
"Ya. jurus itu mampu melubangi batu besar sampe tembus hanya dengan sentilan jari saja. datuk barat tidak mampu melawan jurus itu maka dia mengaku kalah." kata barda.
semua orang jadi terdiam memikirkan hal yang tidak mereka duga sebelumnya, ternya empat tokoh besar dunia persilatan dapat dikalahkan oleh seorang pemuda bernama panji, Yang berarti telah muncul pendekar muda yang sangat luar biasa di dunia persilatan.
"hmm. melawan ilmu 9 jalur neraka saja sudah sulit apa lagi melawan ilmu yang lain. hmm. jika begitu, aku nasehati kalian jangan mencari masalah dengan pemuda bernama panji itu jika kalian tidak mau celaka. ingat pesan ku baik baik." kata sang guru besar partai awan merah serius penuh wibawa.
"Maaf guru. dia telah melukai kakak keenam dan membuat kakak keenam bercacat seumur hidup, apa kita tidak membalaskan sakit hati kakak keenam?" kata lingga.
"benar guru. sakit hati jantaka harus di balaskan, kami tidak bisa berpangku tangan begitu saja meliat jantaka di lukai seperti itu." seru yang lain.
"kalian jangan membantah perintah guru. aku tahu kalian menyayangi adik keenam dan gusar meliat dia terluka seperti itu, tapi jangan sampe rasa duka kalian menutupi hati nurani kalian sehingga menimbulkan perasaan dendam. dalam pertarungan ada yang terluka itu adalah hal yang wajar dan asal kalian tahu, adik keenam kalah secara ksatria, dia pasti tetap merasa gagah meski kalah dan menderita bercacat seumur hidup. kalian harus tenang dan jangan sampe termakan hawa nafsu amarah kalian." bentak barda memarahi saudara saudara seperguruanya.
"Apa yang di bilang kakak pertama kalian itu benar. kalian tidak boleh terbakar nafsu amarah balas dendam. apa yang terjadi pada jantaka adalah sudah takdir dari sang hyang widi. kalian harus tabah dan tegar menghadapi semua ini." kata sang guru besar angker sekali.
semua orang tertunduk diam tidak berani membantah ucapan guru mereka.
"Mohon maaf guru. murid mengaku salah karna gagal mencegah adik kedua membuat masalah dengan panji. adi kedua telah lancang mengajukan tantangan pada panji, sekali lagi murid minta maaf guru." kata barda berlutu di hadapan sang guru besar.
"hmm." gumam sang guru besar sambil mengusap usap jenggot putihnya pelan. "hmm. tantangan sudah terlanjur di lontarkan jadi tidak mungkin di batalkan. biarlah guru yang bicara pada pemuda itu jika dia datang, mudah mudahan saja masalah ini tidak semakin meluas ke hal yang tidak kita inginkan." ucapnya.
"Guru. apa guru ingin berbicara baik baik pada pemuda itu agar masalah yang terjadi bisa di lupakan begitu saja." kata barda ingin tahu.
"tantangan telah terlanjur di ucapkan, kita tidak mungkin membatakan tantangan itu karna kalo kita batalkan maka dunia persilatan akan menertawai partai kita. aku akan bicara pada pemuda itu agar tantangan yang di ajukan jisaka sebagai tantangan persahabatan saja, agar tidak terjadi silang sengketa besar antara partai kita dengan pemuda itu, namun apa bila pemuda bertindak di luar batas maka mau tidak mau kita harus menghadapi segala kemungkinan buruk yang terjadi." kata sang guru besar.
"kami mengerti guru." kata barda dan yang lain mengerti.
"mulai besok lebih giatlah memperdalam ilmu silat kalian agar tidak mengecewakan nama partai awan merah." kata sang guru besar lalu berjalan keluar dari aula.
Barda dan yang lain membungkuk hormat mengiringi kepergian guru mereka.
"kakak pertama. apa pemuda bernama panji itu benar benar hebat?" tanya lingga masih belum percaya.
"Ya. menjadi juara di dalam turnamen pedang yang di hadiri para tokoh sakti apakah belum membuat mu percaya?" tanya barda balik.
"bukan begitu, aku hanya masih heran saja." kata lingga kalem.
"adik ketujuh. ilmu 9 jalur neraka yang membuat jantaka terluka sampe sampe guru sendiri tidak sanggup menolong adalah bukti nyata bahwa pemuda bernama panji memang benar benar hebat. benar apa pesan guru pada kita, jika kita tidak mau mengalami hal yang sama seperti jantaka maka kita jangan sampe mencari perkara dengan pemuda itu. sebisa mungkin hindari pertikaian yang tidak perlu dengan pemuda itu." kata segara.
"hmmm. terus terang aku sampe saat ini masih belum bisa percaya adik ke enam dikalahkan semudah itu. jika pemuda itu benar benar datang kesini, aku akan menantang dia bertarung agar aku tahu apa dia benar benar hebat." kata gardanara.
"aku sependapat dengan mu kakak ketiga. aku juga mau membuktikan kebenaran cerita kakak pertama, baru aku merasa puas dan lega." seru lingga cepat.
"huh. terserah apa yang ingin kalian lakukan aku tidak akan melarang, asal kalian ingat saja pesan guru. itu saja." kata barda penuh nada di tekan lalu pergi.
Gardanara, segara dan lingga meliat barda yang pergi sejenak.
"kakak ketiga. kakak ke empat. bagaimana kalo kita berlatih memperdalam ilmu pedang baru yang kita ciptakan bersama untuk menghadapi pemuda bernama panji itu. apa kalian setuju?" kata lingga cepat.
"hm." sahut mereka bareng lalu keluar dari aula tersebut.
* * *
ANTOCH dan darma wangsa berjalan tenang menyusuri jalan setapak di kaki bukit wetan menuju barat, mereka berdua berjalan bareng karna sama sama hendak ke arah barat. darma wangsa alias datuk barat hendak kembali ke pulau ular tempat kediamannya dan antoch ke barat karna hendak menuju gunung slamet untuk memenuhi tantangan jisaka pendekar kedua awan merah serta dia juga hendak ke lembah bangkai untuk memenuhi undangan sika mawarni alias dewi cakar berbisa.
"Dewa tengik. kau yakin tidak pulang dulu ke lembah tengkorak? lembah tengkorak tidak jauh dari sini, hanya butuh waktu satu hari perjalanan saja. hmm?" tanya darma wangsa membuka obrolan.
"tidak." jawab antoch. "aku mau menyelesekan semua urusan ku dulu di luar, bila sudah beres aku baru kembali dan tidak akan keluar lagi." ucapnya.
"hmm. terserah kau sajalah, itu urusan mu sendiri juga. aku tidak mau ikut campur." kata darma wangsa hanya angkat bahu saja.
Antoch tertawa kecil melirik orang tua berjubah coklat gelap itu.
"Dewa tengik. boleh tidak aku bertanya yang tidak pantas pada mu?" tanya darma wangsa.
"Apa itu?" tanya antoch dengan kening berkerut.
"aku penasaran dengan ilmu 9 jalur neraka mu. ilmu apa itu sebenarnya? ilmu totokan atau ilmu pukulan?" tanya darma wangsa.
"Owh. ilmu 9 jalur neraka. kenapa? apa kau hendak mencari kelemahan ilmu itu?" tanya antoch lalu tersenyum lebar.
"Terus terang aku mengakui kehebatan ilmu 9 jalur neraka mu itu. sesat busuk saja takluk oleh ilmu itu, aku sendiri pasti tidak akan bisa mengalahkan ilmu itu. aku rasa ilmu 9 jalur neraka tiada cacatnya sama sekali." kata darma wangsa bersungguh sungguh.
"hahahaha." antoch tertawa geli mendengar ucapan darma wangsa yang menurutnya lucu sekali. "darma wangsa yang bergelar datuk barat salah satu dari lima tokoh besar dunia persilatan ternyata sama seperti damar soka, memuji ilmu yang mudah dipatahkan. dasar datuk gila. hehehe." ucapnya menahan tawa.
"Ekh. apa maksut mu? ilmu yang mudah di patahkan? maksut mu ilmu 9 jalur neraka mudah sekali di patahkan. apa benar?" tanya darma wangsa dengan kening berkerut tanda tidak mengerti.
"Ya. ilmu 9 jalur neraka memang bisa membuat orang seluruh urat nadinya putus tapi ilmu itu juga mudah sekali di patahkan. aku beri tahu kau cara kerja ilmu itu lalu kau cari sendiri apa kelemahan ilmu itu." kata antoch menatap darma wangsa. "ilmu 9 jalur neraka adalah nama lain dari ilmu pukulan dewa petir. dimana dalam pukulan dewa petir terdapat tenaga dalam inti petir yang besar namun pukulan dewa petir memiliki resiko yang sangat besar bagi pemakenya yaitu dimana bila gagal menguasai tenaga liar ilmu dewa petir maka ilmu itu akan berbalik mencelakai diri sendiri dan juga terdapat resiko besar yang lain. Untuk mengurangi resiko itu maka aku mengubah ilmu dewa petir menjadi ilmu totokan yang memanfaatkan tenaga dalam ilmu dewa petir. aku mengubah tenaga dalam ilmu dewa petir menjadi 9 tingkat dalam dua hawa positif dan negatif yaitu hawa positif di tangan kanan dan negatif di tangan kiri. dua hawa tersebut aku gunakan untuk menutup jalan darah hawa di tubuh lawan, tidak ada ketentuan khusus jalan darah hawa mana yang harus kita totok, jadi kita bebas mau menotok jalan darah hawa mana yang hendak kita serang. setiap totokan yang berhasil kita sarangkan maka tingkatan tenaga dalam harus kita tingkatkan juga, bila tidak maka akan sia sia belaka. semua totokan berjumlah 9 totokan di jalan darah hawa dan bila berhasil maka 9 jalan darah yang tertotok tenaga dalam dewa petir akan bereaksi dan menyatu saling terhubung lalu akibatnya bisa bermacam macam tergantung seberapa besar tenaga dalam dewa petir yang kita sarangkan di 9 jalan darah hawa lawan. efek paling ringan adalah lawan tidak akan bisa lagi mengeluarkan tenaga dalamnya dan efek terburuknya adalah seluruh urat nadinya akan putus dan kehilangan ilmu silatnya serta lumpuh seumur hidupnya. Nah, sampe disini apa kau memahami cara kerja ilmu 9 jalur neraka itu?" ucapnya menjelaskan.
Darma wangsa terdiam sejenak mencerna penjelasan antoch. "hmmm. sedikit banyak aku mengerti." ucapnya.
Antoch tertawa lebar menatap darma wangsa alias datuk barat. "hehehe. tidak apa apa. aku lanjutkan penjelasan ku. 9 jalan darah hawa wajib kita totok agar reaksi ilmu bisa terjadi atau bekerja namun bila kita sudah menotok 8 jalan darah maka bila lawan memaksa mengeluarkan tenaga dalam ilmunya, kita tidak perlu menotok jalan darah yang ke 9, kenapa? hawa negatif dan positif di tubuh lawan akan saling bertarung sendiri di jalan darah yang ke 9 dan akibatnya lawan akan terkena tenaga dalam ilmunya sendiri. bila lawan tidak mengeluarkan tenaga dalam maka kita harus melancarkan totokan ke jalan darah yang ke 9 itu. Nah, itulah kenapa ilmu itu di sebut ilmu 9 jalur neraka. begitulah cara kerja ilmu tersebut. aku sudah jelaskan pada mu dan kau cari sendiri apa kelemahan ilmu itu serta gimana mematahkan ilmu tersebut." ucapnya.
Darma wangsa alias datuk barat terdiam untuk berpikir memahami cara kerja ilmu 9 jalur neraka sesuai apa yang antoch jelaskan tadi. "hmmm. terus terang saat ini aku masih belum bisa memahami cara kerja ilmu 9 jalur neraka itu, apa lagi gimana cara mematahkan ilmu itu. hmmm. suatu saat aku pasti akan tahu kelemahan ilmu itu serta cara mematahkanya." ucapnya.
"Yach. terserah kau sajalah." kata antoch acuh tak acuh.
"hehehe. kau harus hati hati pada ku jika kelak aku berhasil mengetahui cara mematahkan ilmu 9 jalur neraka mu." kata darma wangsa seraya tertawa terkekeh.
"hmm." gumam antoch ogah ogahan menyahuti ucapan si datuk barat.
Mereka terus berjalan santai menyusuri kaki bukit wetan hingga tak lama mereka sampe di sebuah lembah yang cukup indah dimana di lembah itu terdapat danau kecil yang di sekitar danau itu di tumbuhi bermacam macam tanaman obat dan beberapa jenis bunga liar. di sebelah barat danau terdapat sebuah pondok sederhana namun masih terliat terawat rapi dan di depan pondok juga terdapat tumbuhan tanaman obat.
"Ekh. tempat ini indah juga. kenapa kita bisa sampe di tempat ini? apa kita salah jalan." kata darma wangsa garuk garuk kepala seperti orang linglung.
"heheh. kau ini aneh sekali. bukankah kamu sendiri yang memilih jalan ini, aku mana tahu." kata antoch tertawa di hidung.
"Ei. aku tinggal di daerah barat dan jarang keluar, jadi wajar saja jika aku lupa jalan. aku pikir ini adalah bukit cadas tapi ini bukit apa ya?" kata datuk barat tertawa nyengir.
Antoch meliat ke sekitar lembah itu, dia merasa tertarik dengan beberapa tanaman obat yang tumbuh di pekarangan pondok. "hmmm. disini terdapat tanaman obat yang sengaja di tanam. pemilik tempat ini pasti ahli pengobatan, liatlah tanaman obat langka itu. itu tanaman liar rumput obat yang sanggup mengobati racun jahat dan luka dalam akibat hawa beracun. hmmm. siapa kira kira pemilik tempat ini?" ucapnya pelan.
"Ei. mana aku tahu siapa pemilik tempat ini. datang ke tempat ini saja baru kali ini, mana mungkin tahu siapa yang menghuni tempat ini. dasar dewa tengik." sahut datuk barat ketus membalas dengusan antoch tadi.
"Ei. datuk gila. aku tidak bicara pada mu. aku lagi menerka siapa orang pemilik tempat ini. main sahut saja." kata antoch ngomel ngomel.
"hehehe." tawa datuk barat terkekeh meliat antoch.
"kita ke pondok itu dan meliat siapa pemilik tempat ini. ayo !" ajak antoch cepat.
"Cih. ogah. kau saja sendiri sana biar aku tunggu disini." sahut darma wangsa tidak mau.
"Ei. kau kan yang memilih lewat jalan ini jadi kau yang harus bertanggung jawab." seru antoch melotot memarahi.
"kau sendiri kenapa ngikut saja kalo tahu salah jalan." sahut darma wangsa tidak mau mengalah.
"sudaaah. ayo cepat. Jangan bawel !" kata antoch mendorong darma wangsa untuk maju berjalan menuju pondok.
"Dasar dewa tengik. main paksa saja bisanya." gerutu darma wangsa terpaksa berjalan karna di dorong antoch.
mereka berdua berjalan menuju pondok di barat danau kecil yang berair jernih sampe sampe dasar danau terliat jelas. mereka berhenti di depan pondok mengamati sekitar pondok itu sejenak.
"Permisi !" seru darma wangsa menyapa ke arah pondok. "apa ada orang di dalam?" ucapnya setengah berseru.
Tampak tidak lama pintu pondok di buka dari dalam, seorang pria tua berjubah putih muncul dari dalam pondok. orang tua itu memandang dua orang yang berdiri di depan pondok dengan kening berkerut karna tidak kenal dengan dua orang tersebut.
"Maaf. apakah kisanak pemilik lembah ini?" tanya darma wangsa sopan.
"siapa kalian?" tanya orang tua jubah putih itu.
"kami hanya pengembara yang kebetulan tidak sengaja lewat tempat ini. mohon maaf jika kehadiran kami mengganggu ketentraman kisanak." kata darma wangsa kalem.
"hmmm." gumam orang tua jubah putih. "masuklah jika kalian tidak keberatan." ucapnya. Antoch dan darma wangsa saling pandang sejenak lalu berjalan masuk ke dalam pondok mengikuti orang tua jubah putih. di dalam pondok terdapat dipan kecil yajng di atasnya ada seorang anak kecil terbaring lemah. di sudut ruangan ada sebuah rak panjang yang di atasnya terdapat beberapa kendi tanah liat yang berukuran bermacam macam, dari yang kecil sampe yang besar. kendi kendi itu berisi ramuan obat obatan. di lantai pondok terdapat alas tikar dari anyaman daun pandan kering yang sudah sedikit usang.
"Duduklah !" kata orang tua jubah putih kalem menyuruh duduk lalu dia ke belakang sebentar mengambil minum untuk dua orang tamunya.
Antoch dan darma wangsa duduk di atas tikar tanpa bicara apa apa.
Orang tua jubah putih kembali dari belakang membawa dua gelas minuman yang lalu di taruh di depan dua orang tamunya. "Maaf. aku hanya punya air putih biasa. silakan di minum." kata orang tua jubah putih kalem lalu duduk di depan dua tamunya.
"tidak apa apa ki. kami minta maaf telah membuat aki repot." kata darma wangsa tersenyum.
"hmmm. tempat ini jarang di datangi orang, kalian datang ke sini hanya lewat atau ada urusan tertentu?" kata orang tua jubah putih.
"Akh. maaf ki kami tidak sengaja datang ke tempat ini. kami mengira ini adalah bukit cadas tapi kami ternyata salah. jadi kami benar benar tidak sengaja sampe ke tempat ini." kata darma wangsa.
"hmmm." gumam orang tua jubah putih. "ini adalah lembah bukit wetan, memang kalian ini dari mana kenapa bisa kesasar sampe ke sini?" ucapnya bertanya.
"kami habis dari gunung lawu dan hendak menuju barat, kami berniat lewat bukit cadas tapi karna kami terlalu asyik bercakap cakap membuat kami tanpa sadar malah melewati tempat ini." kata darma wangsa.
"hmmm. gunung lawu." gumam orang tua jubah putih itu lirih sambil mengelus jenggotnya. "hm. kalo begitu kalian pasti habis mengikuti turnamen pedang di gunung lawu tersebut. siang kemaren aku kebetulan lewat desa kalasan yang tidak jauh dari sini, dari beberapa orang aku mendengar dunia persilatan kini telah hadir lima jago hebat yang menduduki lima arah. barat, utara, timur, selatan dan tengah. apakah itu benar?" ucapnya bertanya ingin memastikan.
"Akh. ilmu silat itu dalam dan luas, lima orang hebat yang di bicarakan orang orang tidak semua benar. kebetulan saja lima orang itu sedang beruntung bisa berada di atas, besok, lusa atau entah kapan toh tidak selamanya mereka tidak berada di atas terus, suatu saat pasti ada orang yang akan hadir menggantikan tempat mereka. jadi menurut ku lima orang hebat itu tidak ada, yang ada kebetulan saja ilmu silat mereka saat ini sedang berada di atas." kata darma wangsa lalu tertawa kecil.
"hahaha. aku sependapat." kata orang tua jubah putih tertawa. "di atas langit masih ada langit. setiap ilmu pasti memiliki kelemahan dan kelebihan masing masing, kadang apa yang kita anggap hebat ternyata mampu di kalahkan dengan hal kecil, jadi tidak ada yang namanya paling hebat di dunia ini kecuali kekuatan yang datangnya dari sang pencipta. hahaha." ucapnya.
"hahaha." tawa mereka bareng.
"Hmmm. nama ku gambir rekso, panggil saja aku ki gambir." kata orang tua jubah putih memberi tahu namanya. "siapa nama kalian?" tanyanya.
"Aku darma dan ini panji." kata darma wangsa memberi tahu.
"maaf ki. apa aki seorang ahli pengobatan?" tanya antoch buka suara setelah dari tadi hanya diam saja.
Orang tua jubah putih bernama ki gambir rekso menatap antoch sejenak. "hmmm. di katakan ahli buat ku terlalu tinggi anak muda, walau cuma sedikit tapi aku memang mengerti ilmu pengobatan." ucapnya.
"Owh." gumam antoch manggut manggut pelan.
"Ada apakah nakmaz?" tanya ki gambhr ingin tahu.
"Akh. nggak ki. aku hanya merasa heran saja, di luar banyak tumbuh tanaman obat langka dan yang aku tahu ada satu rumput obat yang sangat langka dan sukar di cari tapi di tempat ini justru tumbuh dengan bebas. apa ki gambir sengaja menanam rumput obat itu di luar?" kata antoch.
"Rumput obat mana yang kau maksut?" tanya ki gambir tidak mengerti.
"Rumput yang berdaun ungu dan berbunga merah darah." jawab antoch.
"Rumput berdaun ungu dan berbunga merah darah?" gumam ki gambir mengerutkan kening. "Owh. apa yang kau maksut rumput kala ungu?" tanyanya.
"Rumput kala ungu?" kata antoch dengan nada suara seperti bertanya.
"Ya. rumput kala ungu. aku tidak tahu apa nama rumput itu, aku kasih nama kala ungu saja biar rumput itu memiliki nama. aku mendapat rumput aneh itu kira kira dua bulan yang lalu ketika aku sedang mencari sarang walet di pantai selatan tepatnya di kali opak. rumput itu tumbuh di tebing karang yang sangat terjal, karna meliat warnanya yang aneh maka aku mengambil rumput itu beberapa saja siapa tahu itu rumput langka yang berkhasiat tinggi. tidak di sangka itu adalah rumput yang sangat beracun dan ganas, seekor kuda yang aku tunggangi tewas mengerikan setelah tidak sengaja memakan sehelai rumput yang terjatuh. kejadian tidak terduga itu membuat aku sadar kalo rumput kala ungu adalah rumput beracun yang sangat ganas. aku membuang rumput itu di depan pondok agar tidak bercampur dengan tanaman obat tapi tidak di sangka rumput itu malah tumbuh dan tidak mati. sudah beberapa kali aku mencoba memusnahkan rumput itu tapi rumput itu tetap tumbuh, akhirnya aku biarkan rumput itu tumbuh begitu saja di halaman pondok dan memagari rumput itu agar tidak mencelakai orang lain." kata ki gambir menjelaskan riwayat dia mendapatkan rumput berdaun ungu tersebut yang dia beri nama rumput kala ungu. dia memberi nama kala ungu karna racun rumput itu sangat ganas seperti racun kala.
"hmm. jadi benar rumput itu tumbuh di tebing karang yang terjal. pantas saja sangat sulit mendapatkan rumput langka itu." batin antoch dalam hati.
"maaf ki. bukankah jika rumput itu di biarkan begitu saja di luar akan lebih berbahaya karna jika ada orang jahat yang tahu keganasan racun rumput itu bisa di curi dan pake untuk mencelakai orang lain?" kata darma wangsa setengah bertanya.
"hmm. memang benar apa yang katakan tapi aku tidak bisa memusnahkan rumput kala ungu itu, segala macam cara telah aku gunakan namun rumput itu seperti tidak mau musnah." kata ki gambir.
"Emm." darma wangsa garuk garuk kepala antara heran dan tidak percaya ucapan ki gambir.
"Jika kau tidak percaya silakan kau mencobanya sendiri." kata ki gambir.
Darma wangsa hanya terdiam sambil garuk garuk kepala karna enggan berbuat apa yang ki gambir katakan.
"Datuk gila. sejak kapan kepala mu jadi kutuan? garuk garuk kepala seperti orang kutuan." hardik antoch seraya menahan senyum geli meliat darma wangsa yang garuk garuk kepala.
"sialan." gerutu darma wangsa melototin antoch.
Antoch hanya tertawa kecil meliat darma wangsa yang menggerutu karna ia ledekin. dia lalu menoleh meliat ki gambir. "maaf ki. jika di ijinkan bolehkah aku sedikit meminta rumput ungu itu?" ucapnya bertanya.
"hmmm. boleh saja asal tidak kau salah gunakan di jalan sesat." kata ki gambir.
"Dewa tengik. mau apa kau minta rumput beracun itu? apa kau berniat membuat racun hebat?" tanya darma wangsa.
"terima kasih ki, dan jika boleh aku juga hendak minta beberapa tanaman obat yang tumbuh di pinggir danau." kata antoch.
"hm?" ki gambir mengerutkan kening. "untuk apa?" tanyanya ingin tahu. "tidak untuk apa apa, kebetulan aku belajar ilmu pengobatan, siapa tahu saja kelak rumput dan tanaman obat itu berguna untuk umat manusia." kata antoch kalem.
"kau juga bisa ilmu pengobatan?" tanya ki gambir.
Antoch hanya tersenyum seraya mengangguk pelan.
"siapa yang mengajari mu?" tanya ki gambir ingin tahu.
"Saya belajar hanya dari pengalaman saja dan dari kitab pengobatan serta beberapa tabib kenalan." jawab antoch jujur.
"Owh. begitu." gumam ki gambir pelan. "jika memang begitu silakan saja." ucapnya.
"terima kasih." ucap antoch.
"Gambir rekso ! Gambir rekso !" Teriak suara orang dari luar pondok tiba tiba.
Antoch dan darma wangsa menoleh ke belakang meliat ke luar pondok siapa yang datang.
"hmm. ki jumiran. ada apa dia datang kesini?" gumam ki gambir bertanya untuk dirinya sendiri.
"Gambir rekso. apa kau ada di dalam?" teriak suara dari luar.
ki gambir rekso beranjak dari duduknya lalu berjalan ke luar pondok.
Tampak di luar pondok ada empat lima orang yang dua di antaranya memegangi seorang gadis dalam keadaan sadar dan tidak sadar, gadis itu tangan dan kakinya di ikat tali entah ada apa dengan gadis tersebut sampe di ikat seperti itu. ki gambir meliat sejenak gadis yang terikat tersebut lalu menatap pria paruh baya yang dia kenal yaitu ki jumiran, kepala desa di sebuah desa tidak jauh dari bukit wetan yaitu desa wates.
"ki jumiran. ada apa kau kemari mencari ku?" tanya ki gambir.
"gambir rekso. aku mencari mu karna hal penting yaitu mengenai gadis itu. dia putri ki jentoro salah satu penduduk desa wates." sahut pria paruh baya bernama ki jumiran.
"hmmm." gumam ki gambir. "ada apa dengan gadis itu? kenapa dia di ikat seperti itu?" tanyanya.
"kami tidak tahu apa yang terjadi dengan gadis itu, kemarin dia ngamuk ngamuk dan tertawa tawa seperti orang tidak waras. kadang dia menangis sedih dan tiba tiba berteriak teriak histeris. aku membawa dia kemari karna ingin kau menolong gadis malang itu." kata ki jumiran.
ki gambir rekso menatap gadis yang terikat itu dengan penuh teliti. "hmm. jadi itu sebabnya kau mengikat gadis itu." ucapnya.
"benar." jawab ki jumiran mengangguk.
"hmmm. bawa gadis itu masuk." kata ki gambir menyuruh gadis yang terikat untuk di bawa masuk ke dalam pondok.
"bawa dia ke dalam pondok !" perintah ki jumiran pada teman temannya.
"baik !" sahut empat orang yang lain segera memapah gadis yang terikat ke dalam pondok. Antoch dan darma wangsa segera beranjak dari duduknya untuk memberi ruang pada orang orang yang baru datang tersebut. mereka cukup heran meliat seorang gadis muda dalam keadaan terikat tali dan tidak sadarkan diri alias pingsan.
"buka ikatan gadis itu." kata ki gambir menyuruh membuka ikatan si gadis.
Dua orang segera membuka tali ikatan pada gadis tersebut.
ki gambir segera menotok jalan darah di tubuh si gadis di tiga tempat yang bertujuan agar bila si gadis siuman tidak mengamuk. dia segera memeriksa nadi si gadis di leher dan tangan untuk mengetahui tekanan darah si gadis. ki gambir memeriksa si gadis dengan penuh teliti memastikan si gadis sakit apa.
"bagaimana ki?" tanya ki jumiran penasaran.
"hmmm." gumam ki gambir pelan menghela nafas panjang. "aku tidak dapat memastikan apa sakit gadis itu. dia seperti mengidap racun jahat yang sangat kuat, racun itu berasal dari tumbuhan sejenis candu yang dapat membuat seseorang kehilangan kesadaran dan seperti orang tidak waras." ucapnya.
"Candu?" tanya ki jumiran dengan kening berkerut.
"Memang apa yang terjadi pada gadis itu sampe dia bisa terkena racun candu itu?" tanya ki gambir.
"aku tidak tahu, tapi menurut cerita orang tuanya ketika dia pergi ke sungai untuk mencuci, pulang pulang dia tiba tiba pingsan dan ketika sadar dia teriak teriak sendiri lalu ketawa tawa seperti orang gila." kata ki jumiran.
ki gambir diam sejenak sambil manggut manggut. "hmm. apa dia seorang yang mengalami hal itu?" tanyanya.
"tidak. ada dua orang wanita yang mengalami hal sama seperti gadis itu tapi tidak separah ini. dua wanita itu hanya seperti orang linglung saja tapi sekarang sudah seperti sedia kala meski lebih banyak murung dan tidak suka keluar rumah." kata ki jumiran.
"hmmm." gumam ki gambir. dia beranjak berdiri mengambil ramuan obat di rak obat. "hmm. aku berikan ramuan obat ini, minumkan tiga kali sehari agar racun candu hilang dari tubuhnya." ucapnya sambil menyerahkan tiga bungkusan kecil ramuan obat pada ki jumiran.
"baik." kata ki jumiran seraya menerima tiga bungkus ramuan obat dari tangan ki gambir.
"aku sarankan kau dan para penduduk desa wates berhati hati, karna bukan tidak mungkin kejadian serupa bakal terjadi lagi menimpa warga mu terutama kaum wanita." kata ki gambir.
"apa maksut mu ki?" tanya ki jumiran tidak mengerti.
"apa kau tidak merasa aneh dengan kejadian yang menimpa gadis itu dan dua wanita yang lain? kejadian itu aku yakin ini bukan kejadian biasa. meski terlalu dini menebak apa yang terjadi tapi tidak ada salahnya kalo kau selidiki masalah itu." kata ki gambir.
ki jumiram diam sejenak mencerna ucapan ki gambir lalu mengangguk mengerti. "hmm. aku mengerti. jadi menurut mu ada seseorang yang berniat jahat pada para gadis di desa wates?" ucapnya.
"terlalu dini menduga seperti itu, tapi tidak ada salahnya kau selidiki masalah ini." kata ki gambir.
"baik." sahut ki jumiran. "kalo begitu kami mohon pamit." ucapnya undur diri.
"hmmm." gumam ki gambir mengangguk.
ki jumiran dan yang lain segera pergi keluar dari pondok ki gambir rekso.
"Engg.. engg.." suara erangan dari arah dipan setelah ki jumiran dan yang lain pergi.
ki gambir rekso buru buru mendekati anak kecil yang terbaring di atas dipan.
Tampak anak kecil yang terbaring di atas dipan sudah mulai siuman.
"anak. kau sudah siuman?" ucap ki gambir lembut.
Anak kecil itu membuka matanya memandang lurus ke depan meliat langit langit pondok lalu memandang ke sekeliling baru menatap orang tua yang duduk di samping dipan. "siapa kakek? dimana aku ini?" ucapnya bertanya dengan suara parau.
"ini di pondok ku. nama ku ki gambir rekso." ucap ki gambir lembut.
"ki gambir rekso?" kata anak kecil itu mengerutkan kening.
"benar." kata ki gambir tersenyum.
"kenapa aku bisa berada di sini?" tanya anak kecil itu pelan.
"beberapa hari yang lalu aku menemukan mu pingsan di lembah batu dan membawa mu kemari. memang apa yang terjadi pada mu sampe pingsan di lembah batu?" kata ki gambir.
Anak kecil di atas dipan diam sejenak sambil memejamkan mata mengingat ingat apa yang terjadi pada dirinya namun dia hanya ingat samar samar saja, malah dia merasakan pusing dan berkunang kunang matanya. "Aduh. kepala ku sakit." keluhnya seraya memegangi kepalanya.
"tenanglah. kau jangan terlalu banyak berpikir." kata ki gambir lembut, dia lalu membuat ramuan obat dan kemudian di minumkan pada anak kecil tersebut. "kau baru saja siuman dan tubuh mu masih lemah. sebaiknya kau istirahat saja biar lebih segar nanti." ucapnya penuh kelembutan.
"terima kasih kek. aku tidak apa apa, hanya kepala di bagian belakang agak sakit." kata anak kecil itu pelan.
"hmmm. kepala mu terbentur batu makanya sakit, tapi tidak apa apa karna aku sudah mengobati luka di kepala mu." kata ki gambir tersenyum.
"nama ku bagus sundali. terima kasih karna kakek telah menolong ku." kata anak kecil itu. "sama sama." kata ki gambir tersenyum lembut. "kau istirahatlah dulu, nanti kita ngobrol lagi." ucapnya.
"Emp." angguk anak kecil itu yang bernama bagus sundali, lalu dia mulai memejamkan matanya.
ki gambir meliat bagus sundali sejenak lalu beranjak kembali ke tempat dimana darma wangsa dan antoch berada.
"Maaf sudah membuat kalian menunggu." ucap ki gambir pelan.
"tidak apa apa ki. sebagai seorang tabib tentu aki pasti sibuk sekali." kata darma wangsa kalem.
ki gambir rekso manggut manggut pelan lalu menghela nafas panjang.
"Maaf ki. siapa anak itu? apa dia cucu aki?" tanya antoch.
ki gambir meliat antoch sejenak lalu beralih meliat anak kecil yang terbaring di dipan. "Aku tidak tahu siapa dan dari mana anak itu berasal, aku menemukan dia tergeletak pingsan di lembah batu selatan hutan lebat." ucapnya.
"hmm. jika di liat dari pakaian dan perawakan anak itu, dia seperti anak bangsawan kerajaan atau paling tidak anak seorang petinggi kadipaten." kata antoch.
"hmm. kau benar juga nakmaz. aku juga sempat berpikir begitu, mungkin dia adalah putra adipati jatinom yang mengalami musibah waktu lewat di hutan lebat." kata ki gambir.
"Adipati jatinom?" seru antoch terkejut.
"hm? ada apa nakmaz?" tanya ki gambir heran meliat antoch yang terkejut.
"Akh. tidak. tidak apa apa ki." kata antoch buru buru bersikap biasa.
"Owh." ucap ki gambir pelan.
"jika anak itu benar putra adipati jatinom, kenapa tidak kau antarkan ke istana kadipaten ki tapi malah kau bawa kesini?" tanya darma wangsa.
"Rencananya aku memang hendak membawa dia ke kadipaten jatinom tapi aku mendapat kabar kalo di kadipaten telah terjadi pemberontakan, seluruh keluarga dan orang orang adipati jatinom telah di tangkap jadi tidak mungkin membawa anak itu kesana." jawab ki gambir.
"owh begitu. hmm. masalah kerajaan memang slalu penuh tipu daya dan ribet, kasian anak itu." kata darma wangsa seperti orang bergumam.
"hmm. menurut ku biar anak itu tetap berada di tempat ini agar dia tidak menjadi sasaran orang orang yang memberontak, karna bisa saja pihak musuh berusaha mencari sisa dari keluarga sang adipati yang masih selamat." kata antoch.
"benar. aku sependapat dengan mu." seru darma wangsa.
"aku juga berpikir seperti itu. aku sengaja membawa anak itu kesini karna juga alasan itu." kata ki gambir.
"apa kau hendak mengambil anak itu menjadi murid mu ki?" tanya darma wangsa.
"hm." gumam ki gambir pelan mengangguk. "masalah kadipaten memang harus anak itu yang menyelesekan sendiri, mudah mudahan saja dia tetap tegar menghadapi musibah yang menimpa keluarganya." kata darma wangsa kalem.
"hmm. ki darma, kita sudah terlalu lama di tempat ini, mari kita lanjutkan lagi perjalanan kita." kata antoch seraya beranjak berdiri.
"Ya." sahut darma wangsa cepat juga ikut beranjak berdiri dari duduknya.
"ki gambir, maaf kami hendak melanjutkan perjalanan lagi. kami mohon pamit." kata antoch seraya menyoja hormat pada ki gambir.
"silakan !" kata ki gambir mengangguk pelan.
"permisi !" kata antoch dan darma wangsa segera keluar dari pondok ki gambir.
Antoch dan darma wangsa kembali melanjutkan perjalanan menuju barat.